DISEBUAH RUANGAN YANG REMANG-REMANG, SEKELOMPOK ORANG BERTUDUNG HITAM BERKUMPUL.
Ada sekitar enam orang yang berkumpul disana, dua pria dan tiga wanita. Semuanya terlihat sibuk membicarakan suatu hal.
Salah satu diantara mereka berdeham, lalu berkata
"Jadi bagaimana pendapat kalian tentang anggota kali ini?"
"Menurutku mereka semua sudah bagus, tapi aku hanya bingung akan satu hal." ucap pria satunya yang matanya berpupil abu-abu
"Hal tentang apa?"
"Apa menurutmu tak apa-apa jika Budi tak memiliki partner?"
Pria satunya tersenyum lalu tertawa terbahak-bahak. Membuat yang lain heran melihatnya.
"Tenang saja Rudi," ucapnya dengan nada geli "Budi bukannya tidak memiliki partner tapi belum mendapatkannya, itu saja!"
"Oke aku paham Nero," ucap pria yang bernama Rudi tadi.
Salah satu wanita dengan rambut pendek sebahu mengangkat tangannya
"Nero, apa tidak apa-apa kalau Kirana masih mengingat kejadian itu? Aku yakin dia pasti trauma berat."
Nero mengelus dagunya "Kau benar Rika, aku khawatir soal itu. Tapi aku yakin, Ren pasti bisa menjaga gadis itu. Dia termasuk orang yang mentalnya kuat."
"Omong-omong, mana Erick dan Andika? Mereka lama sekali!" gerutu Rudi
Nero nyengir lebar "Nah, kalau ini sih aku yakin mereka pasti telat lagi!"
+++++
Ren berusaha sekuat tenaga untuk membuka matanya dan cahaya lampu yang kuat adalah hal pertama yang dilihatnya.
Bau obat dan cairan kimia lainnya menusuk penciumannya. Langit-langit yang putih serta tirai berwarna biru membuat dirinya yakin dia tak berada di markas.
"Wah, dia sudah siuman!"
Ren menoleh ke asal suara dan (lagi-lagi) mendapati Erick yang tersenyum dan seorang pria yang duduk disebelahnya.
"Lagi-lagi kau ya?" Ucap Ren sambil menatap Erick yang dibalas cengiran oleh pria itu.
Ren mencoba mengangkat tubuhnya, rasa sakit langsung mendera dari ujung rambut hingga ujung kaki. Cuma sekilas, tapi menyakitkan.
"Sialan..." ucap Ren, pelan.
"Sebaiknya jangan bergerak, atau lukamu akan terbuka."
Ren menoleh ke asal suara. Seorang pria yang seumuran dengan Erick, tengah menatapnya. Matanya yang berpupil merah darah membuatnya terlihat unik sekaligus menyeramkan.
"Maaf, kau siapa?" Tanya Ren
"Bukannya kita pernah bertemu, Ren?"
Ren menatap pria itu lalu berpikir sejenak.
"Lapangan tenis, ingat?" jelas si pria
"Tunggu, kamu kan pria yang waktu itu?" tanya Ren dengan nada kaget.
+++++
Erick menatap Ren dan temannya itu dengan ekspresi heran. Dia tak menyangka jika keduanya pernah bertemu sebelumnya.
"Kalian pernah bertemu?" tanya Erick.
Ren mengangguk. "Beberapa tahun lalu, kau akan tahu sendiri nantinya Erick."
Erick mendengus "jadi aku disuruh cari sendiri?!" ucapnya sambil mengerang marah "Kau tidak akan pernah tahu susahnya bertanya dengan orang seperti dia Ren!" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wicked Games (END)
Action(Underground Bullet Case:03) Berawal dari liburan gratis yang didapatkan Budi dari undian, Ren dan Kirana terjebak dalam permainan yang melibatkan nyawa seluruh warga kota Banjarmasin. Permainan yang akan diawali dengan lemparan sebuah dadu.... (Nov...