9. Prince Charming

6.2K 439 184
                                    

"Jadi, bagaimana kabar anjingmu?" Tanyaku.

"Anjing?"

"Ya, katanya tadi cihuahua-nya sakit?"

"Oh! uh... yeah! betul.... ibuku tadi sudah membawa Chip ke dokter hewan. Sesuatu tentang perutnya yang bermasalah katanya"

Aku hanya manggut-manggut.

Kami baru beberapa menit  berkendara, menyusuri jalanan yang dikelilingi hutan menuju kota dan aku langsung mengangkat kembali percakapan kami yang tadi siang. Tepat saat Steve yang buru-buru menghentikan panggilannya setelah aku yang coba membuat pipinya merona dengan memanggilanya "beb" yang aku sendiri cukup terkejut saat mengucapkannya.

Saat itu Steve langsung terdiam cukup lama sampai aku sempat berfikir kalau panggilan itu tanpa sadar telah terputus. Namun setelah aku memanggil namanya beberapa kali, Steve akhirnya kembali bersuara dengan; "Uh... yeah, Damon. Aku uh... aku harus segera pergi... karena uh... anjingku sakit... ya anjingku sakit"

Aku yang mendengar ini hanya membalas dengan; "oh! okey.. aku juga harus segera pergi. Senang bisa bicara denganmu"

"Aku juga senang bisa bicara denganmu. Sampai jumpa nanti malam!"

Setelah itu kami saling berpamitan. Aku langsung bergegas kembali ke ruangan Maddy. Namun selama dalam perjalanan kesana, aku tidak bisa berhenti curiga kalau alasan Steve buru-buru menghentikan panggilan kami karena aku berhasil memenangkan taruhan ini. Aku berhasil membuat pipi mate-ku merona.

But hey! What do i know?

Tapi tetap saja ini tidak bisa menghentikan perasaan bangga dan rasa geli di peruku yang membuat senyumku terus berkembang selama siang itu.

Dan sekarang, aku seperti tertarik untuk mengulanginya. Aku ingin melihat Steve memerah secara langsung.

"Apa kau mengatakan hal itu siang tadi sebagai alasan untuk menutupi pipimu yang merona, Steve?" Godaku.

"A-apa? Tidak. Sudah ku bilang kalau pipiku tidak bisa merona" katanya dengan senyum cheeky-nya

"Uh-oh.... benarkah begitu, Steve?" Dengan senyum jahil, aku mendorong tubuhku untuk lebih dekat dengan mate-ku.

"Iya benar. Lagi pula, kalaupun aku tadi merona, kamu tidak punya bukti untuk membuktikannya"

"Oh yeah? Lalu apa itu yang ada di pipimu ini?" Tanyaku menunujuk pipinya yang aku mungkin sengaja atau tidak sengaja menyentuhnya. Aksi ini membuat Steve tersadar dengan posisiku yang cukup dekat dengannya.

Steve langsung menoleh terkejut yang membuat gerak mobilnya sedikit melenceng keluar jalur. Cowok bermata kelabu itu buru-buru mengendarai kendaraannya untuk kembali ke jalur.

"Whoa, Damon!" Protesnya namun aku sudah kembali ke kursiku sambil tertawa terbahak-bahak.

"Dude! Aku berhasil.. aku berhasil membuatmu merona" kataku masih sambil tertawa.

Disana dibantu oleh lampu jalan, Pipi mate-ku menampakkan noda kemerahan yang akan menggemaskan jika saja aku tidak tertawa setengah mati akibat reaksinya. Aku tahu tadi itu cukup berbahaya tapi hal ini worth it. Lagipula jalanan malam ini untung saja cukup lenggang jadi kami tidak apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am The Luna [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang