Abyan menghebuskan asap rokok di udara saat tiba-tiba Donny bereaksi heboh.
"Man! Ada cewek bening banget nih, beeuuh beneran bening ini mah!" Mata Donny tak berkedip melihat Zahra yang sedang berdiri di depan Yola.
Gilang mengikuti arah pandang Donny. "Mana?" Gilang masih mencari-cari cewek yang dimaksud Donny.
"Itu broo, yang lagi berdiri." Donny masih belum memalingkan pandangan matanya tanpa berkedip sama sekali. Abyan lebih terlihat cuek. Ia sama sekali tidak tertarik untuk melihat cewek yang dimaksud oleh Donny. Ia hanya meneguk habis kopi susu miliknya.
"Eh eh, dia jalan tuh." Donny menjadi salah tingkah.
"Lo ngeliat cewek yang mana sih?" Fajar menggaruk-garuk kepalanya sambil menyusuri pandangan ke seluruh isi kantin.
"Mampus gue, kayaknya dia jalan ke sini. Duh, rambut gue udah oke belum?" Donny menyisir rambutnya dengan jari-jarinya sendiri.
Tepat tidak lama kemudian, meja mereka di hampiri oleh Zahra. Tidak ada raut wajah marah yang diperlihatkan Zahra. Ia terus memberikan senyumannya karena ia menganut paham, senyum adalah ibadah.
"Eh, ada neng cantik. Assalamualaikum." Donny langsung tersenyum manis sambil mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam." Zahra menjawab sambil tersenyum.
Gilang dan Fajar saling bertukar pandang satu sama lain. Di dalam benaknya mereka bertanya-tanya untuk apa cewek berkerudung itu datang menghampirinya.
Di sepanjang sejarah, tidak ada cewek yang berani menghampiri mereka terlebih dahulu. Sudah pasti cewek-cewek takut digoda oleh mereka. Namun, cewek berkerudung ini dengan percaya diri langsung menghampiri mereka.
"Ada urusan apa lo?" Fajar bertanya kasar.
"Maaf mengganggu, hmm itu mas rokoknya boleh tolong dimatikan?" Zahra pelan-pelan mengutarakan maksudnya sambil menunjuk rokok yang masih menyala.
"Apa urusannya sama lo?" Kali ini Gilang yang merespon.
"Maaf mas sekali lagi. Tapi yang ada di ruangan ini bukan cuma mas-mas aja. Banyak loh yang ada di ruangan ini. Kebetulan saya alergi sama asap rokok. Boleh tolong dimatikan?" Zahra berbicara dengan lemah lembut, hingga Donny yang ada di sampingnya hanya diam membisu sambil memandang wajahnya.
Abyan yang sejak tadi fokus pada rokok yang terselip di tangannya, tiba-tiba menoleh ke sumber suara yang sejak tadi meminta mereka untuk mematikan rokoknya.
"Ya lo aja yang keluar dari ruangan ini. Siapa suruh punya alergi asap rokok. Hahaha, ya gak bro?" Gilang tertawa sambil menghembuskan asap rokoknya di udara.
"Yoi hahaha." Fajar juga ikut-ikutan menghembuskan asap rokoknya.
Abyan memperhatikan Zahra dengan memincingkan matanya.
"Uhuukk.. Uhuuukk." Zahra terbatuk-batuk ketika menghirup asap rokok. Ia menutup hidungnya rapat-rapat.
"Hahaha manja banget sih gini doang batuk." Fajar tertawa.
"Uhuk, Uhuk Uhukk." Zahra masih terbatuk-batuk karena tidak bisa bernapas.
Abyan langsung mematikan rokoknya di atas sebuah piring kecil yang tadinya berfungsi sebagai tatakan gelas kopi susunya.
"Man! Tumben udahan ngerokoknya?" Gilang berkomentar sambil menghisap dalam-dalam batang rokok di tangannya.
Abyan langsung merebut paksa rokok di tangan Gilang dan juga Fajar. "Lo denger nggak kalo dia alergi?" Abyan mematikan rokok tersebut di tempat yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra & Abyan
Spiritual(Uncompleted story) PUBLISHED Warning! Cerita di Privat karena mirror web, harap follow terlebih dahulu untuk membaca :) "Aku nggak pacaran." "Kenapa? Masih belum move on dari mantan?" Zahra tersenyum, lalu menggeleng lagi. "Nggak boleh pacaran...