√26 nething

244 14 0
                                    

Ame's pov.

Sebulan lagi kak Ion pulang, aku sangat rindu dengannya. Meskipun kami selalu vidcall setiap akhir pekan, nyatanya tak ada yang bisa menggantikan pertemuan langsung tatap muka.

Ditengah kerinduanku ke Kak Ion, kadang aku teringat Jaron. 2 minggu yang lalu ia menyatakan perasaannya yang ternyata masih belum usai, aku sendiri sebenarnya masih nyaman dengan dia, tapi entahlah, pasti akan ada yang mengganjal jika aku kembali dengan dia. Rasanya seperti Kak Ion akan lebih bisa menjagaku daripada Jaron yang meninggalkanku tanpa kabar selama 4 tahun, biar ku ulangi bagian ini, EMPAT TAHUN kawan-kawan.

Selain itu perasaanku pada Jaron sepertinya sudah akan menghilang, jadi aku tidak ingin memikirkannya terlalu dalam.

Pikiranku berkelanan saat ini, merebahkan diri di kasur memang hal yang sangat aku rindukan setelah seharian harus duduk di bangku sekolah yang busanya sangat tipis itu.

Sambil membuka ikat rambut yang membuat sesak, aku membuka Line, jariku secara otomatis membuka chat ku dengan kak Ion untuk sekedar membaca ulang isinya, jelas karena ini hari kamis jadi kak Ion bahkan tidak membaca pesan yang aku kirim kemarin. Merasa bosan, aku lalu menutup Line dan mulai menelusuri Instagram.

Instagram tidak terlalu menarik bagiku, setelah menelusuri pencarian yang kebanyakan berisi makanan dan kucing, aku melihat feed dari orang-orang terdekatku.

Muncul gambar beberapa temanku yang berpose, candid, bahkan ada yang sekedar post foto selfie, sampai akhirnya mataku menangkap post foto kak Ion, mataku tak berkedip beberapa saat sampai aku melihat waktu post-nya, 1d (yg artinya kemarin). Kemarin? Aku mengeryitkan alis dan berusaha menebak kemungkinan Kak Ion menggunakan HP nya di hari Rabu, yang bukan hari libur untuknya. Pikiranku yang lain juga menebak-nebak alasan dibalik sikap Kak Ion yang tak menghubungi aku.

Foto yang di unggahkannya menunjukkan Kak Ion duduk dengan Frans yang aku tau itu sepupunya. Keanehannya adalah ada perempuan lain disana yang belum pernah dikenalkan kak Ion padaku, perempuan dengan rambut lurus dan lipstik tebalnya.

Perempuan itu cantik, perawakannya dewasa dengan wajah khas bule, hatiku berdesir antara iri dengan kecantikannya dan cemburu dengan kedekatan Kak Ion dengannya. Jujur saja kecantikanmya mengganggu pikiranku, takut kak Ion tertarik lalu melupakanku.

Tak tinggal diam, aku men-screenshot foto itu dan mengirimkan pada Mom -Ibu kak Ion-.

Mencari kontak Mom memberi aku cukup waktu untuk berpikir dan menemukan nama yang pernah aku dengar, Chloe, mantan kak Ion. Apa itu dia?

Aku mengetikkan pesanku cepat pada Mom, "Mom, apa ini Chloe?" Mom membaca pesan yang kukirim tak kalah cepat.

"Kau bisa tanyakan pada Ion, sayang. Mom tak mau ikut campur," balas Mom menyertakan emoticon menjulurkan lidah. Apa-apaan ini, aku sedang kalangkabut, Mom dengan seenaknya mengajakku bercanda.

"Mom memang menyebalkan," balasku menyertakan emoticon marahdi sana.

Mengikuti saran Mom, aku langsung saja chat kak Ion. Mengetikkan pesan dengan cepat di bawah chat-chatku dengannya beberapa hari yang lalu.

"Aku sedang marah. Bisakah kak Ion menghubungiku cepat?" aku mengirim pesan pada Kak Ion.

Ini hari kamis, aku benci harus menunggu, Kak Ion mungkin akan menghubungiku akhir pekan. Namun hal lain yang membuat aku terkejut adalah, tak lama hp ku bergetar membuatku cepat-cepat meraih nya.

Ada yang tidak beres, pesanku yang kemarin tidak ia balas. Bagaimana bisa kak Ion membalas pesanku cepat karena aku marah?

Aku langsung mengangkatnya menyingkirkan pikiran-pikiran negatifku dulu.

Can I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang