Aku berada di parkiran.
Dan seperti yang aku duga, Calvin berada disana.
Mantan pacar Maddy selama dua hari itu sedang menuju mobilnya sambil menggandeng seorang gadis cantik yang mengenakan kaos ungu ketat dan mini skirt.
Calvin dengan setelan black hoodie-nya baru saja hendak membuka pintu mobil sport miliknya sebelum aku memanggil nama mantan kekasih adikku itu.
"CALVIN!!" nada geram terdengar jelas di dalam suaraku.
Aku kemudian bergerak menghampirinya sementara dari dalam tubuhku aku bisa merasakan amarah yang mulai membakar disana.
Orang yang ku panggil itu belum sempat untuk menyelesaikan raut wajah bingungnya ketika kepalan tanganku mendarat tepat di pipi kanannya.
Calvin langsung tersungkur sementara gadis disampingnya membelalakan mata sambil termegap.
Untuk beberapa saat, Calvin linglung sebelum berusaha kembali berdiri dengan sebelah tangannya menyentuh tempat dimana pukulanku mendarat.
Kemudian dengan berang, dia mencoba membalas seranganku.
Dia membawa tinjunya ke hadapanku sebelum sebelah tanganku berhasil menangkapnya dan menghentakkannya ke samping lalu menarik kedua bahu lebar Calvin sehingga lutut kiriku dapat menghantam perutnya.
Dia termundur beberapa langka sebelum kemudian aku memberikan pukulan bertubi-tubi di wajahnya.
Kepalan tanganku menumbuk rahang kanannya, lalu rahang kirinya, kemudian hidungnya, sampai pelipis kirinya.
Aku bisa merasakan adrenalinku yang meningkat sementara yang aku lihat hanyalah merah. Jantungku berpacu semangat, aku hanya mendengar dengungan, dan aku tidak ingin berhenti. Emosi mendukungku.
Aku terus menghajar Calvin sebelum kemudian tinjuku mengayun menuju bagian bawah dagunya membuat cowok itu terlempar kebelakang sebelum terbaring diatas tanah;
Setengah sadar.
Aku ingin sekali kembali menerjang tubuhnya namun keburu dihalangi oleh sepasang lengan yang melingkari kedua pundakku dan mengunci pergerakanku.
"Woah woah... calm down, dude" ucap pemilik lengan tersebut.
"Lepaskan aku!!" Aku memberontak. Berusaha melepaskan kekangan lengan itu.
"Hey tenangkan dirimu, dude. Kau mau membunuhnya?" Ucap si pemilik lengan sekali lagi.
Disaat itulah aku menyadari betapa babak belurnya Calvin kubuat.
Dia masih terbaring di lahan parkiran sementara ada sekitar dua puluhan siswa berkumpul di sekitar kami. Sebagian besar asyik menyaksikan kejadian barusan dan sisanya mencoba memeriksa keadaan Calvin.
Ini aneh, karena aku tahu sekolah telah usai setengah jam yang lalu dan apa lagi hari ini adalah hari terakhir sekolah. Tapi aku tidak menyangka masih ada banyak siswa yang berkumpul di tempat ini.
Aku mengelilingi pandanganku ke arah para siswa yang sedang menonton kami.
Mereka semua memandangi kejadian ini dengan ekspresi beragam. Ada yang histeris seperti beberapa gadis di dekat Calvin, ada juga yang terhibur sambil merekam kejadian ini menggunakan kamera handphone, sementara yang lain menatap tak percaya atas apa yang telah aku lakukan.
Poinnya adalah mereka semua tidak menyangka akan mendapati kapten basket mereka babak belur dihajar oleh seorang kutu buku.
Kemudian pandanganku jatuh kembali ke Calvin yang sedang dibantu untuk berdiri oleh dua orang siswa di kedua sisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I am The Luna [On Hold]
Kurt AdamBest Rank: #13 in Werewolf Theme (22.07.16) Damon Blake adalah seorang omega. Itu berarti rank terendah dalam pack-nya. Dan orang-orang di kawanannya pun tidak pernah lupa untuk membuat cowok 17 tahun itu tahu tempatnya, dengan tinju atau kata-kata...