Volume 5: Piket Masjid

504 24 0
                                    

 "Ahul..."sebuah suara lembut memanggil pemuda itu, Ahul menoleh ke belakang dan menemukan Nisa sang pujaan hatinya kini tengah tersenyum hangat kepada diri nya.

"Masya Allah...bidadari turun dari langit" gumamnya. 

"Ahul...Bangun deh dan ingat sekarang hari apa" ucap Nisa sebelum akhirnya menghilang di telan oleh kabut yang perlahan-lahan muncul.

"Miftahul Jannah! Bangunn...ente hari ini piket!!!!"  Dan secara tiba-tiba kini Ahul mendengar suara dari atas sana. sampai akhirnya...

"Huah!!!" Pekiknya. Tubuh besarnya lalu reflek terlempar jauh dari kasurnya. Ia lalu mendongak ke atas dan menemukan Kang Yunus.

"Kamu dari tadi di bangunin sama Santoso kagak bangun-bangun...sekarang buruan kamu ke masjid. sekarang giliran regu kamu piket "perintah Kang Yunus sambil meninggalkan kamar 4-3 yang kala itu sepi di tinggal para penghuni yang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Innalillahi...beruntung aja ane gak keceplosan ngomong Nisa" gumam Ahul sebelum akhirnya memutuskan untuk bangkit menuju Kamar mandi

***

Santoso atau lebih lengkapnya Abdul Santoso adalah ketua pengurus pondok ini. Dia berusia 17 tahun dan duduk di kelas 2 MA (Madrasah Aliyah setingkat SMA). Terkenal dengan berbagai bakatnya di segala bidang, bahkan pemuda itu bisa di bilang sebagai pangeran di pondok Putra 

"Marno, ente nge pel sama nyapu shaf laki-lak sama Fadhil, Terus Fadli sama Fahmi bersihin kamar mandi, Lana ama Adnan bersihin tempat wudhu perempuan. Terus Hamdan sama Aulia nyapu sama nge pel shaf perempuan, terus Bang Wisnu bantuin ane bersihin tempat wudhu laki-laki" ujar Santoso membagikan tugas kepada masing-masing anggota regu nya

"Aye aye captain !" Seru semuanya dan melaksanakan piketnya dengan khidmat walau ke khidmatan itu hanya berlangsung beberapa menit, terlebih ketika Ahul dan Fadhil selesai menyapu. Ahul yang tidak suka bekerja secara kaku seperti Santoso, mulai menyusun rencana untuk menghilangkan rasa bosannya 

"Hiya....!!!" Karena merasa bosan mengepel masjid yang memiliki ukuran sebesar bangunan pondok pesantren ahul nekat mengepel dengan cara nya sendiri yaitu dengan cara lap nya ia naiki dan ia seluncuri

"Wi...!!!"

Bruak...

Ahul terjatuh untuk pertama kalinya

"Woi nanti Santoso ngamuk aja...nanti kalo jadi terroris lagi kan bakal jadi repot...." ceplos Fadhil mengingat Santoso adalah nama dari pemimpin terroris yang cukup terkenal di Indonesia. 

"Ane bosen Dhil "gumamnya sambil ber-sleding ria

"Kena ember Fadhil....siap-siap naik ke pelaminan sama si nisa!" Ancam Santoso ketika ia menyadari perbuatan Ahul

"Tenang aja napa ga bakal kena ini" sahut Ahul

"Hiya...!!!" Untuk kedua kalinya Ahul mulai kambuh penyakit gila nya,ia men seluncuri lantai yang baru saja di pel olehnya  layaknya peselancar amatir

"Marno !!!" pekik Fadhil sedikit naik darah 

"Fadhil!!!" Balas Ahul 

"Kalo dimesjid jangan teriak !" Bentak Aulia yang tengah membersihkan jendela shaf bagian laki-laki 

Inilah penyakit anak santri putra--tolong garis bawahi khususnya untuk tipe santri kayak Ahul--akan selalu merasa bosan ketika mengerjakan apa yang ia tak sukai.

"A...aye sir!" kedua nya bungkam karena jika Aulia marah maka ada beberapa hal yang kaan terjadi. 

"Oh ya udah jam 2 lagi, udah bersih belum?" Tanya Santoso seraya ia mendongak ke arah para anggota regu piket.

Secoret Kehidupan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang