√1 Tak Pernah Tahu

1.9K 73 3
                                    

Apa semua remaja juga merasakan hal yang saat ini kurasakan? Jatuh hati.

☆☆☆

Gadis berkuncir itu terus saja menggerutu karena Ayahnya yang tak kunjung datang untuk menjemput. Tak tinggal diam, ia merogoh saku jaket merahnya untuk mengeluarkan android bersilikon merah muda lalu menelfon pahlawan yang ia tunggu dari tadi.

Setelah nada tunggu berhenti pertanda di angkatnya telfon, langsung saja ia nyerocos.

"Ayah lama banget sih. Sekolahnya udah mulai sepi nih," gerutunya pelan.

"Iya sayang, ini lagi di jalan nih." jawab ayah gadis itu sabar, terdengar dari logatnya.

"Ya udah, cepet. Hati-hati ya Ayah."

"Iya sayang." lalu panggilan itu berakhir.

Gadis itu  terus mengetuk-ngetukkan ujung sepatu converse hitamnya kelihatan tak sabar. Bukan kelihatannya lagi sepertinya, tapi memang iya.

Di sisi lain seorang anak laki-laki yang 2 tahun lebih tua darinya bersender pada tiang bendera dan menopangkan kaki kanannya pada kaki kirinya. Melihat, ah.. lebih tepatnya mengamati. Ia mengamati adik kelas yang menurutnya adalah manusia kelewat cerewet tukang menggerutu yang entah kenapa menarik hatinya begitu saja.

Dasar bocah nggak sabaran.

Batin anak laki-laki itu sambil meninggalkan sandarannya, bertepatan dengan mobil BMW hitam yang menuju ke arah gadis berkuncir yang ia amati.

Apa dia pernah tahu? Mungkin saja tidak.

----

Ini cerita pertamaku, udah pernah di publish sih, tpi aku unpublish setelah completed.

Silahkan baca, ini lagi di revisi. Updatenya di usahain sehari sekali loh soalnya tinggal koreksi tulisan doang.

Jangan lupa voment ya :) aku tunggu notif vote nya.

•DnA•

Can I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang