Jati diri Ratiel

2.6K 160 18
                                    

Ratiel dan Alexa asyik mengadu pedangnya. Bunyi berisik antara dua pedang yang saling menyentuh memenuhi ruangan Latihan di Istana Alexa.

"Kenapa.. kau muak dengan Georgia?" Tanya Alexa disela-sela memainkan pedangnya.

Tetapi Ratiel tidak menjawab. Dia tetap fokus dengan pedang yang sedang dimainkannya. Alexa jug memilih bungkam daripada bertanya lebih lanjut tentang Georgia.

Menurut Alexa, Georgia adalah gadis yang manis. Selain itu, Alexa sering melihat wajah Georgia Dimana-mana. Berarti dia populerkan? Banyak orang yang memuji-muji Georgia. Juga Georgia sering membantu teman-temannya yang kesusahan. Untuk Alexa dan Ratiel, dan misalkan ada vampir lain disekolah, Georgia memiliki aroma darah yang manis. Bahkan sangat manis. Karena itu, Alexa betah duduk disamping Georgia. Tetapi, mengapa Ratiel muak dengannya? Bagaimana Ratiel bisa kesal apalagi benci pada gadis yang baik dan menyenangkab itu? Alexa tak habis fikir

"Argh!!" Karena terlalu asyik memainkan pedang sambil melamun, tak sadar Alexa membuat tangan Ratiel terkena pedang Alexa. Terdapat luka sobek pada lengan bawah Ratiel.

"Kenapa kau bermain begitu Serius? Aku sampai kewalahan dan akhirnya begini!" Gerutu Ratiel sambil melihat lengannya yang terluka.

"Ayo cuci lukanya." Ajak Alexa mengingat penyembuhan cepat milik Ratiel sedang tidak berguna.

Mereka berjalan pelan dengan saling diam. Ratiel masih mengamati lukanya sementara Alexa masih penasaran.

"Kamu ke kamar mandi dulu saja. Aku mau bertemu ibuku!" Kata Alexa ketika sudah ada didepan Kamar Mandi. Setelah Ratiel mengangguk-angguk barulah Alexa berjalan kembali.

Alexa memerhatikan Lantai. Tidak ada yang spesial dari lantai marmer berwarna putih keemasan itu. Hanya saja dia masih sangat penasaran. Ratiel bahkan jadi hanya berbicara sedikit. Ada apa dengan Ratiel dan Georgia?

Ketika Alexa sudah ada didepan kamar ibunya. Alexa mengetuk pintu. "Ini aku, Alexa!"

"Masuk!" Sahut Ibunya dari dalam ruangan.

Ketika Alexa masuk kedalam ruangan, Alexa mendapati Ibunya sedang melihat-lihat kertas yang tidak jelas isinya tersebut. Disebelah kertas itu terdapat segelas darah yang sepertinya darah manusia.

"Ibu sedang apa?" Tanya Alexa sambil mendekati ibunya.

Ibunya hanya menengok sebentar lalu kembali melihat-lihat kertas itu. "Ibu mau membeli rumah."

Alexa kaget. "Untuk apa? Bahkan Istana ini sudah nyaman untuk kita."

"Mau mengikuti perkembangan Jaman, Alexa Sayang!"

Alexa meninggalkan Ibunya di kamar sendirian. Alexa kurang suka dengan ide-ide gila ibunya yang semakin mengingatkan Alexa dengan Ayahnya.

Jika kalian beranggapan Alexa tidak mengingat atau merindukan ayahnya, kalian salah besar! Alexa rindu pada ayahnya. Bahkan SANGAT rindu pada Ayahnya.

Dia segera menuju kamar mandi tempat Ratiel mencuci lukanya. Alexa lupa tujuannya untuk mendatangi Ibunya. Yaitu meminta satu gelas darah manusia untuk Ratiel.

Sementara itu, Ratiel sedang mencuci lukanya dengan air dikamar mandi. Dia mencuci lukanya sambil meringis kesakitan. Sudah tadi ditampar, lalu ditusuk pedang pula. Itu yang membuat Ratiel sedikit menyesal datang ke Istana Alexa yang mendatangkan kesakitan.

Setelah memastikan darahnya sudah tidak banyak yang menetes. Dia mematikan keran yang sedari tadi menyala deras untuk mengairi lukanya. Di lantai kamar mandi masih ada air yang bergenang bercampur dengan darahnya.

Vampire School DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang