7

8.4K 441 3
                                    

"e.euhh.."aku melenguh mencoba membuka membuka kedua mataku.Aku masih merasakan rasa pening yang menerjang kepalaku hingga aku harus beberapa kali mengerjapkan mataku.

Aku melihat sekeliling dan hal pertama yang kusadari adalah aku masih berada di ruangan rumah sakit dengan tanganku yang terdapat selang infuse dan disini tidak ada orang sama sekali.Saat aku sudah sadar secara penuh,aku kembali mengingat anakku,Azka yang dibawa oleh Daniel.Hal pertama yang ku lakukan adalah mencari keberadaan anakku.

"AZKAA,DIMANA AZKAKU?KEMBALIKAN AZKAKKU!"teriakku yang menggema diruangan sambil mencoba turun dari ranjang dan melepas infuseku.

Tak lama kemudian Mrs Ane masuk ke dalam ruangan lalu mencoba menenangkanku yang masih histeris.Aku yang bingung harus melakukan apa agar Azka kembali hanya bisa menangis dan meraung agar Azka bisa kembali.Namun,apapun yang kulakukan memang tak membuahkan hasil.Bagaimanapun Azka sudah bersama Daniel,dan itu adalah kenyataan yang sangat pahit bagiku.Jika sudah seperti ini,Daniel tidak akan pernah mau mengembalikan Azka kepadaku.

"tenanglah Lena..Azka pasti akan kembali,percaya padaku Lena,percayalah.."ucap Mrs Anne sambil mengusap lembut punggungku.

"Ta..tapi..hikkss.."ucapku terisak.

"sssttt..tenanglah,semua akan baik-baik saja..Azka akan kembali"

***

Semenjak kejadian itu,aku semakin terpuruk.Hidupku benar-benar terasa hampa.tidak ada lagi tangisan dan tawa Azka yang selalu menghiasi hari-hariku,setiap waktuku.Tidak ada lagi yang meminta susu dan kupeluk saat malam.Tidak ada lagi seseorang yang bisa merubah hariku menjadi mudah.

2 minggu sudah aku tak bertemu Azka.Hidupku seperti seorang yang kehilangan arah.Aku sadar,aku tidak boleh seperti ini terus.Apalagi jika keadaanku tetap seperti ini aku akan tambah merepotkan Mrs Anne dan Grace.Bagaimanapun aku harus bangkit dan mencoba menemukan Azka.Ya,aku harus menemukan Azka bagaimanapun caranya.Aku harus membawa ia pulang kembali besamaku.

Tokk..tokk..tokk..

Tiba-tiba suara pintu membuyarkan lamunanku dari pemkiran panjangku.Aku langsung menoleh kearah pintu dan melihat Grace yang sedang membawa nampan berisi makanan berjalan menuju kearahku.

"Lena,kau harus makan banyak agar tetap sehat."ucapnya sambil menaruh nampan berisi makanan di meja samping tempat tidurku.

"Grace..trimakasih atas semuanya.maaf telah merepotkanmu dan ibumu.."ucapku pelan.

"sudahlah,aku dan ibuku sama sekali tak merasa kerepotan,karena kau adalah bagian dari keluarga ini.sekarang makanlah dan sekali-kali kau harus menyegarkan fikiran dengan berjalan-jalan diluar.Tidak baik untuk kesehatanmu jika terus berada didalam kamar."ucapnya sambil mengusap bahuku.

"trimakasih Grace.."jawabku tersenyum.

***

Daniel pov.

Sudah dua minggu berlalu sejak aku mengambil Azka dari tangan wanita itu.Ya,keadaan Azka saat ini lebih baik dari hari dimana aku pertama membawanya bersamaku.Ia terus menangis dan mencari ibunya dan tentang wanita itu,aku sama sekali tak pernah melihat batang hidungnya lagi semenjak dirumah sakit.

Ah sudahlah,mengapa aku memikirkan wanita sialan itu,yang paling penting adalah azka sudah berada ditanganku.lebih baik aku segera bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.akupun mengambil jasku yang berada di dalam lemari.setelah memakainya aku segera berjalan menuju ke bawah.

Saat aku melewati ruang tengah,aku melihat pengasuh azka yang sedang menyuapi azka sarapan.aku melihat azka yang tengah rewel.akupun berjalan mendekati mereka berdua.kuangkat azka dari tempat duduk bayinya dan kucium kedua pipi berisinya.

"kenapa anak papa
gak mau makan ?"ucapku kepada anakku yang tengah memainkan dasi yang kukenakan.sementara pengasuh yang merawat azka tadi hanya diam dan menunduk hormat didepanku.memang,aku sadar bahwa aku dan azka bisa sangat dekat bahkan hanya dalam hitungan hari.

"papa harus kerja dulu sayang,kamu gak boleh nakal ya,?"ucapku lembut sambil memberikan gendongan azka kea rah pengasuh tadi.

"anak pintar"gumamku sambil membelai lembut kepala anakku dan berlalu pergi keluar rumah.

***

Hari ini aku harus pergi ke rumah laki-laki gila itu.Hari ini juga aku harus bisa membawa azka pulang bersamaku.apapun yang akan terjadi,aku harus membawa azka pulang bersamku walau nyawaku sebagai taruhanya.apapun akan kulakukan untuk bisa berkumpul lagi dengan anakku.

Tapi dimana aku bisa mendapatkan alamat laki-laki itu,terakhir ku dengar ia sudah sangat lama sekali tidak menempati apartemen yang dulu kami tempati.sejak aku pergi dari apartemen laki-laki sialan itu,aku sama sekali tak mengetahui kabar tentangnya lagi.hanya kabar dari media masa yang selalu memberitakan tentang bisnisnya yang gemilang.

Tapi aku tak mau begitu saja berputus asa,aku masih bisa mendatangi perusahaan miliknya.dan mudah saja bagiku untuk pergi kesana.siapa yang tak tau perusahaan sebesar itu,Eagle company.dengan segera aku segera bersiap-siap untuk berangkat kesana.aku harus menemuinya apapun yang akan terjadi.

***

Dengan kemeja berwarna merah dan celana jeans hitamku aku segera menuju ke lantai 25,sesuai apa yang dikatakan salah satu karyawan yang kutanyai tadi.

"Tinggg..."

Dan akhrirnhya lift pun berhenti pada lantai 25.segera aku keluar dari dalam lift yang tidak terlalu ramai oleh karyawan.kulihat terdapat sebuah lorong panjang yang menuju pada sebuah ruangan berpintu besar,dan diluar ruangan tersebut terdapat sebuah meja yang sepertinya itu adalah meja sekertaris.dan aku yakin bahwa itu adalah ruangan laki-laki itu.

Kupercepat langkahku menuju ruangan tujuanku.jantungku semakin berdetak kencang,entah mengapa aku bisa setegang ini.aku hanya tidak siap menghadapi orang dimasa lalu yang memang selama ini aku hindari.

Akhirnya aku sampai tepat didepan meja sekertaris,dan yang kulihat disini hanyalah setumpukan kertas dan berkas-berkas serta sebuah computer yang masih menyala,namun sama sekali tak ada orang dimeja ini.mungkin lebih baik aku harus menunggu sebentar.mau tidak mau aku harus bertingkah sopan disini,jika tidak mungkin aku akan diusir oleh security sebelum aku bertemu dengan laki-laki itu.

20 menit kemudian dan aku sudah tidak sabar lagi dengan menunggu disini.ini sangat melelahkan dan perusahaan macam apa ini?apakah semua pegawai bisa bebas dari jam kerjanya seperti ini?dengan emosi dan ketidak sabaranku yang sudah habis aku tak bisa berfikir jernih lagi,aku telah membuang waktuku hanya untuk menunggu.

Langsung saja kubuka pintu besar ruangan itu yang kebetulan tidak dikunci.saat aku berhasil membuka pintu itu,betapa terkejutnya aku,mengetahui adegan apa yang sedang aku tonton saat ini.Dia..laki-laki itu,tengah bermesraan dengan seorang wanita.dan mengapa aku merasa familiar dengan wajah wanita itu.Ya Tuhannn,apa ini?aku baru sadar bahwa wanita itu adalah..Grace..

Our Wrong WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang