five

125 6 0
                                    



Raejin berlari menuju toilet yeoja, membersihkan cardigannya yg tadi ketumpahan minumannya. Saat akan hendak masuk Raejin mendengar suara seorang namja yg tengah kesakitan, awalnya dikira itu pasti suara orang iseng namun entah karena apa Raejin malah menghampiri sumber suara itu. Suara itu berasal dari toilet namja yg bersebrangan dengan toilet yeoja.

Dengan ragu-ragu Raejin mengintip-intip dibalik tembok itu, dia mengintip kebawah untuk melihat siapa orang tersebut dan betapa terkejutnya dia melihat Seokjin oppa tengah meringkuh kesakitan sambil memegangi perutnya. Lalu Raejin menghampiri Seokjin oppa.

"Omona!! Ada apa denganmu oppa?"

Dia terlihat kesakitan

Seluruh tubuhnya berkeringat.

Jin hanya melihat Raejin yg ada didepannya sambil mengaduh kesakitan. Memegangi perutnya.

"akhh--- ak--- daa-rah-pe-rut-ku ber-da-rah. To-long..."

Raejin kebingungan, dan tanpa sadar Jin memeluknya.

"Tak ada darah oppa, tenanglah.."

Kemudian Raejin menyadarkan Jin yg tadi berhalusinasi dirinya ditusuk oleh seseorang.


Kini Raejin dan Jin berada diklinik kampus, gadis itu hanya diam duduk sambil memandangi Jin dengan sedih.

Oppa wae? Waeyo?? aku tak bisa tak membiarkanmu terluka seperti sekarang ini, apalagi gejala Skizofrenia mu. Itu semakin membuatku makin mencintaimu oppa.


Asumsi Raejin semakin menjadi, sudah beberapa kali ia memergoki Jin seperti ini. Melihat Jin yg tidur meringkuk dikamar mandi bukannya ditempat tidur. Lalu Jin yg tengah mengobrol dg seseorang saat Raejin tak sengaja berpapasan, padahal disana tak ada siapapun kecuali dia dan Jin oppa.

Aku takut ini akan menjadi parah dan lebih membuatnya melukai dirinya sendiri nantinya. Apa Yaeri yg dia sebutkan waktu itu adalah Visual halusinasinya?


Tibatiba alunan piano terdengar dari ponselnya.


Seoro baraboneun siseon seoro baraboneun siseon~

"Yeobosyeo?"

"Jin-yah? Apa kau sudah pulang? Mianhae. oppa tak bisa mengantarmu pulang, oppa ada kelas tambahan sampai delapan malam"

"oh ne oppa, aku akan naik bus"

"haruskah aku menyuruh namja gila itu untuk mengantarmu pulang?"

"Ah anni~ gwenchanna-yo oppa"

"are you sure?" terdengar kekhawatiran disana.

"Of course" kata Raejin menyakinkan.

"Baiklah. Hati-hati ne? kalau ada apa-apa telfon oppa? Atau Appa ne?" kata Suga oppa sekali nafas.

"Arrasso" langsung kumatikan sepihak kalau tidak oppa akan membuat rentetan rohani untukku. Batin Raejin.



***



Sudah seminggu semenjak Seokjin tak menampakkan batang hidungnya setelah insiden di toilet namja itu. Seulri saat ditaman belakang kampus celingak-celinguk sedari tadi, dan disampingnya Raejin tengah membaca buku berjudul THE ANGEL WHO FALLS IN LOVE. Melihat temannya bertingkah seperti cacing kepanasan, Raejin kemudian bertanya.

The Name of Love (Jin bts Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang