Surat Ratiel

3.5K 220 8
                                    

Alexa tertunduk dengan pipi pucatnya yang menjadi merah. Tiba-tiba kemudian, dia langsung mengacungkan kembali belatinya.

"Jangan harap ku terbuai dengan rayuanmu!" Seru Alexa sambil terus mendekatkan belatinya ke arah Ratiel.

Ratiel tertawa kecil. "Hahaha. Jangan khawatir, Alexa. Sudahlah, mari masuk kekelas. Bel hampir berbunyi."

Alexa melihat Ratiel terus berjalan dan hingga dia berbelok ke lorong lain. Alexa meraba pipinya. Pipinya panas.

_____

"Alexa. Kau payah sekali! Dia hanya ingin menjatuhkan mentalmu! Hhh.. kau payah sekali!" Seru Alexa sambil menghadap kekaca kamar mandi.

"Ah, Alexa! Sedang apa kah disini?" Tanya Rei sambil menepuk pundak Alexa yang terdiam didepan Cermin. Tapi sejurus kemudian, Rei menarik kembali tangannya dengan Cepat.

Bukan tanpa sebab. Tapi walau terlapisi pakaian seragam klasik yang berlapis-lapis, terasa sekali dinginnya. 'Astaga! Dingin sekali pundaknya!'

"Hai juga, Rei." Jawab Alexa sambil menyeka poninya yang menutupi wajahnya.

"Ada apa? Apa kamu sakit? Badanmu dingin sekali! Apa yang terjadi? Mengapa kau terlihat begitu gelisah?" Tanya Rei khawatir.

Alexa menyerngitkan Dahi. "Apa aku harus jawab semuanya?"

"Ck.. ck..ck... Tentu saja, dong!" Serunya sambil berkacak lidah.

"Oke. Tidak ada apa-apa. Aku tidak sakit. Yang terjadi dan membuatku gelisah adalah Ratiel!" Jawab Alexa kesal sekaligus malu akibat rayuan Ratiel.

"Ratiel? Siapa itu?" Tanga Rei bingung.

"Kamu tidak tahu? Dia yang duduk paling belakang dipojok kanan!" Lanjut Alexa.

Rei mengingat-ingat. "Ohhh!!! Anak yang berambut kecoklatan itu! Ada apa dengannya? Setahuku dia anak yang pendiam! Ya... dan juga aneh! Masa ada manusia berwarna mata emas seperti itu?"

"Aneh?" Alexa merasa tersindir. Sejauh ini, belum ada manusia yang memiliki warna mata berwarna merah.

"Ya.. tentu saja! Sejujurnya hal yang sama terjadi juga denganmu! Kulitmu dan kulitnya sama sama sebegitu pucatnya! ! Well, memang kamu lebih pucat. Tapi mana ada manusia berkulit seputih pucat seperti kalian? Matamu juga! Matamu merah! Apa kamu memakai kontak Lensa?" Jawab Rei dengan jujur.

Alexa kebingungan. "Apa itu kontak lensa?"

"Astaga Alexa... kontak Lensa itu bisa memberi warna iris mata kita. Warnanya tidak permanen, sih. Jadi itu seperti lensa mata buatan untuk dipakai sehari-hari lah! Biasanya orang yang memerlukan tetapi tidak ingin memakai kacamata memakainya untuk memperjelas kacamata mereka! Tapi selain itu, bisa juga hanga untuk bergaya. Yahh... untuk memberi warna pada mata gitu, lho. Seperti biru, ungu, pink, abu-abu dan bisa juga merah sepertimu!" Jelas Rei panjang lebar.

"Tidak. Aku tidak memakai benda seperti itu. Mata berwarna merah menandakan keturunan Vampir bangsawan murni seperti keluarggaku." Jawab Alexa.

"Vampir?"

Kringg!!!

"Ah, sial! Baiklah. Mari kita kekelas!"

_____

Alexa baru saja ingin duduk di kursinya. Rei yang duduk di dua kursi didepannya sudah duduk sedari tadi. Ketika dia akan menduduki kursinya, tiba-tiba dia merasa menduduki sesuatu.

Krusak!

Mendengar itu Alexa langsung berdiri. Dia menengok kesekeliling, tidak ada yang menghiraukannya. Dia melihat kursinya. Ada kertas diatas kursinya. Ternyata itu benda yang membuat suara berisik tadi. Alexa mengambil dan memperhatikan kertas itu baik-baik.

