Chapter 5

38 2 2
                                    

Chapter 5

"Segarnya!"

Kata itu yang terucap dari mulutku begitu aku meminum segelas coca cola pesenanku yang dingin. Kali ini aku memesan dua buah gelas coca cola untuk meredakan dahagaku karena cuaca panas di siang hari ini. Ya... cuaca siang di hari minggu ini memang membuatku gerah dan panas. Belum lagi ditambah pesan dari Robin si pencuri yang keluar dari suster ursulin yang tadi aku temui barusan di TK Santa Ursula. Benar-benar membuat bulu kudukku berdiri lagi kalau mengingat hal itu. Rasanya seperti api ungun yang ditambah minyak, benar-benar membuatku kesal.

Positifnya setelah melewati itu aku mendapatkan amplop putih berisi petunjuk mengenai langkah pertama Robin, sang pencuri yang didapat dari suster ursulin tersebut. Sebenarnya aku ingin membuka amplop dan membaca isinya setelah aku menyantap makanan yang ada didepanku ini. Tiba-tiba, aku teringat kata-kata dari Sherlock Holmes, salah satu karakter fiksi favoritku dalam novel fiksi Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle, pengarang favoritku. Ia pernah berkata, "Otak akan bekerja lebih baik daripada saat perut sedang kosong." Kurasa perkataan itu ada benarnya juga. Lagipula sebenarnya meski tadi perutku sempat berbunyi, itu tidak seberapa dibanding aku kehausan gara-gara cuaca panas dan amplop yang aku terima ini. Baiklah, aku akan menunda makan siangku sementara, menikmati segelas coca cola yang aku pesan sambil menganalisa amplop putih yang aku dapatkan.

"Hmm... Tampaknya sama seperti surat sebelumnya, tak ada penerima pesan di amplop ini. Kalau begini akan susah dilacak. Sekalipun menggunakan pelacak yang canggih, kalau dia memasukkan menyerahkan surat ini menggunakan sarung tangan rasanya agak susah mengetahui sidik jarinya," kataku sambil bergumam. Seperti biasa aku kadang bicara sendiri kalau sedang menganalisa sesuatu, daripada aku harus berpikir dan stress tidak dikeluarkan. Ya tentu dengan suara nada yang kecil aku bergumam seperti ini sambil menikmati minumanku. Kalau dengan suara yang besar, bisa-bisa orang di restoran ini malah menganggapku orang gila atau orang stress.

Daripada dibawa pusing, aku segera membuka amplopnya dan membaca isinya. Surat itu tertulis:

Kepada

Yth. Sherry Locke

Jakarta

Aku senang akhirnya kau mengetahui petunjuk dariku mengenai langkah pemanasan ini. Kau juga telah mengetahui siapa yang mengirim surat untukmu. Rasanya aku ingin mengucapkan selamat untukmu. Sayang, aku hanya bisa mengucapkannya melalui surat ini. Aku tak dapat bertemu denganmu untuk sekarang ini. Jangan merasa kecewa dan bersedih, sayangku. Kau pasti akan bertemu denganku setelah kau mengetahui ketujuh langkahku. Oya aku memiliki kabar baik untuk langkah pertamaku.

Bravo! sahabatku Charlie, akhirnya mendapatkan uang di pasar Alfa CABANG KARANG TENGAH

Nah? Sekarang kau sudah tahu? Dimana langkah pertamaku? Kalau belum tahu, kau bisa menyaksikannya hari pertama dalam minggu ini melalui layar kaca. Kalau begitu sampai bertemu lagi, sayangku, Sherry Locke.

Salam sayangmu

A Thief of Robin

Entah kenapa setiap aku membaca surat petunjuk darinya, aku ingin meremas-remas isi surat itu dan membuangnya ke tempat sampah. Ditambah lagi ia membuat logo yang menurutku desainnya agak norak. Apa maksud pula dengan memasukan desain logonya pada surat pemberitahuan ke dua ini? Kalau dari desain gambarnya tampaknya orangnnya memang menyebalkan. Pastinya! Mana ada pencuri yang tidak menyebalkan. Sayang tak bisa aku harus menahan rasa sebalku dengan tidak meremas-remas isi surat ini karena isi surat ini adalah barang bukti penting. Aku mencoba meredakan perasaan amarahku ini dengan meneguk minuman dinginku. Rasanya sudah lebih mendingan dibandingkan tadi. Nah... Sekarang mari berpikir memecahkan teka-teki di surat ini untuk mengetahui langkah pertamanya.

Lintang KartikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang