I am The Luna [On Hold]

4. Dark Side Of The Moon (part 1)

Semalam aku bermimpi aneh.

Ini tentang aku yang sedang mengendarai mobilku.

Seperti biasa, jalanan sedang lenggang malam itu. Aku berkendara dengan kecepatan normal.

Aku ingat saat itu aku dalam perjalanan pulang. Langit tampak cerah. Dan cahaya bulan cukup menyinari hutan gelap di tepi jalan.

Keadaan sangat sepi sampai aku hanya bisa mendengar suara serangga malam dan mesin mobilku yang berkeja.

Itulah alasan mengapa aku memutuskan untuk menyalakan radio.

Sayangnya, suara musik yang aku dapatkan adalah bunyi statik dari semua station radio yang telah berhenti siaran.

Maka aku memutuskan untuk menggunakan musik di handphoneku.

Seharusnya aku memilih fokus menyetir ketimbang berusaha memasang colokan speaker di mobilku dan menghubungkannya ke playlist di handphoneku sehingga aku bisa melihat kalau ada seorang cowok yang sedang berdiri di tengah jalan.

Untung saja aku memiliki refleks abal-abal yang cukup hebat sehingga begitu mengetahui keberadaan cowok itu, aku dengan sigap langsung menginjak pedal rem.

Terdengar bunyi melengking yang berasal dari gesekan karet ban mobilku dengan kasarnya aspal sebelum kendaraanku berhenti tepat dihadapan cowok nekat itu.

Aku masih shock dengan kejadian ini, namun memilih mengangkat pandanganku untuk melihat cowok yang cukup gila untuk berdiri ditengah jalan itu.

Dan dari kursi pengemudi ini, aku bisa mendeskripsikan penampilan cowok itu.

Di balik mantel kulit yang dikenakannya, terdapat kulit putih yang sangat pucat.

Dia juga memiliki rambut hitam pekat yang kontras dengan kulitnya dan meski cukup sukar untuk melihat wajahnya yang kebetulan berada di sisi lain dari cahaya, tapi aku bisa mendapati sepasang mata ruby yang memberi tatapan dingin ke arahku.

Cowok itu hanya berdiri begitu saja disana sambil menatapku.

Dan untuk beberapa saat, aku balas menatapnya.

Sebelum dia menghilang bersamaan dengan aku yang selesai mengedipkan mata.

Aku belum selesai untuk terkejut dan merasa bingung dengan kejadian ini ketika aku menyadari ada sepasang cahaya datang dari arah yang berlawanan.

Butuh beberapa saat kemudian untuk aku sadar kalau cahaya itu berasal dari lampu mobil Truck yang hilang kendali dan melaju kearahku.

Aku panik dan langsung menghidupkan mesin mobilku yang malah di sambut oleh kegagalan beroperasi.

Saat aku ingin menghembuskan nafas frustasi, kendaraan besar itu sudah berada tepat di hadapan mobilku.

Aku menatap horor kendaraan itu sebelum sedetik kemudian terdengarlah suara tabrakan.

Mobilku terseret beberapa meter sebelum akhirnya terguling-guling di atas jalan.

Dan setelah semua yang terjadi, aku masih memiliki kesadaran.

Aku disambut dengan rasa sakit dimana-mana, tetapi yang paling menyiksa adalah sesuatu yang menjepit bagian bawah dadaku.

Aku mengerang perih sambil mencoba membuka mataku.

Dan dari penglihatanku yang buram, aku dapat melihat cowok itu sudah berdiri di hadapanku lagi.

Yang berbeda kali ini adalah adanya sebuah cairan merah yang mengalir dari ujung bibirnya sebelum dia menarik senyuman dan menampilkan gigi taringnya yang tajam.