Hari ini sebenarnya hari biasa, dengan pelajaran yang membosankan seperti biasa. Yang pinter termangu mendengarkan, yang standar sibuk sendiri, yang bodoh tertidur. Kalau diberikan tugas juga paling yang rajin yang ngerjain, sisanya nyalin. Begitulah hari Selasa 'indah' mereka, seharusnya sih.
"Film?" Seantero kelas cengo, ada juga yang membeo.
"Iya," kata guru dengan ras yang diketahui bernama China. "Kalian bikin film pendek. Durasi mininal 5 menit, dan ngomongnya pakai bahasa mandarin!"
White Clouds High School memang memiliki mata pelajaran bahasa mandarin, entah karena menyadari pentingnya bahasa mandarin atau karena banyaknya keturunan Tionghua di sini.
"Tiap orang minimal ngomong 3 kali. Tenggat waktunya 3 minggu lagi ya"
Dengan tugas menumpuk, ngomong pakai bahasa antah-berantah dan tenggat waktu sesedikit itu, jelas guru ini mencoba membunuh mereka perlahan. Protes yang bermunculan tidak menggoyahkan hati sang guru, dasar sadis.
"Iya, kelas gue juga begitu. Heran gue, kayak gak ada tugas lain aja," jelas Eren menggebu-gebu, kebiasannya saat sedang jengkel. Pelajaran bahasa mandarin sudah selesai dan akhirnya bel istirahat. Seperti biasa, Fredly, Tia dan Andrian bakal makan bareng Eren. Perbincangan malah dimulai dengan pertanyaan Eren 'lu pada disuruh bikin film ga?' yang berujung pada Eren yang ngomel. Dasar.
"Dia kayak kehabisan ide buat tugas"
"Betul! Btw, lu pada sekelompok?"
"Enggak. Gue sama Fredly satu kelompok"
"Wah, Ian ditinggal. Sama siapa lagi?"
"Lexccel, Hendra, Corry, Bella, Trisia sama Leine. Tampang mah dapet, ngomongnya.."
"Gue juga, malah tampang pada kagak ada"
"Emang lu satu kelompok sama siapa aja?"
"Vina, Ginny, Nelaine, Ari sama.. Christa"
Fredly yang lagi ngomong sama Andrian langsung nengok saat sadar Tia dan Eren memperhatikannya.
"Kenapa lu pada liatin gue begitu?"
"Oh ya, Eren. Gue mau cerita, inget gak yang gue bbm lu Lexccel sama Fredly berantem?"
Gak nyangka Tia bakal ngasih tahu ke Eren -walau dia tahu Tia bakal update hal ini ke Eren-, Fredly memperhatikan siapa tahu Tia bakal memberitahu hal yang.. private.
"Kan Fredly digeret pulang sama Lexccel, tapi sempet ngelepas gitu.."
"Kayak di drama-drama"
"Iya, terus Lexccel tatapannya kayak tajem gitu. Really like a possesive seme-lah. Fredly juga kayak uke yang ngelawan sia-sia"
"Really? Terus Viro?"
"Gw kunciin di kamar mandi sampai jam 6 sore"
"Sadis juga lu, Tia"
"Demi lancarnya hubungan mereka, Ian. Kalo enggak pasti tu anak ngejar deh"
Dalam hati Fredly merasa kasihan pada Viro, walau ini salahnya juga sih. Fredly pikir hal yang diceritakan Tia udah selesai, dia pun melanjutkan makan.
"Terus! Gue BBM Fredly sampai sekarang masih centang! Dia kan on mulu, lu pikir apa yang terjadi sampai Fredly gak buka HP?"
Fredly -untungnya- gak keselek, dia menatap Eren dan Tia yang mulai nyengir juga Andrian yang agak clueless.
"Tunggu Tia, mereka 'begituan'?"
"Pastilah! Lu inget gak sebulan lalu pas mereka berantem di kelas gue?"
YOU ARE READING
School, Love and Pain
RomanceSummary: Sudah lelah dengan uke yang lemah lembut dan rapuh? Fredly, tokoh utama dan uke satu ini memulai revolusi uke(?). Cuek, gak peduli bahkan lebih cool dan tampan dari seme sendiri. Apa dia bisa menjadi seme #salah. Apa perjalanan cinta yang k...