Volume: 6 Maulid

428 20 0
                                    

Sudah memasuki bulan maulid,biasanya pondok dan desa akan mengadakan acara maulid besar-besaran di masjid agung yang biasa digunakan para santri untuk shalat dan ngaji

Biasanya para warga yang berantusias untuk mengikuti maulid akan mendonaturkan berkat* yang berisikan masakan matang ataupun hanya sekedar sembako dan snack

Selaku pengurus pondok.Fahmi, Fadhil, Fadli, Aulia, Ahul dan Adnan akan menjadi panitia penyelenggara yang mengatur kegiatan dengan dibantu beberapa pengurus inti, biasanya para panitia [hanya]  dibutuhkan pada saat pembagian berkat karena dikhawatirkan ada masyarakat yang berdesak-desakan dengan santri putra ataupun putri yang menginginkan berkat. Toh biasa nya maulid di masjid selalu di adakan tepat pada tanggal tua tepat di mana para santri kekurangan uang pokok mereka yang di habiskan di saat tanggal Muda 

Untuk keamanan para pengurus pondok akan bekerja sama dengan linmas** Desa Mekar jaya agar pelaksanaan maulid khidmat

***

Rapat pengurus yang biasanya membuang waktu cukup lama, membuat Fadhil tertidur selama rapat berlangsung. Dia hanya bisa menahan kantuk walaupun Ustadz Yunus sudah mencekik tajam kepadanya seakan-akan matanya bersiap menghunus jantungnya.

"Oh ya kang kalo yang baca maulidnya nanti akang sendiri kan?" Tanya Fahmi sambil membaca materi pembahasan rapat hari ini

"Saya sih jadi apa kang?" Celetuk Adam  sambil mengacungkan tangannya

"Kamu jadi penonton!" Sahut Kang Yunus 

Wajah Adam memelas

"Bohong nanti kamu jadi yang mainin genjring kamu kan lumayan kalo main genjring" ujar Kang Yunus mengoreksi perkataannya tadi

"Kang maulidnya mulai dari jam berapa?" Tanya Adnan

"Yah....tunggu sampe Kh. Syihab sama KH. Fathul dateng aja"jawab kang Yunus 

"Paling sekitar jam 12.00"  tambah Santoso selaku ketua panitia yang kini tengah berdiri di belakang kang Yunus 

"Untuk pembagian genjring bakal di atur sama Mas Wisnu dan Mas Dzulkifli "ujarnya lagi sambil membenarkan letak kacamata berlensa Cembung itu.

"Rapat selesai saya mau ada urusan di baldes dulu assalamualaikum" pamit Kang Yunus mengingat kini sudah pukul 17.00, selaku pengurus desa ia harus menghadiri acara itu atau reputasi nya akan memburuk di masyarakat 

"Wallaikumsallam"balas seraya semua pengurus

Rapat berlangsung membosankan, seusai rapat, satu per satu santri meninggalkan ruangan. Kini tinggallah Fadhil sendirian yang tertidur disana. Dia bahkan tidak sadar jika Ustadz Yunus sudah mengunci pintu ruangan pengurus pondok.

****

"Parah masa ane jadi panitia pembagian berkat"dengus Aulia 

"Tenang Au...ane juga kok"celetuk Fadhil yang duduk di sebelah Aulia.

"Si Fadli malah kasihan amet sama santri putri tugasnya" bisik Fahmi kepada Aulia yang tengah di landa ke-galauan karena ia mendapatkan bagian pembagian berkat yang di notabane kan sebagai penjaga berkat. Mengingat suka ada ibu-ibu atau santri bandel yang suka mengambil berkat sebelum waktu nya. 

"Si Ahul bakal ngaco engga main genjringnya" gumam Adam yang kini tengah menikmati makan malam nya di sebelah Adnan

"Dilihat aja nanti"ujar Adnan sambil memasukkan suapan terakhir makan malamnya.

"Ente jadi panitia keamanan kan Dnan ?" Tanya Fadli 

"Enggak, ane mah jadi dokumentasi yang di suruh foto-foto udah gitu doang...enak kan" jawabnya asal-asalan sambil membawa piring bekas makannya ke tempat cucian.

Secoret Kehidupan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang