Harusnya murid yang baik mendengarkan guru yang tengah berceramah tentang kisi-kisi Ujian Sekolah demi masa depan yang lebih cerah, bukannya ngobrol ngalur-ngidul. Dan sebagai salah satu murid terpintar di kelas harusnya Fredly –minimal- dengerin bukannya tidur nyenyak dan mengganggap kisi-ksi KWN sebagai dongeng sebelum tidur.
Clining.
Fredly tersentak saat merasakan getaran –dan bunyi terdengar- dari saku celananya. Dia langsung bangun, jaga-jaga pak Ruben mendengar bunyi hapenya. Nyatanya sang guru malah udah selesai mengoceh dan ngasih soal –sejak kapan coba?-.
Dia membuka hapenya cepat. Fredly membuka 1 email yang belum dibuka -bukan pemberitahuan dari game-game yang dia mainkan-. Dari alamat email-nya kayaknya dia kenal.
Rev13
To : Fredly
Long time no see, don't we? I miss you so I decide to go home tomorrow. See ya in Soekarno-Hatta airport.
PS: Am I look cool when write this in English?
Fredly mengerutkan dahinya. Apanya yang kangen? Dia pasti salah satu siswa pertukaran pelajar itu. Kenapa juga dia harus jemput? Dasar menyusahkan.
"Ayo udah istirahat nih." Pekikan teman sekelasnya jadi menyadarkannya. Fredly mematikan hape-nya lalu keluar dari kelasnya, buat beli makanan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Beneran Fred?" Tia berhenti menyendokkan makanannya. Fredly mengangguk sambil fokus mengawasi Lexccel yang lagi bercanda dengan Christa. Dia masih sensi sama itu cewek.
"Gue baru tahu adek lu ikut program pertukaran pelajar"
"Tahu tuh anak. Minta ke Indonesia lagi"
"Kangen elu kali"
"Kagak mungkin, Ian. Dia mah bahagia banget waktu ikut bareng bonyok. Gue malah ditinggal!"
Keluarga Fredly sekarang ada di Jepang, maklum papanya kan diplomat. Mamanya dan adiknya ikut, sementara Fredly -yang berhasil menang ngotot-ngototan- dan cicinya tetap di Indonesia. Kalau cicinya ingin menyelesaikan kuiah di Indonesia sedangkan Fredly dengan alasan yang tidak jelas.
"Lah, salah lu gak ikut kan?"
"Oh iya kamFred, kok lu gak ikut bonyok lu sih?"
"Njir, jangan panggil gue pake kamFred napa"
"Eh, ini tuh panggil sayang gue ke elu sama kayak Ian Kasela"
"Najis, sayang"
"Kalo lu gak gue sayang, lu udah gue ajak ngopi!"
"Eh, sesama psycho jangan berantem!"
"ENAK AJA! GUE GAK PSYCHO!"
"Santai Eren! Lu kagak liat semua orang ngelirik ke elu?"
"Bodo! Eh kamFred, jangan alihin pembicaraan!"
"Ya.. Karena gue gak mau"
"Bullshit! Ke Jepang masa gak mau?"
"Yaelah masih nanya aja, Ren. Ya karena his beloved boyfriend di sinilah"
Eren memukul kedua tangannya dengan mulut membentuk huruf 'o'. Iya ya, kan awal kelas 10 Lexccel -secara gak mengejutkan- deket mulu sama Fredly. Entah tugas kelompok, tempat duduk di kelas atau partner olahraga. Modus Lexccel emang kenceng, gak heran awalnya Tia dan Eren memanggil mereka 'modus couple'.
YOU ARE READING
School, Love and Pain
RomanceSummary: Sudah lelah dengan uke yang lemah lembut dan rapuh? Fredly, tokoh utama dan uke satu ini memulai revolusi uke(?). Cuek, gak peduli bahkan lebih cool dan tampan dari seme sendiri. Apa dia bisa menjadi seme #salah. Apa perjalanan cinta yang k...