Prolog
My [Bad] King
"King, kayaknya ..., Queen mau pergi jauh deh, nanti."
Sore itu, langit terlihat cerah. Dua makhluk Tuhan yang berbeda jenis kelamin itu sedang duduk di sebuah gundukan tanah yang mereka buat sendiri sehabis bermain dengan tanah. Dan satu kalimat dari kawan bermain perempuannya itu, sukses membuat si anak laki-laki menoleh.
"Queen mau pergi kemana, emangnya?" tanya anak yang dipanggil King itu. Ya, memangnya, Queen mau kemana? Kenapa harus izin segala? Karena biasanya, mereka selalu pergi kemana pun berdua. Apakah Queen akan meninggalkan King? "Queen kan, Queen-nya King. Kalau King ga sama Queen, ntar King-nya gaada pasangan buat di kerajaan, nanti ..." ungkap King dengan mata berkaca-kaca dan wajahnya yang cemberut.
Queen ikut cemberut, beberapa detik kemudian di wajah itu tercetak senyum lebar. "Queen janji deh ..., nanti, kalau udah gede, Queen bakal balik lagi kesini! Dan, kita akan sama-sama lagi di tahta kerajaan!"
Janji yang di ucap dengan semangat itu membuat King tersenyum. Namun, satu pemikiran membuat wajah King kembali menampakan ekspresi cemberut. "Tapi nanti, kalau Queen udah gede, Queen punya King lain, gimana?"
Gadis kecil itu menggeleng kuat, menolak anggapan King-nya. "Queen bakal sama King terus! Tapi, King harus janji juga ..., King cuman boleh sama Queen," ujar Queen sambil mengulurkan tangannya yang keempat jarinya dikepal, kecuali jari kelingking. "Janji?"
Tanpa pikir panjang, King mengangguk cepat dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Queen. "Janji."
Mereka tersenyum, kemudian melepas kaitan jari kelingking masing-masing. Seolah sudah di rencanakan, keduanya mengalihkan wajah tersenyum tersebut, lalu mendongak menatap langit biru yang menyaksikan janji keduanya.
***
"Mom! Queen kenapa?!" tanya King, panik.
Malam itu, awalnya sunyi. King sedang bermain dengan mainannya, sedangkan Mommynya sedang menonton televisi. Namun, satu suara nyaring yang terdengar sangat dekat membuat King yakin bahwa suara itu berasal dari komplek perumahannya. Karena penasaran tentang suara yang sering di dengar King di tv itu, akhirnya King melihat dari jendela rumahnya, dan menyaksikan adegan tidak terduga di hadapannya. Queen sedang berada dalam tidurnya. Namun bukan di kasur, melainkan di bangkar dengan alat pernapasan yang menutupi wajahnya.
"Dia gak akan kenapa-kenapa, sayang ..." Mommy berucap. Mengusap bahu sang anak dengan tangannya agar sedikit meredakan rasa panik yang dilanda anaknya.
King seolah tuli. Saat pintu ambulans itu ditutup, ia berlari cepat keluar halaman rumahnya untuk menuju ke rumah Queen. "QUEEN!" teriak King yang tidak di respon oleh mobil ambulan tersebut saat nyaringnya suara sirine masih dinyalakan.
King terus memanggil-manggil nama Queen. Berteriak, lalu terisak di tengah jalan perumahan mewah tersebut. Ibunya menghampiri King dan menggendong sang anak untuk masuk ke rumah. King terus menangis dan memanggil nama Queen dalam isakannya. Walaupun mungkin, itu akan percuma. Karena sampai suara King habis pun, Queen-nya masih tidak kembali.
Tahun demi tahun telah ia lewati. Tanpa ada Queen, ataupun kenangan yang mengingatkan King pada Queen. Dan, King meyakini bahwa tahtanya sudah tak ada yang menduduki setelah kejadian itu.
Ia kini, hanya duduk sendiri di kursi mewah di hatinya. Dan adakah yang mau duduk di kursi mewah itu untuk mendampinginya? Karena kini, King yang menempati tahta sendirian itu tidak dapat tersentuh. Dan terlalu jauh untuk digapai.
===My [Bad] King===
Warning! Sebelum baca, vote, setelah baca, coment!
Instagram: nrshf.mara.s
Blogger: nurshifasf.blogspot.com
Yt channel: sf ling
KAMU SEDANG MEMBACA
FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]
Fanfiction[BADASS Series] "Lo gak bisa lepas segampang itu." -Aliando Oktora Kingley- "Kenapa? Lo mau gue nurutin cara kampungan lo tadi?" -Prilly Queen Shae- ===My [Bad] King===