Kunjungan Rumah

2.8K 166 5
                                    

Alexa merasa sangat gugup. Bagaimana tidak? Ratiel ingin untuk mengunjungi Rumah atau bisa disebut Istananya.

Alexa jalan mondar-mandir di taman. Pikirannya tak bisa diam. Pipinya menghangat. Alexa kali ini tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pipinya ini.

Ratiel memintanya menunggu ditaman karena Ratiel ingin ketoilet. Entah apa yang akan dilakukannya.

Alexa terus menenangkan pikirannya. Dia ketakutan jika Ratiel melakukan hal yang aneh-aneh kepada ia dan Ibunya. Alexa masih tak bisa membayangkan apa yang terjadi nanti.

Alexa akhirnya memilih duduk di bangku taman yang tadi pagi diduduki. Alexa masih gelisah. Dia terus melihat pahanya yang terbalut rok pendek.

Alexa memejamkan matanya. Dia berusaha menikmati hembusan angin. Alexa harap, angin-angin itu dapat menenangkan pikirannya yang sedang kacau.

"Hai!" Sapa seseorang. Dari suara Alexa dapat menebak dia adalah seorang perempuan.

Alexa membuka matanya. Tampak Rei sedang tersenyum manis kepadanya

"Kau belum pulang?" Tanya Rei sambil duduk di sebelah Alexa.

"Iya, tentu saja belum." Jawab Alexa cepat.

Rei makin tersenyum manis. "Hihihi! Kau memang sangat dingin! Karenamu, Dan marah-marah padaku tadi!"

"Marah?"

Rei mengangguk. Rei mulai memainkan kakinya. Rei menatapnya dengan tatapan sendu. "Semenjak kamu disini, dia lebih emosional. Bahkan kemarin dia membentakku."

"Ma.maaf.." ujar Alexa dengan perasaaan bersalah.

Mata Rei sudah berkaca-kaca. "Padahal dia dulu sangat perhatian. Bahkan dia sering mengantarkanku pulang."

"Tapi sekarang dia lain. Dia tampak sudah membenciku. Padahal dulu kita sahabat dari kecil." Lanjut Rei. Dia menundukan kepalanya.

"Kau tahu, Alexa?"

"Aku menyukai Dan." Kini air mata Rei tak tertahan lagi. Dia menutupi kepalanya dengan tangannya.

Alexa merasa bersalah. Dia merasa bersalah telah mengubah Dan. Dan seakan-akan Alexa telah merebut Dan dari Rei. Juga seperti memutus tali persahabat mereka.

Alexa memeluk Rei. Dia tak peduli tentang suhu tubuhnya yang mungkin membuat Rei kedinginan . Tapi dia merasa tersentuh mendengar pernyataan Rei. Alexa mengelus-elus punggung Rei.

"Kau tahu? Orang yang baru dikenal tidak dapat dipercaya sepenuhnya?" Tanya Alexa.

Rei melepaskan diri dari pelukan dingin Alexa. "Maksudnya?"

"Kau telah memberitahukan salah satu rahasia besarmu, Rei!" Lanjut Alexa.

"Apa? Apa yang? Ohh, tidak!" Rei menyadari arti kata-kata Alexa.

"Tolonglah.. jangan beritahu siapapun! Apalagi Dan!" Kata Rei dengan ekspresi memelas.

Alexa tertawa kecil. "Tak akan. Aku berjanji!"

Rei tertegun. Melihat Alexa tersenyum dan tertawa seperti itu membuatnya terpesona. Dia dapat memaklumi Jika Dan menyukai Alexa. Tidak biasanya Alexa tertawa seperti itu. Padahal biasanya dia selalu dingin dan memiliki waja tanpa ekspresi.

"Terima kasih!" Jawab Rei sambil memeluk Alexa.

Sejenak dia langsung melepaskan pelukannya. Dia lupa bila Alexa memiliki suhu tubuh yang sangat dingin.

"Kenapa? Dingin, ya?" Tanya Alexa.

Rei mengangguk. "Iya. Sangat dingin! Kenapa suhu badanmu sangat dingin, Alexa?"

Vampire School DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang