Chapter 2
Hari kedua bersekolah, seperti kemarin diantar oleh Mr.Sean karena mama sedang ada kerjaan pagi ini.
Sesampainya di sekolah ada kerumunan siswa di depan papan mading akupun penasaran dan mendekatinya. Ternyata ada apresiasi seni yang di gelar satu tahun sekali. Aku sangat bersemangat akupun berlari ke kelas untuk memberitahu Lucky tapi
Bughh,,
"Aduhh" ucapku frustasi
"Maaf ,apa sakit?" ucap pria bermata hazel itu
"Sudah tau sakit masih tanya, keterlaluan!"jawabku sedikit kasar
"Sini aku bantu ke UKS" ajaknya
"Tidak usah,kau antar aku ke kelas saja" pintaku
"Eungg ya.. Namaku Justin" ucapnya
"Apa peduliku?" jawabku kesal
"Setidaknya beri tahu aku namamu" pintanya
"Aku Mifta" jawabku
"Nama yang unik" sahutnya
"kau ini sudah menabrakku, mengolok namaku lagi" bentakku dan melepaskan tanganku yang dipundaknya tapi aku tak bisa berdiri dan,
...
yap aku jatuh dipelukannya dan bertemu dengan mata hazelnya, entah mengapa aku merasa tenang di pelukannya"Kau baik baik saja?" tanya Justin
"Aku baik terimakasih sebaiknya kau pergi sekarang!" perintahku"mmh.. Nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran ya!" kata Justin dan aku menatapnya dengan bingung
"Untuk apa?" tanyaku
"Sudah tunggu saja nanti!" ucapnya dan pergi meninggalkanku
~Lucky POV~
"Kau dengan Justin?" tanyaku pada Mifta
"Ya memang kenapa?, dia hanya me~" ucapku" Aduh kenapa kau dekat dekat dengan cowok itu kau bisa di bully habis habisan oleh Frisca nanti!" cerocosku memarahi Mifta
"Memang apa peduliku dengan cewek separate itu?" jawab Mifta padaku
"Huh,kau terlalu santai menanggapi ini Ta!" ucapku melas padanya
"Ah,sudahlah. Apa kau akan ikut apresiasi itu?" tanya Mifta padaku
"Yap tentu saja, kita duet ya?" ajakku
"Ehem tentu saja" jawab Mifta penuh semangat
Pengumuman bagi seluruh siswa yang akan ikut apresiasi mohon sekarang berkumpul di ruang musik. Terimakasih
Tanpa aba aba aku langsung menarik Mifta menuju ruang musik dan sesampainya disana Oh,God sungguh sesak tapi aku melihat Greyson disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up Love
Fiksi PenggemarAku masih takut, takut akan cinta. Cinta yang membuatku trauma. Maaf aku tak bisa menerimamu semudah itu.