Exstra Part (2)

241 13 0
                                    

Ion's POV

Ame kecewa padaku, aku tahu.
Ame marah padaku, itu pantas ia lakukan.
Ame melepaskanku, memang aku bukan lelaki yang baik sekarang.

Ame memintaku menikah dengan Puti, padahal bukan ia yang aku ingini. Aku mau bertanggung jawab, tapi menikahinya jelas bukan jawaban yang pas. 

Ame, hanya Ame yang aku ingini. Tapi sialan!!! Takdirku sepertinya untuk menerima kutukan! Sialan!!! Takdirku bisa mengendalikan semua hal, tapi tak bisa kendalikan diriku sendiri dimalam itu!

Ame meninggalkanku entah kemana. Wajar saja, aku tak tahu seremuk apa hatinya. Aku ingin merengkuhnya, tapi kini aku sadar, rengkuhanku justru akan semakin membuat hatinya hancur berkeping-keping.

Pagi setelah kejadian itu, kejadian dimana Ame tahu semuanya dan keluar dari apartment ku, aku ingin meminta maaf padanya, bersimpuh di bawah kakinya, tapi sialan!!! Lagi lagi takdirku, takdirku menjadi seegois itu, sehingga bersimpuh saat melihatnya pun aku tak mampu.

Jam 6 pagi, aku keluar dari apartmen laknat itu, namun yang aku temui di depan pintu malah Bang Tara dan 4 orang berbadan besar di sana, bodyguard? Sialan! Lagi lagi takdirku! Aku seperti tahanan yang dijaga banyak manusia. 

Tara membawaku ke rumah, dan di sana sudah ada Dad, Mom, Ayah, Bunda, Gab, dan Puti.

Semua orang menatapku dengan tatapan kecewa, kecuali Puti yang hanya diam, aku ingin menangis sekarang. Di pagi itu, dimana aku dikelilingi orang-orang yang mempercayaiku, aku sadar, masa depan tentang kehidupan pernikahanku yang bahagia dengan Ame telah hilang, musnah, tak akan pernah terjadi.

Dad mencaciku dengan ketegasannya dan Mom bilang ia kecewa padaku dengan tangis dan gagapnya, Gab menamparku lalu pergi, Ayah mendiamkanku dengan wajahnya yang kaku, begitu juga Bunda, wajahnya penuh tanya dan kekecewaan disana, aku merasa sangat bodoh dan tak berdaya.

Dad dan Ayah merencanakan perubahan nama di undangan, nama kekasihku Tria Cantika Prameswati akan berubah dengan nama Puti, yang bahkan nama lengkapnya saja belum aku ketahui. Semua terdengar bergemuruh di telinga, pikiranku entah kemana dan aku hanya bisa mengangguk saat di tanya, menyetujui semua rencana mereka.

"Demi ketenangan Ame," kata salah satu diantara mereka entah siapa.

Baiklah. Aku akan melakukannya. Karna rencana mereka pasti telah dengan persetujuan Ame sebelumnya. Ame, kekasih itu yang memintanya. Kekasihku dengan hatinya yang hancur entah seperti apa bentuknya, untuk bertanya keadaannya saja sudah seperti tidak pantas rasanya.

Hatiku bergejolak menginginkannya kembali, namun kemudian otakku mencaci "hei! Itu tak akan terjadi."

Setelah semua rencana yang aku iyakan, sekarang aku sedang duduk menyendiri, memikirkan apa yang Ame lakukan diluar sana, kemana Ia pergi, kapan aku bisa menjumpainya lagi, dan apakah Ame akan memaafkan aku nantinya?

Aku menarik nafas panjang, menahan air mataku yang sebentar lagi keluar. 

'Apa aku masih pantas mengharapkan maaf darinya?' batinku bertanya.

Aku tidak bisa diam saja, dengan tidak punya malu akhirnya aku menanyakan pada Bang Tara tentang keberadaan Ame, namun ia dengan sinis dan cepat menjawab "sudah tidak usah kau tanya Ame dimana, kau tidak akan menemukannya karena ia akan terus menghindar darimu. Nikmati saja posisimu sekarang, dan jangan membuat kekacauan lagi." 

Bodoh jika aku mencari Ame, karena aku sumber sakitnya. Ame sudah menjauh dariku, aku akan mendukungnya juga dengan menjauhkan diriku darinya, meski bagiku menjauh sulit juga, tapi aku tidak ingin lebih menyakitinya. Aku harus menahan diriku untuk ketenangan hidupnya.

"Maaf Am. Aku pengecut." Ucapku lirih sambil meneteskan air mata, kuusap wajahku kasar, airmata penyesalanku buyar, tidak pantas aku menangis seperti akulah yang korban. 

Aku tetap akan menikahi Puti yang tidak aku inginkan itu, karna Ame yang memintaku.

Untuk Ame dan apa yang dia inginkan, untuk Ame dan kekecewaannya yang terlalu dalam, aku siap menerima ketidak inginanku dan aku siap menjadi manusia yang kamu inginkan.

---

Kata maaf punya waktu, jadi segera sampaikan maafmu, karna jika waktu semakin berlalu, bukan jawab lagi yang kau dapat, hanya senyuman, pengabaian.

###

Vomentnya di tunggu yaaaahh :)



Can I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang