MBK::2
Meet Her
Prilly menuruni tangga dengan malas. Bahunya merosot turun, dan alisnya bertaut dengan sebal. Ia benar-benar malas dengan sekolah itu. Tapi, Prilly juga penasaran dengan sekolah itu. Banyak pertanyaan yang berbaris di otaknya.
Ia ingin tahu. Ada apa dengan sekolah itu? Mengapa murid-muridnya seperti itu? Mengapa guru-gurunya membiarkan murid-muridnya seperti itu? Dan, mengapa King-nya seperti itu?
"Prill! Kamu gak sarapan dulu?"
Pertanyaan itu membuat Prilly yang sudah sampai di lantai 1, menoleh. Menatap sang kakak yang baru saja mengucapkan sebaris kalimat sapaan tadi.
Sheila adalah wanita paruh baya yang berumur 31 tahun. Dia sudah mempunyai suami yang merupakan pemilik salah satu sekolah di luar negri, suaminya bernama Julio. Umurnya 32 tahun. Lebih tua satu tahun dari kakak perempuannya.
"Gak, Kak! Prilly udah telat. Mom sama Dad dimana?"
"Mom lagi di dapur. Kalau Dad lagi di ruang kerja. Lagi nyari berkas, katanya."
"Yaudah. Bilangin aja ke Mom sama Dad kalau aku pergi ke sekolah ya!" ujar Prilly, lalu menghela napas panjang dan meneruskan langkahnya yang sempat tertunda.
"Yo, ati-ati!"
Prilly tersenyum kecil mendengar seruan dari kakak perempuannya itu. Ia lalu masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya, membelah jalan komplek perumahannya.
Mata Prilly yang tadinya menatap lurus pada jalanan, kini melirik rumah King-nya. Disana ada Ali yang baru saja keluar dari rumahnya sambil memutar-mutar kunci mobil di tangannya. Prilly menambah kecepatan mobilnya, ia ingin datang ke sekolah sebelum Ali datang ke sekolah.
Hari ini, ia akan menjalankan rencana yang ia pikirkan dan akan menyimpan dulu perasaan yang ia punya. Prilly tahu, bahwa King-nya sudah tidak mengingatnya.
Bukan.
Ali tidak amnesia. King hanya sudah terlanjur percaya bahwa Queen-nya sudah pergi. Dan, Prilly mengetahui itu.
Prilly memarkirkan mobilnya di salah satu warung nasi yang dekat dengan sekolahnya. Ia memang tidak memarkirkan mobilnya di sekolah. Ia malas kalau ada teman sekolahnya yang nebeng atau mungkin berteman dengan Prilly karena ada butuhnya. Tapi, mungkin di SMU Flashood tidak ada murid yang tidak membawa kendaraan. Mengingat bahwa di sekolah itu banyak mobil yang terparkir.
Prilly mengunci mobilnya dan berlari ke menuju sekolahnya. Tujuannya adalah, kantin. Dimana Ali membully targetnya di sana.
Dan benar saja, disana sudah ada Alex. Dia duduk di kursi sidang. Sidang untuk di bully oleh Ali.
Setelah menyimpan kunci mobilnya di tas, Prilly menghampiri Alex dan duduk di sampingnya.
Alex melotot, kaget saat mengetahui orang lain berani duduk di sampingnya. "Lo ngapain, disini? Cepet pergi!" ujar Alex sambil menatap sekitaran dengan was-was. Dan benar saja, mereka berdua sudah menjadi tontonan penghuni kantin. "Sana pergi sebelum si Ali dateng!"
Seperti yang Prilly duga. Ini adalah tempat sidang, sekaligus penjara terbuka yang di buat oleh grup pembully itu. Prilly tersenyum hambar. "Gue tebak ...," ucap Prilly sambil menatap Alex yang masih gelisah. "... perut lo masih sakit, 'kan?"
Alex menatap Prilly heran. "Lo anak baru, kan?"
"Yup! Seperti yang elo duga."
"Lo harus tau! Disini gak ada guru BK. Disini gak akan ada yang kasian kalau lo di bully. Disini gak akan ada guru yang ngebela lo, kalau di bully. Guru bahkan di bully, di sekolah ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]
Fanfiction[BADASS Series] "Lo gak bisa lepas segampang itu." -Aliando Oktora Kingley- "Kenapa? Lo mau gue nurutin cara kampungan lo tadi?" -Prilly Queen Shae- ===My [Bad] King===