√17 Baron

262 15 0
                                    

Semalam Darion, Ame dan Gabriella makan di cafe yang pernah Ame kunjungi bersama dengan Ion.

Ame sangat terkejut karena ternyata Ion lah yang punya kafe dan telah memberinya makanan gratis dengan alasan yang super khayal, Ame pembeli ke 2222.

Ame ngambek semalam dan ia tidak mengajak bicara Darion sampai tadi pagi. Darion datang ke kamar Gab membawakan 2 potong roti plus 2 gelas susu untuk dua orang yang sangat ia sayangi.

Gab yang biasanya malas menjadi sangat bersemangat untuk bangun karena Ame yang juga bangun lebih dulu.

Ame lari pagi dengan kedua bersaudara itu, mereka tidak bertemu Bang Al karena ia sedang tidur di rumah Ame dengan teman-teman Abangnya.

Agak siang, Om Leon dan Tante Diyah menelpon mereka dan meminta mereka datang ke Resto Perancis di salah satu hotel, ternyata Om Leon sudah memesankan bangku untuk mereka.

Ame berangkat dengan Gab naik Si Susi -motor Gab- sedangkan Ion tentu saja menggunakan motor sport besar-nya dan membuat tunggangan mereka menjadi sangat kontras.

Di Resto sangat sepi karena biasanya memang Resto Prancis akan ramai di malam hari, bukan di siang bolong seperti sekarang ini. Kami makan dengan tenang sambil sekali-kali berbincang ringan.

Setelah makan siang dengan makanan Perancia alakadarnya yang terlihat sedikit di mata Ion, mereka meneruskan perjalanan dan pergi ke toko DVD. Entah kenapa Gab lebih suka membeli DVD daripada berlangganan video di aplikasi yang menyediakan film, lebih mudah katanya.

Pulangnya mereka mampir ke warung ketoprak di pinggir jalan, pesan tiga bungkus pedas karena makanan resto yang bagi Ion kurang mengenyangkan.

Sampai di rumah kira-kira jam 4 sore, mereka menonton film sambil memakan makanan mereka masing-masing.

"Kak Ame ntar tidur sini lagi?" tanya Gab pada Ame yang di jawab dengan gelengan.

"Yaelah. Kenapa?" tanya Gab.

"Aku pamitnya cuman sehari doang Gab," kata Ame membuat Gab menekuk wajahnya kecewa. Pasalnya Gab memang suka dengan Ame, ia suka jika malam hari ada yang di ajaknya bicara walau sekedar bercanda.

"Udahlah Gab, ntar tidur sama kakak kalo nggak mau sendiri, dasar manja lu," kata Ion membuat Gab semakin menekuk wajahnya.

"Iya tuh. Kapan-kapan deh ya tidur sini lagi, enak juga makan gratis mulu seharian. Kalian dong kapan-kapan gantian tidur di rumah aku," kata Ame membuat Gab berbinar.

"Iya deh Kak, next time ya .." kata Gab sambil mengganti DVD yang telah selesai film nya tersebut.

"Aduh ..., kok horror sih! Siapa nih tadi yang milih?" tanya Gab pada Ame dan Ion, Ion hanya memandang Ame yang cengengesan merasa dia yang memilih DVD film horror.

"Gaya-gayaan bocah kencur milih film horror," kata Ion noyor kepala Ame.

"Hehe, Iseng doang kok di coba aja, siapa tau bagus," kata Ame sambil senyum.

"Aku nggak berani tauk," kata Gab, namun tetap memasukkan piringan DVD ke dalam mesinnya.

Gab langsung mengambil tempat di bagian tengah yang tadinya di tempati Ame, membuat Ion menoyor kepala Adiknya yang nyumpel-nyumpel kayak anak kelinci.

"Aduh kaaakkk ..., Pokoknya ntar yang matiin Kak Ion," kata Gab menyembunyikan kepalanya di bahu Ion.

"Iyaaa...." Kata Ion cuek.

"Ngapain deh ngedusel gitu? Kan belum keluar hatunya," kata Ame.

"Sekarang ataupun nanti, sama aja serem," jawab Gab yang memang agak parnoan itu.

Can I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang