PERMAINAN YANG BELUM PERNAH DISELESAIKAN

1K 154 33
                                    

KEESOKAN HARINYA, DI MARKAS KEPOLISIAN JAKARTA PUSAT.

Erick dan James yang sedang sarapan pagi di ruangan, dikejutkan oleh Andi dan Roy yang muncul di ambang pintu sambil memakai masker gas.

Erick tergelak saat melihat wajah keduanya "hei, kalian mau main film Chernobyl Diaries?"

Roy menggeleng dan melepas masker gasnya "kita ditugaskan untuk pergi ke Banjarmasin. Ada kasus penting disana."

"Ada apa memangnya?" Tanya James sambil menimang masker gas itu.

"Sebuah virus berbahaya dikirim ke salah satu hotel terkemuka di kota itu," ucap Andi "dan sialnya presiden ada disana dalam rangka kunjungan daerah."

"Hah?!" Teriak Erick dan James, bersamaan.

"Apa beliau sudah terkena virus itu?" Tanya Erick

"Masih belum diketahui, yang jelas kita ditugaskan pergi kesana."

"Horee liburan!!!!!" Teriak Andi, senang.

"Liburan dari Hongkong! Cepat siapkan pakaian dan alat lainnya! Kapan kita berangkat Roy?" Sahut Erick

"Hari ini juga, secepatnya."

÷÷÷÷÷

Ren dan Kirana memperlihatkan dadu hitam itu pada Simon dan Aqua. Keduanya mengernyit heran

"Baru kali ini aku melihat dadu hitam seperti ini." Komentar Simon

"Aku merasakan kejahatan dari dalam dadu ini." Ucap Aqua

"Benarkah?" Tanya Kirana

"Aqua adalah Healer, dia peka terhadap emosi manusia yang terkandung dalam benda." Ucap Ren

"Oohh begitu." Kirana menganggukkan kepalanya.

"Omong-omong, boleh aku lihat surat yang kalian terima itu?" Tanya Simon

Ren mengangguk lalu memberikan surat yang diterima mereka

÷÷÷÷÷

Dear Underground Bullet,

Jika kalian membaca surat ini, otomatis kalian sudah terseret ke dalam sebuah permainan yang sedang dibuat yaitu "The Wicked Games". Dalam permainan ini, kalian akan ditantang untuk menyelesaikan kasus-kasus yang akan terjadi. Dengan catatan, hanya kasus yang memiliki tanda dadu hitam seperti dadu yang kalian miliki.

Jika kalian berhasil, kalian akan selamat dan bisa pulang dengan utuh.

Tapi jika kalian gagal, kota ini akan hancur.

Waktu kalian hanya tiga hari untuk menyelesaikan semua kasus. Selamat bersenang-senang!

Nb: Sejak 15 tahun yang lalu, belum pernah ada yang berhasil menyelesaikan permainan ini.

Salam,

W.R

÷÷÷÷÷

Simon meneguk ludah, keringat mengalir dari keningnya

"Kalian benar-benar terlibat dalam kasus yang sama sekali tidak sepele." Komentarnya

Ren mengangguk dengan lesu "yah, begitulah."

Kirana dan Aqua hanya menghela nafas. Kemudian mereka diam. Paham betapa beratnya beban yang sedang ditanggung.

Di tengah kesunyian yang tercipta, pintu kamar Ren terbuka menampakkan seorang pria dengan rambut hitam dan bermata biru sedang memanggul tas hitam

"Rio?!" Teriak Simon, kaget "kapan kau datang?"

"Baru saja, siapa mereka Simon?"

"Teman-temanku, kakak baru dari mana?"

"Biasa, misi." Ucap Rio, santai. Dia berjalan mendekat dengan keempat remaja itu

"Benda apa itu?" Tanyanya sambil menunjuk dadu hitam yang dipegang Ren

"Dadu," jawab Ren "Hanya dadu biasa.

Rio mengambil dadu itu dan memutar-mutarnya "kalian sudah dengar berita terbaru?"

"Berita apa?" Tanya Kirana

"Soal paket virus mematikan yang datang ke hotel Golden Tulip."

"Eh? Aku belum dengar, memangnya kenapa?" Sahut Ren

"Hotel itu juga dikirimi dadu seperti ini."

Ren langsung mengambil tas hitamnya dan mengeluarkan dua buah topeng gas. Sontak, Kirana dan yang lain membelalak

"Kapan kau membawa benda itu?!" Teriak Kirana

"Aku sudah bersiap-siap kalau terjadi sesuatu, Kirana ambil ini." Balas Ren sambil melemparkan sebuah pulpen berwarna hitam

"Pulpen? Kita melawan virus itu dengan pulpen?!"

Ren menepuk keningnya dengan frustasi "pulpen itu untuk mengidentifikasi virus! Tekan tombolnya dan dia akan menganalisis jenis virus itu."

"Oohhh" sahut Kirana

"Kalian mau menyerbu masuk ke dalam hotel? Pengamanannya super ketat loh. Polisi sudah berjaga mulai kemarin, bahkan ada yang didatangkan dari Jakarta." Ucap Rio

Ren membelalak "Eh? Jakarta?!"

÷÷÷÷÷

Roni dan Elena baru saja menyelesaikan misi mereka. Saat ini, keduanya tengah berjalan di lorong UG(UnderGround) nomor 11 sambil sibuk mengobrol.

Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel yang nyaring. Roni memeriksa ponselnya dan melihat nomor kontak yang menelepon.

"Budi?" Gumam Roni, heran

"Angkat dulu, protesnya belakangan." Ucap Elena sambil tersenyum

Roni menghela nafas panjang dan mengangkat telepon tersebut

"Budi? Ada apa?"

Terdengar suara rintihan dari arah telepon, membuat Roni mengernyitkan kening dalam-dalam.

"Hei! Bud, ada apa?"

Beberapa detik kemudian terdengar suara Budi

"Roni....cepat...ke markas. Aku butuh....bantuanmu."

"Apa yang terjadi?!" Tanya Elena, melihat wajah Roni yang memucat. Tangan pemuda itu terkepal erat dan menarik lengan Elena hingga gadis itu nyaris terbang.

"Kita harus cepat ke markas!" Serunya sambil berlari, tak peduli lagi dengan lumpur dan lumut yang tersangkut di sepatunya.

÷÷÷÷÷

TO BE CONTINUED....

Lanjut? Vote dan komennya aku tunggu! :)



The Wicked Games (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang