4

9.2K 506 3
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'

Malam ini hujan turun dengan sangat derasnya,bahkan disertai dengan angin yang kencang.Perasaanku benar-benar kacau saat ini.Tangisan Azka yang sedari tadi juga tak kunjung berhenti,di ikuti dengan suhu tubuhnya yang kian meningkat drastis.Ya,saat ini Azka tengah demam tinggi.Aku yang panik langsung keluar untuk meminta pertolongan Mrs Anne sambil mendekap Azka dalam pelukanku.Mungkin Mrs Anne lebih mengerti bagaimana caranya menghadapi seorang anak yang sedang demam tinggi.

Kuketuk pintu kamar Mrs Anne.Mungkin Mrs Anne juga sudah tidur,mengingat saat ini jam menunjukkan pukul 11 malam.Dengan peluh yang sudah membasahi tubuhku aku terus mengetuk pintu kamar Mrs Anne.Tak lama kemudian Mrs Anne pun membukka pintu,ia terkejut melihatku yang panik sambil menggendong Azka yang terus menangis.

"ya ampun Len,kamu kenapa?"Tanya Mrs Anne yang ikut panik.

"Azka demam tinggi,saya takut bu.."jawabku,lalu Mrs Anne menyentuhh kening Azka.

"ini demam tinggi,badanya panas sekali.Kamu tenang dulu,jangan panik.Kita bawa kerumah sakit saja.."tiba-tiba pintu kamar di samping sebelah kamar Mrs Anne terbuka,kamar itu adalah kamar Grace.

"ada apa ini?kenapa kamu panik gitu Len?" Tanya Grace yang menatapku bingung.

"Azka demam Grace.Badanya panas banget.."jawabku.

"udah deh Grace,mendingan kamu cepet panggil taksi."ucap Mrs Anne.

Tak lama kemudian Grace mengambil ponselnya dan menelfon taksi agar cepat datang.Aku segera mengambil jaket untuk Azka agar ia tak merasa kedinginan.Aku juga mengganti bajuku dan menambahkan jaket tebalku mengingat malam ini memang benar-benar dingin.

Tak lama kemudian,taksi yang ditelfon sudah tiba.Aku,Mrs Anne dan Grace segera menuju taksi yang sudah menunggu di depan rumah.Kugendong Azka yang sudah lebih tenang dibandingkan tadi yang menangis terus.

Akhirnya kami semua sudah sampai di rumah sakit.akhirnya aku bisa masuk keruang periksa sementara mrs anne dan grace hanya menunggu di depan ruangan.dimeja dokter itu terdapat nametag yang bertuliskan Dr Dennis.dokter laki-laki yang kelihatanya masih muda sedang duduk di kursinya dengan sebuah kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya.saat aku masuk dokter itu langsung berdiri dan mempersilahkan azka untuk berbaring guna diperiksa.untung saja saat diperiksa azka sudah tertidur pulas,jadi tidak perlu tenaga ekstra untuk menenangkan azka.

Setelah beberapa menit berlalu,akhirnya selesai juga pemeriksaan azka.dokter dennis yang memeriksa azka menyuruhku untuk duduk.entah benar atau hanya perasaanku saja,sedari aku masuk keruangan ini dokter dennis selalu mengamati atau mungkin memandangiku.aku yang merasa diamati segera membuang wajahku kea rah azka.

"ehheemm..jadi anak saya kenapa dok?"ucapku memecah keheningan.

"ohh..ehh.umm..a..menurut hasil pemeriksaan,anak anda kemungkinan terkena demam berdarah,lebih baik jika anak anda bisa dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari guna mengetahui lebih lanjut."

"dirawat?"

"ya,hanya untuk memastikan yang terbaik.."

"baiklah,terimakasih dokter.."

Dennis pov

Aku pasti sudah gila saat ini.Perasaan apa ini?mengapa jantungku berdebar seperti ini,apa yang terjadi denganku.Hanya dengan melihat wanita itu perasaan tenang dan damai selalu kurasakan.Padahal kami belum pernah bertemu sebelumnya.Saat dia berbicara,seperti mendengar alunan syair merdu yang pernah ada.Walaupun banyak wanita cantik diluar sana,namun aku yakin dialah wanita yang paling cantik.

Dia berjalan kearahku sambil membawa seorang anak laki-laki dengan wajah paniknya.Entah apa yang kufikirkan,namun saat itu aku hanya berfikir bahwa ia cantik.Seperti ada magnet yang yang menarik mataku untuk selalu memandanginya.Akutau,seharusnya sebagai seorang dokter aku tidak boleh seperti ini.tapi mau bagaimana lagi,aku juga hanyalah seorang manusia biasa.

Dalam hati aku bertanya-tanya,apakah anak laki-laki yang saat ini menjadi pasienku adalah anak dari wanita ini.Pikiranku terus berkecambuk,mana mungkin wanita semuda dia sudah memiliki anak,bahkan wajahnya seperti anak SMA yang baru lulus sekolah.Mungkin itu adalah adik laki-laki nya.Tapi dimana orang tuanya.

'Dasar bodoh kau dennis!!'umpatku dalam hati.

Saat duduk di depannyapun aku tak bisa memalingkan pandangan mataku menuju objek lain.Kedua bola mataku selalu menuntut untuk selalu melihat objek indah nan cantik didepanku.

"ehheemm..jadi anak saya kenapa dok?" tiba-tiba suaranya memecah lamunanku.Kali ini aku benar-benar merasa bodoh sebagai seorang dokter.

Aku yang baru saja tersadar dari lamunanku langsung gelagapan dan bingung bahkan menjadi salah tingkah.Sebentar,tadi dia bilang anaknya?berarti anak laki-laki itu adalah anaknya?sekarag aku memang benar-benar bodoh dan gila.Bisa-bisanya aku terpesona oleh wanita yang sudah menjadi milik orang.Aku segera tersadar oleh semua pikiran gilaku dan mendapati kenyataan yang mungkin belum berpihak padaku.Andai saja aku bisa bertemu dengannya lebih awal dari suaminya,maka mungkin sekarang aku sudah sangat bahagia.Tak bisa aku pungkiri bahwa aku memang merasa kecewa.

~~~~~~~~~~~~''

Saat ini aku sedang menunggu Azka di salah satu kamar rawat inap di rumah sakit ini aku duduk disebelah ranjang kamarnya dan terus mendekap tangan kanannya yang juga sudah terdapat selang infuse disana.Aku hanya sendiri disini,Grace sedang pulang mengambil baju serta beberapa perlengkapan yang dibutuhkan Azka yang masih dirumah sedangkan Mrs Anne sedang membeli makanan di kantin rumah sakit.

Tiba-tiba pintu kamar ruang inap terbuka dan munculah seorang dokter yang membawa sebuah stetoskop bersama dengan seorang suster.Dokter yang sama yang memeriksa Azka kemarin.Sontak aku pun langsung berdiridan mundur beberapa langkah dari ranjang Azka.Ia yang berjalan menuju ranjang Azka dan tersenyu manis kearahku.Akupun membalas senyumanya.

"biar saya periksa dulu.."ucapnya dengan mengeluarkan stetoskop dari saku jas putih kedokteranya.

"baik dok."jawabku singkat
Tak membutuhkan waktu lama untuk sang dokter memeriksa keadaan Azka.setelah selesai,ia langsung melepaskan stetoskop dan berbicara kepada sang suster.Tak lama kemudian sang suster pergi meninggalkan ruangan dan sekarang tinggalah aku dan sang dokter serta Azka yang masih tertidur pulas.

"eemm..keadaan anakmu membaik dan jangan lupa untuk selalu memberikan obat tepat pada waktunya"ucap dokter dennis sambil menggaruk tengkuknya seperti orang yang sedang menahan malu.

"ohhh,terimakasih dokter"jawabku tersenyum simpul.

"bolehkah aku bertanya sesuatu?maaf sebelumnya,tapi bolehkah aku tau siapa namamu?"

"tentu saja dokter.nama saya Alayna,anda boleh memanggil saya Lena.."

"ohh,Lena..emm,apakah anak laki-laki itu adalah anakmu?"

"ya,dia adalah anakku.Memang ada apa dok?"

"ohh,tidak ada apa-apa.siapa namanya?"

"namanya Azka dok.."

"nama yang indah.."ucapnya sambil tersenyum manis kearahku.

Saat kami sedang asyik berbincang tiba-tiba pintu kamar terbuka lagi,munculah Mrs Anne dengan sebuah kotak kecil berwarna putih yang aku yakini itu berisi makanan dan juga sebuah air mineral.Percakapan kami pun berhenti dan diakhiri dengan dokter Dennis yang pamit dan meninggalkan kamar.

"apakah dokter itu menggodamu Lena?aku rasa dia tertarik padamu"ucap Mrs Anne sambil menggodaku.

"itu tidak mmungkin bu,dia tidak akan menyukai seorang wanita yang sudah beranak"ucapku asal sambil tertawa pelan.

"heii,semua bisa saja terjadi.."balas Mrs anne sambil menyenggol bahuku pelan.

"ckckckck,itu sangat tidak mungkin bu.."

"sudahlah,lebih baik kamu makan sekarang.dari kemarin kamu belum makan sama sekali.Aku takut jika kamu juga jatuh sakit.."

"baiklah,terimakasih bu.."ucapku sambil memeluknya.

Our Wrong WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang