Zinnia’s Diary
Entry 6
I will keep you
Nikko terpana melihat bagaimana wajah gadis yang bernama Nani itu berubah seketika, sesaat dia tertawa-tawa bersama Zinnia sesaat kemudian ketika dia melihat Nikko wajahnya langsung berubah menjadi marah
“ngapain cewek ini ada disini?” tanyanya dengan nada bicara yang tajam, matanya yang berkilat-kilat memandang lurus ke mata Nikko yang kaget
Nikko tidak bisa berkata apa-apa
“jaga bicara kamu” Zinnia memperingatkan
Nani melirik Zinnia dengan kesal “kamu selalu saja membela dia” lalu dia kembali menatap Nikko “lebih baik kamu balik saja lagi ke tempat asalmu”
“Nani, jaga mulut kamu”
Nani sekali lagi memandang Zinnia dengan kesal, tapi kemudian dia membalikan badannya pergi tanpa berkata apa-apa lagi
Setelah kepergian Nani yang sama mendadaknya seperti kemunculannya barulah Nikko berani berbicara walau dengan suara yang lirih
“watashi no koto kirai janai ka na?”
Zinnia menaikan sebelah alisnya
“sorry, maksudku apakah....is she hate me?” Nikko memainkan jari jemarinya dengan gugup
Zinnia menggeleng “menurutku kalian berdua sebenarnya saling menyukai, dulu kalian bisa dibilang rival sekaligus teman dekat”
“maksud kamu?”
Zinnia menyunggingkan senyum sebelahnya sambil memandang ke arah perginya Nani
“ayo kita ke Taman Ashby, entah kenapa aku rasa bakalan hujan sebentar lagi” Zinna menarik tangan Nikko dan menggandengnya dengan santai, membuat kuping Nikko memerah, tapi sepertinya Zinnia tidak menyadari hal itu
“kalian dulu bersaing dalam hal prestasi di sekolah, kamu punya bakat yang tidak dimiliki Nani, dia punya bakat yang tidak dimiliki olehmu, walaupun begitu pada saat-saat tertentu kalian selalu bersama”
“contohnya?” tanya Nikko berharap Zinnia tidak menyadari sekarang rona merah sudah merayap sampai ke lehernya
“ke toilet bareng misalnya” Zinnia tertawa kecil “kamu satu-satunya teman Nani yang perempuan, karena dia dulu jutek” mereka berjalan keluar gerbang meninggalkan SMP Gunung Jati dan berjalan menuju Taman Ashby yang letaknya tidak jauh dari sana
“jutek?”
“maksudnya suka berkata-kata tajam”
“apa bakatku dulu?”
“menulis, dan menggambar, kamu juga jago olah raga” Zinnia tersenyum lagi sambil mengingatnya “sedangkan dia sama sekali gak bisa menggambar apalagi mengarang, walaupun begitu dia sangat suka belajar, makanya dia jadi guru sekarang”
Nikko mengangguk, pantas saja Nani ada di sekolah mereka dulu, karena sekarang dia menjadi pengajar di sana
“kalian sepertinya dekat” kata Nikko sambil lalu
“kami kan sepupu” jawab Zinnia singkat, dia akhirnya menengokan wajahnya menatap Nikko yang berjalan disebelahnya, untung saja wajah Nikko saat ini sudah tidak lagi merah
Zinnia lagi-lagi menyunggingkan senyum sebelahnya “ada satu hal yang mau aku tanyakan padamu, tapi itu bisa menunggu, sekarang ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu”
“soal apa?”
......
“kamu menyuruh Nikko kerja di Taman Ashby?” tanya Bu Emma, ketika mereka bertiga sedang berkumpul di ruang tamu untuk makan malam, Ibu Emma sedang membawakan makanan dari dapur ketika Zinnia dan Nikko baru saja pulang dan menyampaikan berita itu
BINABASA MO ANG
Zinnia's Diary
Teen FictionZinnia dan Nikko berjanji akan selalu bersama, tapi dua belas tahun kemudian Nikko melupakannya