~Author POV~
Pagi hari yang cerah tapi tidak untuk Mifta, hari ini adalah awal yang sangat buruk untuknya karena dia harus menghabiskan waktunya dengan pria canadian itu siapa lagi kalau bukan Justin Drew Bieber pria yang sama sekali tidak dia kenal, tapi akhir-akhir ini Mifta merasakan sesuatu yang aneh entah apa itu, sesuatu yang selalu membuatnya gelisah, dia juga sering melamun, terkadang terbesit rasa rindu yang membuatnya semakin frustasi bahkan dia menganggap bahwa dirinya semakin hari semakin kehilangan akal sehat , ditambah lagi beban pentas seni itu
"Baiklah,,Oh tuhan berikanlah yang terbaik!" Ucap Mifta mengawali harinya
Dia pun masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju sekolah walaupun sebenarnya dia enggan untuk berangkat pagi ini, kalau saja bukan karena mamanya dia mungkin akan bolos hari ini
~ Gerbang Sekolah ~
Sekarang, Mifta akan memasuki gerbang itu, gerbang yang akan membuatnya bertambah gila dan semakin frustasi entah apa yang dia pikirkan tapi dia merasa gerbang itu adalah gerbang yang membawanya ke tempat yang banyak masalah
" Hei, kenapa kau melamun?" Tanya seseorang dari belakang yang mengejutkan Mifta
"Eung,,, tak apa" Jawab Mifta dan melanjutkan lamunannya
"Aku anak baru disini bisakah kau menunjukkan ruang kepala sekolah!" Ucap seorang pria itu
"Sedangkan aku anak yang akan tertimpa masalah" Ucap Mifta ngawur
"Eung,, maaf apa maksud~~" Ucapan pria itu terpotong ketika Mifta menarik tangannya memasuki sekolah
SKIP
"Ini ruang kepala sekolah namany Mrs. Barlin" Ucap Mifta datar
"Baiklah terimakasih atas bantuannya" Ucap pria itu
"Ya sudah aku pergi" Ucap Mifta berjalan menjauhi pria itu
"Eeh,, tunggu tunggu, siapa namamu?" Tanya pria itu
"Apa pentingnya untukmu?" Jawab Mifta ketus sangat ketus seketus ketusnya
"Setidaknya beritahu aku namamu agar aku tak memanggilmu dengan sebutan "kamu"" Ucap pria itu
"Mifta,, Mifta Nelson" Jawab Mifta lalu pergi meninggalkan pria itu
-Mifta POV-
Aku berjalan menyusuri koridor tapi aku tak menemukan yang ku cari, dimana dia? Aku sangat membutuhkannya sangat sangat membutuhkannya
"Apa yang kau cari?" Tanya seseorang yang ku yakini dia adalah Justin si pembawa masalah
"Apa urusanmu?" Jawabku sangat kasar
"Ditanya baik baik jawabnya malah seperti itu, kau sedang kedatangan ya??" Tanya Justin yang membuatku kaget
" Bagaimana kau tau kalau aku sedang datang~~" Justin memotong ucapanku sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibirku
"Aku tau apapun tentang dirimu karena aku adalah kekasihmu" Ucap Justin padaku dengan berbisik
"APA???? Kau sudah gila atau bagaimana haa?" teriakku kepada Justin
"Sst,, kau ini, kau yang sudah gila kenapa berteriak sekencang itu?" Ucap Justin lirih
"Kau ini namanya juga teriak ya pastinya kencang dasar pria bodoh" Ucapku sambil emosi dan pergi meninggalkan si Justin itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up Love
FanfictionAku masih takut, takut akan cinta. Cinta yang membuatku trauma. Maaf aku tak bisa menerimamu semudah itu.