Mifta POV
Sekarang aku sedang menyusuri jalan untuk pulang ke rumahku. Ya, hari ini aku pulang sendirian karena Lucky sedang di perpustakaan bersama Greyson, pacar barunya itu.
Ya mereka sekarang sudah berpacaran sejak diadakannya acara pensi minggu lalu. Setelah kupikir pikir Lucky itu sahabat yang bagaimana? bisa bisanya membiarkan aku pulang sendiri sedangkan dia sedang asyik berpacaran?? Ughh,
***
Mataku menyapu ke segala arah jalan sekitarku, disini sangat sepi bahkan toko toko dipinggir jalan inipun juga banyak yang tutup. Lalu aku menemukan salah satu kedai es krim yang buka di ujung sana. Aku pun memutuskan untuk mampir sebentar, tentu saja untuk membeli es krim.
Kupercepat langkahku agar segera sampai ke kedai itu. Sesampainya di kedai itu aku langsung masuk dan memesan es krim rasa vanilla coklat dengan toping rasa nanas serta satu buah kukis diatasnya. Aku berpikir untuk menunggunya sambil duduk di salah satu kursi pengunjung, namun saat aku membalikkan badanku,,
"Kau??" Ucap pria itu, pria yang membuatku frustasi selama dua minggu ini ya siapa lagi kalau bukan Justin
"..." aku hanya diam melongo menatap mata hazelnya itu. Perasaanku campur aduk sekarang ini antara rindu, sedih, benci semuanya menjadi satu
"Pak apa pesananku sudah jadi?" tanyaku pada pemilik kedai dan tak menghiraukan Justin dibelakangku
"Ini nona,," Ucap pria itu
"Ini uangnya, terimakasih" Ucapku pada pemilik kedai itu lalu berniat untuk pergi dari sana dan juga menghindari Justin
Namun,,
Greb!!
Tangan kekar Justin menahan tanganku yang membuat jantungku berdegup sangat kencang dari biasanya. Aku berusaha untuk melepaskan tanganku dari genggamannya tapi tenaganya lebih kuat dari tenaga ku
Akupun membalikkan badanku lalu mengumpulkan keberanianku untuk menatapnya
"Ad..ada apa??" Tanyaku dengan gugup
"Apa kau begitu membenciku sampai kau tidak mau melihatku untuk sebentar saja?" Pertanyaan Justin membuatku semakin gugup dan salah tingkah. Oh ya tuhan!! Tolonglah!!
"Maaf Justin aku harus pergi Momku sedang menungguku" Ucapku pada Justin bohong sekali lagi maafkan aku Justin
Akupun pergi meninggalkan pria yang sebenarnya sangat ku cintai itu. Aku berlari keluar dari tempat itu dengan buliran bening yang sudah memenuhi pelupuk mataku dan tak lama air itu telah lolos dari mataku dan dengan mulusnya telah membasahi pipiku.
Aku berlari sekencang kencangnya dengan isakan tangis yang semakin menjadi, beruntunglah tak ada yang melihatku saat ini.
Entahlah apa yang harus kulakukan, aku sangat bingung. Aku sungguh mencintainya tapi disamping itu aku juga belum siap untuk menerima cintanya. Seandainya aku tidak mengalami kejadian menakutkan itu ...
Hai readerss,, vote lagi dong jahat amat sih kagak ngasih vote,, author sedih nih :(
O..ya koment nya juga dong aghh readers bikin author nangis*alay* huhuhu
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up Love
FanfictionAku masih takut, takut akan cinta. Cinta yang membuatku trauma. Maaf aku tak bisa menerimamu semudah itu.