2. Santri dan Siang hari

941 39 0
                                    

"Woi Ahul ! Ente jangan kabur deh!" Ancam suara baritone yang ada di belakang ahul pada saat ahul sedang berlari menuju pondok

Dengan perlahan ahul menengok ke belakang dan melihat sosok yang menurutnya sangat menakutkan dihari tsb. Yap! Ialah ketua MPK*

"EH...Arif ane di pondok lagi banyak cucian jadi ane ijin piket perpus dulu ya, " ujar Ahul dengan wajah pucat pasi, takut kena amuk dari Arif.

"Ga ada tapi-tapian buruan piket atau ane bogem!" titah Arief sang ketua MPK mutlak.

Ahul melongos malas. Sekarang kawan-kawannya--Fadli, Fadhil, Fahmi, Aulia dan Adnan--sama sekali tidak dapat membantu nya kali ini, Fadhil dan Fadli pasti kini tengah piket di kelasnya, mengingat ini adalah hari Senin, lalu Adnan, Fahmi dan Aulia sudah pasti ia sudah terlebih dahulu pulang mengingat kelas IX-D tadi sama sekali tidak ada guru nya--bisa di bilang bolos/madol--

Entah apa yang mendorong otak ahul untuk membohongi ketua MPK ini

"Eh Arief itu ada si laela !" Tunjuk ahul sambil menunjuk ke asal tempat

"Mana ?" Arief lengah dan mencari sosok pujaan hatinya dan kesempatan emas tersebut ahul gunakan untuk kabur secepatnya menuju pondok yang berjarak 50 meter dari MTs

***

"Hosh...hosh...hampir aja"dengus ahul sambil membereskan sepatunya dan meletakkannya di loker penyimpanan sepatu

"Woi Hul !" Panggil suara baritone yang berhasil membuat ahul mendongak ke sumber suara yang pemiliknya tak lain Fahmi

"Apa?" Respon ahul

"Mana bahan makan siang?" tanya Fahmi dengan nada datar.

"Masya allah!" Ahul menepuk dahi nya

"Ane lupa minta ke pengurus pusat lagi" pekik nya.

"Nah loh, masa nanti pada makan siang sama nasi ikan asin ama lalap doang ?" Celetuk Aulia yang ada di dapur

"Emang ada apa aja sih dikulkas?" Tanya Ahul

"Cuman ada ikan asin sama lalapan doang"jawab Aulia

"Cukup kali segini mah"lanjut Fahmi sambil berjalan menuju dapur yang tempatnya cukup luas, mungkin banyak yang tak menyangka modern kitchen ini sepenuhnya dipegang santri putra tanpa ada yang rusak maupun error

"Oh ya beras masih banyak?" Tanya ahul

"Masih"jawab farid sambil menggoreng ikan asin

"Woi udah jam 13.30 siap-siap waktu nya makan siang!!!" Teriak Fahmi kepada anggota yang piket di sana

"BTW, tadi pada pulang jam berapa?" tanya Ahul

"Pelajaran terakhir, tadi pak Sanusi kagak hadir, jadi kita bolos aja. Iya gak Au?" 

Aulia hanya mengangguk menanggapi perkataan Fahmi

"Dasar tadi malah kelas IX-C ane ngebolos  dong,"pamer Ahul seraya berkacak pinggang bangga (Tidak boleh ditiru ini).

"Siapa?" Aulia bertanya. 

"Ane, " jawab ahul polos

"Yang nanya,"celetuk Aulia yang tengah  menggoreng ikan asin

"K...kurang ajar!?" hardik ahul frustasi

"Jangan ngamuk...Just Kidding," sahut Aulia dengan senyum jahil nya.

Sementara itu

"Fadli ?! Kok sabunnya tinggal segini sih   ?!"tanya Fadhil

"Lah... Mana ane tahu"jawab Fadli

"Mungkin ama Aulia"ujar Fadli cuek dan mulai mengucek pakaiannya yang kotor itu

"Kurang ajar sabun cuci ane kenapa tinggal segini kan ?!" umpat Fadhil

"Mungkin buat 'begituan' kali ama Aulia,"ceplos Fahmi asal- asalan.

