Author POV
Bertambah hari, tak ada yang membaik dari keadaan ini. Justin dan Mifta saling acuh, entah mengapa jarak antara mereka semakin melebar. Seharusnya tak seperti ini bukan? Mereka sama sama saling mencintai tapi mengapa mereka malah saling memendam. Namun semakin mereka memendam perasaannya rasa cinta itu semakin meledak ledak di hati mereka. Sampai pada akhirnya....
"Apa aku harus mengatakannya?" tanya Justin pada sahabatnya Kean
"Mengatakan apa? Pada siapa?" tanya Kean bingung
"Ya tentang ini tentang semua perasaanku pada Mifta" ucap Justin
"Just,, lo harus berani ngungkapin perasaan lo ke Mifta daripada lo frustasi mulu tiap hari kan" Usul Kean sahabatnya itu
"Okee,, doakan aku" Pinta Justin
"Selalu" Jawab Kean sambul mengacungkan ibu jarinyaJustin langsung pergi dengan berlari sampai terengah engah dan akhirnya sampailah dia di lapangan basket. Tunggu apa lapangan basket??
Dia menyuruh salah satu pria, lebih tepatnya adik kelasnya untuk mengambilkan sebuah meja dan setelah pria itu membawa meja kehadapan Justin. Dia langsung menaiki meja itu dan berteriak sekencang kencangnya yang dia bisa..
"MIFTA NELSON WANITA PALING UNIK BAGIKU YANG MEMBUATKU MERASAKAN SESUATU YANG ANEH DAN AKU MENYADARI BAHWA HAL ITU ADALAH CINTA. SO,, MIFTA I LOVE YOU!!" Justin berteriak sekencang kencangnya sampai - sampai seluruh siswa terpelongo melihatnya Mifta pun juga keluar dan dia adalah orang yang paling kaget.
Mifta POV
'Apa yang dia lakukan? Aduh aku sangat malu sekarang' gerutuku dalam hati. Akupun langsung menghampiri Justin yang sedang berada di tengah lapangan itu dan sesampainya disana...
"Apa kau mau menerimaku Mif??" Ucap Justi to the point dan itu membuatku kaget sekaget kagetnya ngelebihi orang yang lagi dikagetin sama orang.
"E... Ee....a..ak..aku~~" Ucapku gugup
"Terima....terima.....terima..." Semua siswa sekarang membawaku ke masalah yang paling berat. Oh tuhan bagaimana ini masalahnya aku nelum siap.sungguh belum siap.
"Eeh Jj...Jus..Justin a...ak..aku bb..belum bsa menerimamu" Ucapku terbata bata sontak semua makhluk yang berada disitu kaget bahkan mungkin ada yang mencibirku tapi mau bagaimana lagi
"Tapi kenapa Mif?" Tanya Justin yang sudah pasti dia sangat kecewa dengan keputusanku ini
"Yang jelas aku tak bisa menerimamu saat ini. A..Aku tahu kau sudah memberanikan dirimu untuk menyatakan perasaanmu padaku tapi sungguh Justin bukan~~" Ucapanku terpotong karena Justin langsung turun dari meja itu dan pergi melaluiku dan saat itu juga semua orang bubar.
Sungguh rasanya aku sangat bersalah padanya tapi bagaimana lagi aku sunggih belum bisa menerimanya. Aku masih trauma. Rasanya aku ingin menangis sekencang kencangnya agara rasa sesak ini cepat hilang. Oh tuhan...
"Ta,, kamu gak papa??" tanya sahabatku itu
"Lu,,, apa aku salah melakukan ini??" tanyaku padanya"Ta kamu belum bisakan,, kamu belum siap kan nerima Justin,, menurutku itu wajar karena cinta itu nggak bisa dipaksain. Ta kamu juga harus ngelawan trauma kamu itu,, kamu gak bisa gini terus!!" Ucap Lucky menguatkanku
"Makasih Lu, kamu yang paling ngertiin aku" Ucapku
Author POV
"Ta kamu belum bisakan,, kamu belum siap kan nerima Justin,, menurutku itu wajar karena cinta itu nggak bisa dipaksain. Ta kamu juga harus ngelawan trauma kamu itu,, kamu gak bisa gini terus!!" Ucap Lucky menguatkan Mifta
"Makasih Lu, kamu yang paling ngertiin aku" Ucap Mifta pada Lucky
Sedari tadi ternyata Kean menguping pembicaraan mereka berdua 'ah trauma trauma apa? Aku harus cari tau' gerutu Kean dalam hati.
Hai readers,,,,,, sorry ya lama udah gak update abis kagak ada jejaknya siih,, Ouh iyya sorty kalo ada typonya maklum gue kan typo everywhere ckckck.
Vote sama kritiknya jangan lupa ya!! Aku butuh itu dari kalian nanti kalo votenya udah lumayan banyak baru deh fue update lagi.
Moga kalian suka.. Bye Gomawo
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up Love
Fiksi PenggemarAku masih takut, takut akan cinta. Cinta yang membuatku trauma. Maaf aku tak bisa menerimamu semudah itu.