when I meet you part 2

36 0 0
                                    

Entry 4 when I meet you part 2

Tak pernah terpikirkan oleh Zinnia kalau dia akan mengalami kejadian seperti yang terjadi di buku komik atau film yang suka ditontonnya

Tak pernah dia bayangkan dia akan ditodong, padahal dia baru saja pindah ke desa ini beberapa hari yang lalu, siapa sangka pedesaan lebih megerikan daripada kota besar

Saat ini tiga orang anak laki-laki yang berasal dari sekolah yang sama dengannya sedang berdiri mengelilinginya sambil memasang tampang licik, seorang  diantaranya botak, seorang lagi memakai plester dipipinya, dan seorang lagi memakai baju seragam yang kelonggaran

Zinnia tidak takut

Tidak

Ok mungkin sedikit takut, bagaimana tidak ketiga orang yang menodongnya itu berbadan lebih tinggi dari pada dirinya, ditambah Zinnia mempunyai penyakit asma yang lumayan gawat, yang tidak memungkinkan dirinya berkelahi, apalagi melawan tiga orang sekaligus

“Hei anak baru, kita lagi butuh uang” kata si Botak

“sebagai sesama teman harus saling membantu kan?” kata si pipi plester

“kita mau minta minjem uang” kata sibaju longgar

Kenapa mereka tahu kalau dia membawa uang banyak? Dan minjem apanya? Gak mungkin dikembalikan kan?

Lagipula uang ini untuk dia pakai membeli obat, Zinnia tidak bisa menyerahkannya, dia sudah berkata pada ibunya kalau dia akan membelinya sendiri

Secara tiba-tiba si botak menarik tas yang dipegang erat oleh Zinnia dan membuatnya terjatuh ketanah, Zinnia bisa merasakan lututnya berdarah

“gua liat dompetnya tebel tadi pagi” kata si botak membuka tas Zinnia dan mulai mencari dompetnya

“itu bukan..” kata-kata Zinnia teredan ketika si baju kelonggaran menarik kerah bajunya hingga memaksanya berdiri

“jangan cerewet” si baju kelonggaran berkata sambil mengangkat tangannya yang terkepal hendak memukul wajah Zinnia

Zinnia refleks mengangkat kedua tangannya untuk melindungi diri, tapi sebelum si baju kelonggaran sempat memukul wajah Zinnia, seseorang melemparnya dengan batu

“brengsek, siapa?!!” si Baju Kelongaran menengok kearah datangnya batu

“si anak Jepang” kata si Pipi Plester

Zinnia melihat anak yang melempar batu itu, tubuhnya lebih pendek sedikit dari Zinnia, kulitnya putih dan berambut hitam pendek, dia tidak menggunakan baju seragam, dan anak itu memang tampak seperti orang Jepang

“tiga orang lawan satu, kalian memang banci” kata Anak Jepang itu

“sialan jangan ikut campur!!” si Kepala Botak maju menghampiri anak Jepang itu dan menarik kerah bajunya, tapi sebelum si Kepala Botak bisa berbuat yang lain si Anak Jepang sudah menghajar hidungnya hingga dia terpental

“berengsek, tangan gua sakit gara-gara lu” protes si Anak Jepang itu, si Kepala Botak tidak bisa membalasnya karena saat ini dia sedang meringkuk karena hidungnya kesakitan

Kemudian si Pipi Plester yang berdiri disamping Zinnia menyerang anak Jepang itu, tetapi dia pun tidak sempat berbuat apa-apa ketika si Anak  Jepang itu menendang selangkangannya

Si Baju Kelonggaran menjadi ketakutan, badannya memang lebih besar dari si anak Jepang atau Zinnia, tapi dia tahu kalau dia menyerang anak itu dialah yang terluka, terutama karena anak itu sepertinya tidak takut apapun

Si Baju Kelonggaran menarik si Pipi Plester yang masih kesakitan dan si botak yang hidungnya mulai berdarah menjauhi Zinnia dan anak itu dan lari meninggalkan meninggalkan mereka

Zinnia's DiaryTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon