Brengsek! Kakek Terry brengsek!
Kata hati itu yang ingin aku teriakkan saat ini juga. Saat ini aku ada di rumah Jane tersayang. Bukan berdua tapi bertiga, bersama dengan kakek Terry yang menyebalkan. Apa maksudnya pula menyetujui permintaan Jane. Bisa saja kan dia menolaknya. Apa mungkin beliau ingin mengawasi mangsanya? Awas saja kalau berani menyentuh Jane. Aku tak akan memaafkannya sekalipun kau adalah kakek kandungku.
Akan tetapi tampaknya ia akrab sekali dengan Jane. Benar-benar mantan mata-mata dan guru poker face-ku. Ia tak takut dengan beberapa mata-mata yang ditugaskan orang tua Jane untuk mengawasi Jane. Setahuku sejak kejadian tiga tahun yang lalu, kedua orangtua Jane menyuruh beberapa orang untuk mengawasi tingkah laku dan kegiatan Jane. Makanya aku pun sejak itu juga harus hati-hati dan waspada dalam bertindak. Kalau bukan karena ajaran dari kakek Terry aku tidak akan bisa berhati-hati dan waspada selama ini.
"Masih lama, le? Kakek laper nih."
"Ya sebentar lagi, kek. Aku sedang memasaknya."
"Oya kek, sambil menunggu masakan kak Andani, bagaimana kalau kakek melihat koleksi bukuku di ruang tamu sambil ceritakan masa kecilnya kak Andani," kata Jane yang penasaran.
"Ah, buat apa menceritakan masa kecilku?" kataku dengan nada kesal.
"Baiklah akan kakek ceritakan. Boleh kan le?"
Tatapan kakek yang berekspresi seperti layaknya anak kecil membuatku luluh lantah. Aku tahu itu bukan tatapan aslinya melainkan bagian dari ancamannya terhadapku secara tidak langsung. Benar-benar menyebalkan. Dasar rubah berbulu domba! Fokus... Fokus... Aku harus menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Gak lucu kan kalau makanan hari ini tidak bagus di hadapan mereka.
--
Tadinya sore hari ini aku berniat untuk pergi ke lokasi, mengecek langkah yang telah direncanakan oleh cucuku yang bodoh. Akan tetapi ternyata takdir berkata lain. Aku bertemu dengan seseorang. Ya siapa lagi kalau bukan targetnya Andani. Aku dengar dari beberapa sumber yang aku dapat anak perempuan berkacamata, berpenampilan rambut bob dengan sedikit kuncir kuda ini bernama Jane. Hmm... ya kalau aku lihat sih memang tipikal cewek seperti ini adalah salah satu kesukaan dari Andani, cucuku. Sepertinya kesannya menggunakan kacamata ini memberikan kesan pandai. Jujur aku suka juga dengan penampilan seperti ini. Entah kenapa anak perempuan ini mengingatkanku pada sosok wanita yang menjadi cinta pertamaku.
Ah... entah kenapa aku jadi teringat akan dirinya. Ya bukan berarti aku tidak cinta dengan almarhum istriku yang juga ibu dari anak-anakku. Akan tetapi cinta pertamaku ini lebih meninggalkan kesan yang mendalam. Dia tidak cantik tapi dia tomboi (ya itu kata anak muda sekarang). Dia tidak takut bermain dengan anak laki-laki pribumi sepertiku. Baginya petualangan adalah bagian dari dirinya. Itulah hal yang aku suka darinya. Aku pun sampai bela-bela memberanikan diri menyatakan kepadanya. Bahkan ketika suaminya meninggal, aku tak segan-segan mengajaknya untuk menikah denganku. Ya waktu itu kami berdua sama-sama janda dan duda. Wajar dong kalau kami diberi kesempatan untuk menikah lagi. Anggap saja kami seperti anak muda.
Hanya saja sayang keinginanku ini tidak akan pernah terkabul sama sekali sampai kapan pun. Bahkan sampai ia meninggal pun, ia tetap menolak untuk menikah denganku. Sebenarnya aku tahu alasan dia tidak mau menikah denganku. Ia tidak ingin masuk ke dalam duniaku yang berbahaya. Padahal aku masuk ke dunia ini awalnya juga karena dia, tapi entah kenapa rasanya aku jadi mencintai duniaku ini dan ingin mengajaknya.
Aku tahu dunia kerjaku terlampau bahaya. Bahkan aku sekarang melibatkan cucuku, Andani untuk terjun ke dalam duniaku dengan cara sedikit aku paksa. Aku ingin ada seorang penerus, dan aku yakin Andani adalah orangnya. Aku bukannya tidak mengajarkan kepada anak-anakku dan cucu-cucuku yang lain. Entah kenapa aku merasa Andani lebih cocok dibandingkan mereka semua. Sayang segala ilmu yang aku turunkan kepadanya itu malah dibuat untuk melaksanakan rencana bodohnya demi seorang wanita didepanku ini. Aku benar-benar tidak setuju! Aku tak ingin benih yang berharga ini terkurung dalam sebuah papan pagar. Aku ingin melihat dirinya tumbuh dan berkembang seperti sebuah tanaman yang berguna bagi mahkluk lain. Bukannya itu menyenangkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintang Kartika
Misterio / SuspensoCerita dengan genre roman detektif yang mengisahkan sebuah perjalanan cinta antara dua orang rekan yang awalnya membentuk sebuah grup detektif swasta, Sherry Locke. Pembentukan grup tersebut dikarenakan kecintaan mereka terhadap cerita misteri dan d...