Fuih, Hari yang cukup melelahkan bagi gue, sangat. walaupun gue 'Trouble Maker' tapi gak pernah seapes ini, sumpah. Mulai h gue telat, masalah sepatu, Bu Gia, Anak baru, dan Terakhir guru baru itu, semua serba baru gitu, mending gitu, dapetnya I-phone baru, nah ini masalah baru.
Menghempaskan tubuh kasar di ranjang yang empuk, salah satu kebiasaan gue untuk mengurangi penat, menyalakan pendingin ruangan, lalu menyetel musik keras-keras, hal-hal yang sangat jitu untuk mengusir 'Mr.Penat'
Baru saja mata ini ingin terpejam, suara kakek moyang Jin iprit mengintrupsi,"Thal, Thela dah pulang looh! dia katanya bawain lo converse, sana gih!" Kakek moyang Jin Iprit berbicara pada saat yang tidak tepat, biasanya saat mendengar 'Thela sudah pulang' gue langsung berlari kekamarnya dan mulai mengacak-acak kopernya, dan ditambah lagi 'Converse' gak kebayang lagi jadinya gimana.
Kakek moyang Jin Iprit mendekat, menghempaskan tubuhnya di samping tubuh ringkih milik adiknya, memeluknya erat lalu mengelus punggung putih adiknya itu.
Tanpa sadar, isakan kecil mulai keluar dari bibir mungil adiknya.
Bukanya bertanya, Thalo justru mengeratkan pelukan pada tubuh ringkih adiknya."Kak gue capek, gue capek, gue capek, gatau kenapa intinya gue capek, capek----"
Gerutuan itu tergantikan oleh dengkuran halus miliknya.
Thalo hanya menatap lekat pemilik dengkuran itu,"Gue ... gue gak sanggup untuk ngeliat lo nanti kedepanya, lo terlalu polos Thal, gue gak yakin lo kuat atau enggak nantinya."
Perlahan Thalo membenarkan, letak Tidur sang pemilik Tubuh ringkih itu, ia berusaha untuk tidak mengusik tidur adiknya. Setelah itu, ia bangkit dari ranjang, lalu menutup pintu perlahan.
XxX
Hoaaaaammm
Gadis itu terbangun dari tidur sorenya, ia melirik jam yang tergantung indah di tembok berlapiskan wallpaper salah satu boy band terkenal di Inggris.
"Jam lima, lama juga gue tidur." Guman gadis itu seraya mencepol rambut yang tergerai.
Gadis itu beranjak dari ranjangnya lalu melangkahkan kaki menuju Taman belakang rumah.
"Pasti mereka di Taman." Guman gadis itu
Dan benar saja, saat menginjakan anak tangga terakhir, terdengar suara ricuh dari Taman belakang, dengan segera Thalia membuka Pintu Penghubung yang menghubungkan antara, Ruang keluarga dan Taman belakang.
Dilihatnya punggung kakak tercintanya, yang sejak lama ia rindukan, dan baru saja ia abaikan, tanpa aba-aba Thalia menubruk punggung kakaknya.
Thela Seiren Georld, 22 tahun dan memiliki attitude tinggi, cantik dan kepintaranya sudah tidak diragukan lagi, karena kecerdasan yang dimilikinya mengantarkanya pada salah satu kampus ternama di dunia Oxford University, England.
Menyalurkan rasa rindu yang mereka pendam sejak lama, pelukan hangat itu berakhir saat suara Kakek Moyang Jin Iprit mengintrupsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected love
Teen Fiction"Cinta datang karena terbiasa" pepatah kuno menyebutkan seperti ini, dan itu benar adanya, "Hate be Love" bener banget, pokoknya kalo lo benci seseorang seperlunya aja, karena suatu saat nanti lo bakal cinta sama orang itu, and then love? ya sama aj...