Special Louis Tomlinson birthday.Jam menunjukkan pukul 2.30 pagi, hanya ada suara ketikkan keyboard dan alunan musik menyelimuti keheningan studio yang dingin ini. Dihadapanku layar layar komputer, dengan segelas susu disampingnya. Hanya cahaya dari komputer dan beberapa lampu studio yang menemaniku. Jika beberapa dari kalian ada yang bertanya sedang apa aku, aku sedang menyelesaikan lagu seorang artis lokal Amsterdam.
Untuk informasimu, aku bekerja di Sony Music di Kota Amsterdam yang damai ini. Baru 3 tahun aku bekerja sebagai song editor. Tetapi tidur 3 jam sehari sudah biasa untukku-well, kali ini aku memilih untuk tidak tidur sama sekali karena atasanku memeritahkanku bahwa aku harus menyelesaikan 4 lagu dan harus selesai nanti siang, thanks for that. Mengedit sebuah lagu tidak semudah itu man! Kau harus memperhatikan betul betul volume vocalnya dan instrumentalnya tepat, dan lain lain. Dan menurutku ini harus mendetail.
"Yeayy!!" Sorakku ketika lagu ketiga sudah kuselesaikan. 1 songs to go!
Aku melempar tubuhku ke punggung kursi dan membuang nafasku lega. Pekerjaan ini sungguhlah melelahkan, juga menyenangkan. Melelahkan karena harus memotong jam tidurmu jika mengejar deadline, dan menyenangkan karena bisa bekerja bersama artis artis papan atas.
Aku meminum susu dinginku lalu memulai untuk mengedit lagu terakhir. Membuka folder rekaman, aku mendengarkan satu satu mana bagian yang akan kumasukkan. Tiba tiba suara pintu terbuka secara tiba tiba. Muncullah sesosok orang yang tidak pernah kusangka akan muncul pada jam 3 pagi di studio yang sunyi ini. Seorang personel boyband terbesar yang namanya tak pernah luput dari media ada di ambang pintu studioku. Sekarang.
"Dimana yang lain?" Tanyanya
"Ini pukul 3 pagi, 'sedang apa kau disini?' Adalah pertanyaan yang lebih cocok untuk dipertanyakan saat ini, Tomlinson" aku terkekeh saat mendapati ia memukul wajahnya kesal.
"Frank menyuruhku kesini pukul 3 pagi ini untuk rekaman ulang." Ucapnya kesal lalu mengambil duduk di sofa terdekat darinya.
"Rekaman ulang? Tunggu. Apa sangkut pautnya dengan kami, dan bukankah kalian biasa rekaman dalam perjalanan tour kalian?" Tanyaku kebingungan.
"Semua peralatan rekaman sudah dikirim kembali karena rekaman kami sudah selesai, hanya tinggal pengeditan. Tapi crew ceroboh dan menghilangkan salah satu bagianku. Kau paham?" Louis menggerang dan menutup wajahnya dengan bantal
"sekarang aku kesal bukan karena aku harus rekaman ulang, aku kesal karena harusnya aku masih bisa tidur! Aku dan yang lain baru tidur jam 1 tadi karena Liam mengadakan taruhan bermain PS. Kau tau rasanya tidur hanya 2 jam dan besoknya kau harus melakukan kegiatan yang sangat padat?" Keluhnya.
"Sama lelahnya ketika kau harus menghapus tidur di jadwal keseharianmu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Well, memang terdengar tidak melelahkan, tapi kau tau bahwa matamu sudah meronta ronta seperti dinosaurus yang kelaparan-meminta untuk istirahat sebentar saja" aku ikut mengeluh dan mengangkat kedua bahuku.
"Ah! Itu yang kumaksud. Tapi dinosaurus kelaparan tidak se-menyeramkan itu, lebih cocok seperti kecoa yang tubuhnya terbalik, memohon untuk seseorang untuk membalikkan tubuhnya kembali, kau tau, kecoa bisa mati jika ia berada di posisi perut diatas." Ia menghela nafas dan membaringkan tubuhnya. "Seperti ini" ia memukul mukul perutnya. Aku tergelak.
"Omong omong, ketika aku mengetahui fakta itu, aku langsung berfikir bahwa aku bisa mengemat uang pada pembelian penyemprot serangga, aku sangat senang dengan itu. Tetapi waktu itu aku mendapati kecoa di kamarku, dan aku kalang kabut karena penyemprot seranggaku sudah habis, dan aku hanya memiliki iPhone didekatku. Jangankan bertekad untuk membalikkan tubuh kecoa itu, membayangkan jika aku akan mendekatinya hanya untuk membalikkan tubuhnya saja rasanya aku ingin mati. Jadi kuputuskan akan kembali berlangganan 12 bulan penyemprot serangga yang memiliki aroma kulit jeruk lagi" ia tertawa atas leluconnya, aku tertawa atas tertawaannya karena leluconnya barusan menurutku tidak lucu.