Chapter 1

777 28 0
                                    

"Nggg"

Seorang cowok menggeliat pelan, dia mengerjab lalu menyernyit. Ini bukan kamarnya, jadi dimana..

Tiba-tiba tubuhnya dipeluk. Erat.

Oh iya, kemarin kan..

Wajahnya agak memerah, apalagi dia ingat betul tiap detiknya. Dan kenapa orang di sebelahnya ini gak terbangun? Padahal dia sudah mendorongnya dari tadi.

"Ccel, bangun hari ini masuk sekolah lho"

Orang yang dipanggil Ccel cuma mempererat pelukannya. "Lima menit lagi~"

"Lexccel! Kalau kau gak melepas pelukanmu, aku.. Lexccel!"

"Lima menit lagi Ly"

Ly -atau Fredly- makin gencar mendorong Lexccel yang makin manja memeluknya. Apa Lexccel lupa hari ini ada ulangan matematika? Fredly gak terlalu memikirkannya sih, tapi dia juga gak mau ikut susulan. Kesempatan dapat nilai bagus lebih tinggi bila mereka gak susulan. Karena tempat duduk menentukan prestasi (cr: Andrian).

"Aku gak akan main ke sini!"

Lexccel melonggarkan pelukannya sambil manyun. "Ly, Jangan marah~" kata Lexccel sambil menggoyangkan Fredly. Kayak anak kecil aja. Heran, harusnya kan dia yang manja (kata Tia dan Eren sih gitu) tapi kenapa malah Lexccel? Mungkin dia harus konsultasi dengan 2 temannya itu.

"Kalau gitu lepasin Ccel! Kita bakal telat nih," kata Fredly sambil bangun pelan-pelan dari tempat tidur. Sakitnya masih terasa aja, gimana dia di sekolah nanti? "Kalau masih sakit istirahat aja, aku jagain kok."

Fredly menatap malas Lexccel. "Jagain apa 'jagain'? Lagian hari ini ada ulangan, kalau susulan gak bisa nyontek."

"Oh iya, ada ulangan ya?"

"Baca grup Ccel, pada heboh kemarin"

"Ah, mana bisa aku fokus ke grup kalau ada kamu?"

"Jangan ngegombal deh"

"Koooooooooo"

Percakapan -dan gombalan- kedua orang itu terhenti tatkala pintu kamar Lexccel digedor. Fredly memakai bajunya cepat, Lexccel mengikutinya -karena saat dia mau tidur lagi, Fredly memelototinya- dengan malas sambil balas berteriak.

"Gak usah teriak Elvin! Gue gak budeg"

"Lu aja teriak, ko"

"Kalian, baru pagi udah teriak-teriak kayak di hutan"

"Tapi yang salah Elvin lho, Ly~"

"Elu sih ko, udah diketok juga gak jawab. Makanya gue gedor. Ngapain aja sih koko sama ko Fredly?"

Fredly terdiam, wajahnya memerah lagi sementara Lexccel tersenyum. Kenapa harus nanya ini sih? Emang Elvin gak ada pikiran ke sana?

"Mau tau? Kita.."

"Ccel, berani ngomong sama dengan mati"

"Hah? Apa ko?"

"Gak apa-apa Vin, sana siap-siap"

"Udah, ini mau ngebangunin lu sama ko Fredly"

"Yaudah, sekalian bikinin sarapan ya"

"Justru gue bangunin lu buat bikinin sarapan. Masa lu nyuruh gue sih, ko?"

"Iyalah, gue aja baru bangun. Bikin aja roti pakai selai, ribet amat sih

Fredly menatap malas Lexccel, kenapa gak dibuka aja pintunya? Dan kenapa dia harus diam mendengar perdebatan mereka tanpa inisiatf membuka pintu? Dia menghela nafas. "Udah udah. Elvin, tolong siapin sarapan ya. Ccel, mending kamu siap-siap"

School, Love and PainWhere stories live. Discover now