Kemerdekaan bagi siswa bukan saat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, tapi saat pulang sekolah.
Saat bel yang dibunyikan lewat 3 menit dari seharusnya berbunyi, seantero anak kelas Fredly bersorak. Katakan selamat tinggal pada guru dan halo ranjang yang empuk! Indri yang kena sial memimpin doa memilih lagu halo-halo Bandung sebagai lagu perpisahan pada guru mereka. Mereka bernyanyi dengan semangat '45 lalu berdoa dengan hikmat. Setelah ucapan selamat tinggal, sang guru tahu diri keluar dari kelas paling ditakuti TU itu. Kebanyakan kelompok sejarah tidak akan serajin kelompok 7, yang terpaksa mengerjakannya hari ini juga demi nilai mereka yang kurang. Agak miris sebenarnya.
"Eh, lu pada bisa ngerjain sejarah hari ini ga?" tanya Viro setelah semua member kelompoknya berkumpul. "Bisa, jam?" Tia agak mengeluh, dia lelah. "Langsung gimana?" tanya Fredly, dia malas pulang lagi.
"Ayo aja." Lexccel mah fleksibel, mumpung OSIS gak rapat."Eh, gue sama Fredly ada urusan bentar, lu pada duluan aja ke parkiran. "
Viro melirik Tia dan Fredly yang pergi duluan, mau ketemu Eren paling. Dia gak sadar Lexccel menatapnya gak suka, kayaknya Viro lupa tentang keposesifan Lexccel.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Urusan apa sih?"
"Soal Lexccel-lah, lagian gue juga nyelametin lu tahu!"
"Nyelametin gimana?"Berusaha gak mendengar apapun, Tia terus berjalan sampai kelas Eren. Dia males jelasin tentang Viro yang kelihatannya mengincar Fredly dan Lexccel yang posesif. Ngejelasinnya sama aja kayak ngomong sama bayi.
Eren udah di depan kelasnya sambil asyik main hape. Fredly bisa mendengar bahasa Korea dari hape-nya, paling Eren lagi nonton reality show.
"Ren!"
"Oh dateng juga lu. Gue mau laporan nih"
"Ini gak apa-apa kita ngobrol tepat di depan kelas lu?"
"Gak apa-lah, lagian yang lain udah pada pulang"
"Oh yaudah.."
"Gini, pas istirahat gue lihat si H.."
"H siapa?"
"H dari Christa, Fredly sayanggg. Pake C gampang ketahuan"
"Oh.."Seketika Eren pengen mukul Fredly pakai batu bata. Tapi dia urungkan niat suci itu. Dat boy doh..
"Si H semakin jb-jb sama X. X itu Lexccel ya, Fred. Kan si X lagi ngobrol gitu sama anak cowok kelas gue, tiba-tiba dia gabung dengan maksanya. Terus alur pembicaraan malah berubah jadi nyerempet ke bully, dia juga skinship mulu ama Lexccel"
"Oh iya, gue mau cerita juga. Si Viro kayaknya ngincar si Kamfred ini, tapi biasalah kaga peka"
"Hah? Masa sih?"
"Iya, lu harus merhatiin matanya pas lagi ngomong sama lu Fred. Penuh cinta gitu"
"Gue bayangin dia ngeliati Fredly pake muka terpesona, njir"
"Kagaklah, terus pacarnya kelihatan marah tuh"
"X? Dat possesive boy doh.. Eh anterin gw ke rumah dong"
"Oh oke"Eren mengambil tasnya lalu berjalan bersebelahan dengan Tia, Fredly sendiri main hape di belakang mereka. Formasi biasa.
"Lu pada tumben gak nungguin gue di depan kelas"
"Mau banget ditungguin?"
"Serah lu pada, dah"
"Kagak Eren. Gue, Tia, Lexccel sama Viro mau kerja kelompok di rumah Tia, tadi rapat dulu"
"Oh"Selanjutnya yang berisik adalah Tia dan Eren, Fredly yang kupingnya gak budeg tentu saja mendengar apa yang mereka bicarakan. Paling topik yang sama dengan orang yang berbeda. Dari tadi dia mengecek beberapa situs siapa tahu ada gundam yang baru, tapi sayangnya gak ada. Fredly emang suka anime atau biasa orang lain sebut otaku, sama aja kayak Viro. Karenanya, cek soal anime terupdate itu penting juga. Fredly juga udah belajar cara jalan-tanpa-jatuh-memalukan, jadi main hape sampai parkiran bukan masalah.
"Lho, kok ada Eren?" Lexccel agak keberatan, kenapa anak IPA yang sering menyusup ke kelas mereka ini ikut? "Gue numpang doang." Eren kalem, tapi keki dalam hati karena diusir secara gak langsung. Tiba-tiba satu pertanyaan penting tercetus dari Tia.
YOU ARE READING
School, Love and Pain
RomanceSummary: Sudah lelah dengan uke yang lemah lembut dan rapuh? Fredly, tokoh utama dan uke satu ini memulai revolusi uke(?). Cuek, gak peduli bahkan lebih cool dan tampan dari seme sendiri. Apa dia bisa menjadi seme #salah. Apa perjalanan cinta yang k...