"Astaghfirullah...  Tobatlah wahai manusia, kalian tuh masih kecil..." Ahul, yang baru saja memasuki area pencucian itu menceletuk seraya mengelus dada layaknya seorang Ibu yang melihat tingkah laku anak nya.

Ahul menatap Fahmi dengan tatapan meratap, memegang pundak pemuda itu, "Nak, kamu gak boleh berburu sa-"

"Ane becanda goblok," tukas Fahmi seraya menempik tangan Ahul yang berada di bahu nya. Pandangan nya kemudian berdalih ke dalam toples kecil isi sabun cuci nya yang entah mengapa tinggal sedikit, cengiran terulas, "Ane minta sabun dikit geh ?" pinta Fahmi dengan wajah memelas kepada Fadhil.

"Minta ke Fadli aja sono sabun ane tinggal dikit, "tolak Fadhil kesal.

"Yah elah tumben pelit amet"ceplos Fahmi

"Maap ya, udah dikit nih... Lagian ente mondok gak modal amat sih,"dengus Fadhil.

Fahmi mendengus, "Pelit banget sih, awas ente kalo lagi ujian... Gak aneh bagi contekan nya!" ancaman terdengar bak angin, Fadhil menghiraukan ancaman tersebut dan asyik menyuci pakaian nya.

"Ente mau ane lempar ke sumur kayak waktu kelas 1?"Gantian, Fadhil pun menatap tajam Fahmi dan mengancam dengan aura mengintimidasi yang berhasil membuat Fahmi bungkam mengingat masa lalu nya yang terjebak di dalam sumur se dalam 5 meter karena bertengkar hebat dengan Fadhil semasa kelas 1 SMP.

Akhir kata, dengan sisa sabun cuci tersisa, mulai lah penderitaan Fahmi...

Jangan pernah numpuk pakaian gan,..

***


"Hm...gurfah ** 3-A lengkap"gumam Adnan sambil meninggalkan gurfah 3-A.

"Woi Ad kok ente ga meriksa masjid sih?" tanya Aulia.

"Udah tadi,"sahut Adnan cuek sambil kembali memeriksa perlengkapan kebersihan

Dan ini adalah kegiatan mingguan Aulia, dan Adnan yang menjabat sebagai Sie. Kebersihan pondok ini. Agenda ini sangat rutin di lakukan oleh Aulia dan Adnan setiap minggu, demi mencegah aksi pencurian tidak etis yang barangkali dilakukan salah satu santri karena sebelumnya, banyak sekali sapu milik gurfah hilang tanpa jejak dan ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan kondisi gagang patah. Usut punya usut, beberapa santri nakal menjadikan sapu salah satu gurfah untuk dijadikan mainan.

"Yuk balik ke Kamar, bentar lagi mau mulai MD nya" ujar Adnan sambil keluar dari Gurfah 3-A

Aulia mengangguk dan segera mengikuti langkah Adnan yang akan pergi menuju kamar nya. 


.





Note
*MPK:Majelis permusyawaratan kelas
Organisasi tertinggi disekolah,anggota nya terdiri atas anak osis yang sudah kelas 9 tentu ke enam santri sableng adalah anggota MPK.

**Gurfah:sebutan kelas madrasah

Edited and Writted by: Ghifar

10.9.2016

04.24 am 

Untuk sementara para readers mohon bersabar dahulu untuk...karena tugas saya menumpuk dan kuota menipis :'v...sebentar lagi juga story bakal abis kok...tenang satu chapter/volume lagi...sebelum menyelesaikan Story, Saya mau ngobrak-abrik cerita saya dulu. :) saya harap para readers bersabar menunggu perbaikan cerita ...

Bgrds. Ghifar

Secoret Kehidupan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang