MBK::9
Bullying
Ali menatap layar pesan yang muncul beberapa menit lalu diterimanya itu dengan geram.
Bang Andre: heh, balapnya di undur jadi minggu dpn.
"Dasar sampah sialan," gumam Ali.
Ali pun berdecak kemudian mengambil kunci motor milik Jo yang ia pinjam kemarin. Ali bertekad akan mengasah kemampuannya agar ia menang dalam balap liar. Ia sangat tidak sudi untuk meminta maaf pada Lisa, karena ia memang tidak punya salah.
Setelah berada di dapur, Ali menyiapkan sarapan untuknya sendiri. Ia memakan sereal yang ia biasa beli di supermarket. Ali memang tidak memiliki pembantu untuk memasak. Ia menyewa pembantu hanya untuk mencuci baju, mencuci piring, dan membereskan rumahnya. Yang boleh memasak sarapan untuk Ali hanya Ibu kandungnya. Ia lebih baik tidak sarapan daripada memakan masakan orang lain.
Jika untuk makan siang atau makan malam, Ali akan memasak masakan yang ia bisa atau delivery makanan.
Setelah sarapannya habis, Ali berjalan ke halaman depan. Ali menaiki motornya dan membelah jalan komplek rumahnya.
Ia pun memarkir motor di parkiran sekolah dan masuk kedalam gedung sekolah.
Ali tahu, kalau ini bukan dirinya. Ia biasanya datang jam 8 pagi atau lebih. Ini sekolahnya, jadi ia bebas untuk masuk jam berapapun.
Tapi, setelah mendapatkan hukuman seperti kemarin, Ali akan mengalah terlebih dahulu. Setelah ia dapat membuat Guru BK sekolah ini mengundurkan diri, ia akan kembali bebas dan masuk sekolah sesuka hatinya.
"Hai Ali!"
"Ali!"
"Hai Ali!"
"Kak Ali!"
"Ali tumben!"
"Ali! Hai!"
"Hai Kak!"
"Ciee Ali masuk pagi!"
"Kak kok tumben?"
"Tambah suka gue ..."
"Hai Ali!"
"ALI RAJIN! JADI BAPAK DARI ANAK-ANAK GUE MAU KAGAK?!"
"HUUU!"
"ALI! GANTENGNYA ITU BIASA AJA BISA GAK SIH?"
"ALI! BISA GAK SIH GAK USAH SERAKAH?! KALO GANTENG, GANTENG AJA! KALO IMUT, IMUT AJA! KALO SEKSI, SEKSI AJA! JANGAN EMBAT SEMUANYA DONG! JADI MAKIN PENGEN BAWA PULANG, KAN JADINYA!"
Seperti itulah pagi hari ini yang di jalani Ali. Sapa demi sapaan perempuan sekolah ini terus memenuhi pendengarannya. Tapi, tidak semua siswi disini yang berani menyapa Ali. Hanya siswi yang pernah dicumbu oleh Ali yang berani menyapanya. Selebihnya, tidak berani karena pernah di bully oleh Ali.
Orang-orang yang pernah di bully oleh Ali rata-rata adalah orang yang menggunakan beasiswa dan yang cupu-cupu. Mereka tidak akan berani mengadu pada orangtua. Karena, jika ada yang berani mengadu kepada orangtua, bukan hanya Ali yang akan membully-nya, tapi satu sekolahan. Mereka akan terus membully orang yang mengadu pada orangtua itu sampai ia mengundurkan diri dari sekolah ini.
Lapor polisi?
Tidak. Lapor orangtua saja di bully satu sekolah, Apalagi lapor polisi? Mungkin, Ali akan menggugat orang itu balik.
"Eh Li! Tumben lo dateng jam segini." sapa Roy yang ternyata sudah duduk di bangkunya.
Ali menghampiri Roy dan duduk di sampingnya. Tepat di dekat tembok. "Malesin sumpah! Gue harus cepet-cepet bikin tuh Guru BK minggat."
KAMU SEDANG MEMBACA
FCS(1) - My [Bad] King✔[BADASS #1]
Fanfiction[BADASS Series] "Lo gak bisa lepas segampang itu." -Aliando Oktora Kingley- "Kenapa? Lo mau gue nurutin cara kampungan lo tadi?" -Prilly Queen Shae- ===My [Bad] King===