Pada awalnya, tidak ada yang menarik dari kertas itu. Hanya kertas kosong. Namun, ketika dibalik, kertas itu memiliki tulisan kecil. Untung mata setajam vampir murni seperti Alexa dapat melihatnya.

Untuk Alexa

Selamat datang disekolah ini! Ku tahu ini keputusan yang sulit untuk menerima kau akan bersekolah disini. Tetapi, untuk vampir sehebat dan setangguh kau, apasih yang tidak bisa? Hahaha. Tapi semoga kau dapat menikmati bersekolah di sekolah ini.

Aku ingin meminta maaf untuk semua ulahku dimasa lalu. Kau tahu? Sebenarnya semenjak aku berumur 799 tahun, aku sudah mulai menyadari kau adalah vampir yang hebat. Kau tangguh, kau berbeda, kau lebih keren daripada yang kukira dulu.

Kau ternyata tidak akan membunuhku walau sudah berkali-kali aku dan ayahku hampir menewaskanmu. Bahkan mungkin ayahmu akan benci sekali jika tahu kau disekolahkan disekolah yang sama dengan vampir sejahat diriku dan ayahku.

Sewaktu kau bertarung denganku ketika umurmu masih 652 tahun, dan aku berumur 799 tahun. Aku sangat merasa benci padamu, tetapi ketika kita mulai bertarung, aku melihat ketangguhanmu, kejelianmu, ketangkasanmu menghindari serangan ku. Dan ketika kamu melakukan serangan andalanmu, aku sudah sangat terpojok. Bayangkan! Aku tertidur dan kau duduk disebelahku dan kau bisa menusuk dadaku kapan saja! Tapi kau tidak melakukan itu, kau melepaskanku dan membuat ku tetap hidup sampai sekarang. Kuucapkan terimakasih banyak atas kejadian beratus-ratus tahun yang lalu.

Semenjak itu, aku mulai suka berkunjung ke istanamu diam-diam. Melihatmu duduk dihamparan bunga sambil membaca buku, melihatmu memelihara kuda ponimu dan yang paling aku suka adalah, ketika melihatmu tersenyum lebar apalagi tertawa.

Yah.. semenjak pertarungan itu aku mulai menyukaimu. Walau bahkan energimu dan energi bertolak belakang, tetapi semakin lama aku makin menyukaimu. Tetapi, aneh sekali ketika aku berkunjung kau tidak pernah menyadari kehadiranku. Walau itu tanda bagus. Aku ingin kau membuatku teringat kenangan beberapa ratus tahun yang lalu. Yaitu. Ketika aku mulai menyukaimu.

Oke.. selamat ulang tahun Alexa! Semoga kau makin tangguh dan juga makin cantik.

Salam...

.-./.-/-/.././.-..

Pipi Alexa memerah melihat surat itu. Tetapi dia juga bingung melihat tulisan kecil dibawahnya. Tulisan macam apa itu? Alexa memang yakin itu Ratiel. Tetapi bisa saja itu orang lain.

"Hai Dan. Apa kau bisa membantuku membaca tulisan ini?" Tanya Alexa sambil menyodorkan kertas itu. Sebagian dari kertas itu dia lipat agar yang terlihat hanya tulisan kecil itu.

" Oh! Ini adalah sandi!" Seru Dan sambil menjentikan jari.

"Sandi?"

"Iya! Ini sandi yang akan diajarkan kalau kau ikut ekstrakulikuler kepanduan! Sayang aku tidak bisa membacanya. Namun mungkin Georgia bisa!" Lanjut Dan sambil menunjukan gadis yang duduk disebelah kanan mereka.

Alexa menatap gadis itu. Gadis itu cantik. Lalu Alexa mengetahui darah Georgia manis.

"Apa tadi ada yang memanggilku?" Tanya Georgia bingung.

Dan mengangguk. "Iya. Ini, Alexa ingin memintamu untuk memecahkan sandi ini!"

"Ini sandi Morse! Sandi ini dasar dari banyak sandi! Sandi ini ditemukan oleh Samuel B. Morse. Mari sini ku bantu!" Seru Georgia semangat ketika melihat kertas Alexa.

"Titik strip titik itu.... R! R - A - T -I - E - L. Ratiel! Kau dapat surat dari Ratiel! Apa ini surat cinta?" Tanya Georgia histeris. Sepertinya Georgia adalah murid yang menyukai hal seperti ini.

"Ah.. tidak kok. Ini hanya surat biasa...

Pipi Alexa makin memerah.

____

Happy wednesday!! Semoga menjadi hari yang menyenangkan! Vote dan Komen di tunggu ya! Selamat membaca!a

Vampire School DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang