23rd

331 15 0
                                    

Sesudah sampai di kereta, aku segera membuka pintu belakang.

"Oi, amboi apahal duduk belakang?" kata Brandon sambil menjeling ke arahku.
"Whatevah" lantas aku segera masuk ke belakang.

"Oh ok, Putri duduk depan. Thanks bro" kata Brandon sambil mengangkat kening.
"Haha berangan je kerja kau, dia ofc duduk belakang. So kau yang driver, duduk depan sorang-sorang" kataku membidas ayatnya.
"Kau fikir aku hengenn sangat ke nak jadi driver kau?" kata Brandon sambil menjeling ke arahku.
"Ek eleh tak hengen tapi mahu kan? Hahahaha" kataku sambil memandang ke arah tingkap kereta.

"Weh mana Put? 5 minit dia tak datang. Aku cari dia. Kau duduk dalam kereta tau!" kataku memberi arahan jika Putri tidak balik dalam masa 5 minit.
"Apahal aku duduk dalam kereta? Tak aci ah kauuu" marahnya.
"KAN AKU KATA. KALAU!" kataku sambil menumbuk tangannya.
"Aduh, sakitlah" rintih Brandon.
"Hek eleh, tu pun dah sakit, macam mana nak tolong Putri?" kata aku sambil tersenyum sinis.
"Semangat aku datang bila aku pandang dia.. Mata dia lawa gila babe" kata Brandon sambil berangan di awan-awangan.

Aku menjeling ke arahnya. Memang tak dapat nak mengawal emosi bila mata bertentang mata dengan sepasang mata milik Putri.

------------------------------

Aku menguatkan semangat. Aku segera masuk ke dalam kereta Brandon. Aku agak terkejut apabila melihat Danielle duduk di seat belakang.

"Putri? Are you ok?" tanya Danielle memandang tepat ke arah mataku yang kemerahan.
Brandon cuma memandang aku tajam.
"Ok. Cuma tadi tangan tercucuk mata sendiri" kataku bohong.
"Hmm, ok" lalu kereta Brandon mula bergerak mengikut destinasi yang hanya Brandon sorang je yang tahu.

------------------------------
Putri banyak mendiamkan diri harini. Asyik mengelamun, kadang-kadang air matanya menitis sepanjang perjalanan.

"Putri? Are you really ok?" kataku perlahan takut-takut menganggu emosinya.
"Ha? Ok je" katanya sambil memalingkan mukanya.
"Ya Allah Put. Merahnya muka? Demam ke?" lantas aku meletakkan tanganku di dahinya.

TAK PANAS PUN. ASAL NANGIS?

"Manade Put demam lah" katanya perlahan.
"Ok put. Can you be honest to me? Can you explain to me?" aku memandang tepat ke arahnya.
Lalu Putri menangis dan kepalanya diletakkannya di atas bahuku.

"Im sorry cause asking you too much" kataku sambil mengusap kepalanya.
"Put.. If you didn't tell me the truth, Brandon berhenti kereta ni skrg jugak" ugut Brandon agar dia menceritakan masalahnya.
"No.. Takdapape.. I cuma rindukan my family lama tak jumpa.." bohongku teresak-esak.

"Ok fine, Brandon berhentikan kereta ni" lalu Brandon memberi signal untuk ke bahu jalan.

"Haih Brandon. I tak patut cerita dekat korang. Pls faham." kata Putri hampir teriak.
"Just tell us, you memang patut cerita kat kitaorang.." kataku sambil memegang pipinya.

"Hm, Ingat tak yang I suruh you delete gambar kita haritu? Sebab dia Balqis crush on you. I tak sampai hati Danielle nak lukakan hati kawan I sendiri. I dah lama kawan dengan dia. I dah anggap dia macam adik beradik kandung I.Semenjak I selalu keluar dengan korang, especially YOU. Dia dah bersikap dingin dengan I" luahan Putri kini terluah jugak.

"I'm sorry Putri. Kalau bukan sebab I mesti korang tak gaduh" kata aku sambil menunduk rasa serba salah.
"Takpa Danielle. Bukan salah you pun." kata Putri sambil mengelap air matanya.
"Senyumlah sikit Danielle.." kata Putri mengangkat mukaku.
Aku hanya tersenyum hambar.

"Danielle, pls senyum untuk Putri. Putri akan sedih kalau Danielle sedih macam ni" kata Putri sambil menepuk perlahan mukaku yang aku sandar di bahunya.
Aku senyum. Tapi dalam hati aku, aku amat rasa bersalah kepada Putri.

"Ok! Lets go!!" laung Putri kepada Brandon.
Brandon hanya tersenyum acuh tak acuh.

Begitu cekal Putri, walaupun dia tadi menangis akibat masalahnya tetapi kembali tersenyum gembira seakan tiada apa yang berlaku. She just need someone to hear her's problem.

Lalu aku tertidur di bahu Putri.

P/s: Cerita ini hanya rekaan semata-mata :)

Sayangku Sayang [C]Where stories live. Discover now