HUJAN DAN SURAT MISTERIUS

18 1 0
                                    

"eh, maaf" kata Fire sambil melepas tanganya, Aku juga melakukan hal yang sama. Jantungku masih berdegup kencang walau tangan kami sudah tidak bersentuhan. Fire lalu mengambil bola tersebut lalu meletakkannya di rak

"akhirnya sudah selesai, balik yuk" kata Fire, Aku mengangguk. Kami berdua berjalan menuju ke kelas. Kami lalu berpapasan dengan Zic yang turun dari tangga.

"tumben berdua" kata Zic dengan nada yang sedikit menyindir?

"habis bantu Pak Nato memindahkan barang" jawab Fire, Aku lalu menatap Zic, dan Zic menatapku dengan sorot mata yang dingin, sangat dingin. Cowok itu lalu berjalan mendahului kami.

Setelah bel pulang berbunyi, aku dan yang lainnya keluar dari kelas.

"Azu... cepatlah... aku ingin segera pergi makan" kata Erika

"baiklah sabar ya- eh?" Aku menemukan sepucuk surat di dalam lokerku, aku menoleh kekanan dan kekiri.

"ada apa? Oh oh! Sebuah surat! Ayo kita lihat isinya!" kata Erika sambil merebut surat itu dan membacakannya

"kau tau, saat tangan kita berpegangan aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di dalam tubuhku, dan sejak saat itu rasa ini makin bertumbuh"

"ea.... Dari siapa nih?" Tanya Erika

"aku nggak tau" kataku, meskipun kata katanya tidak terlalu puitis namun tetap saja aku tersipu ketika mendengarnya.

"hm... dari siapa ya? perlukah kita bertanya pada yang lain?" Tanya Erika

"enggak, enggak usah" kataku sambil mengambil surat itu

"cie... mukamu makin merah tuh! Atau jangan jangan kamu sudah tau siapa dia!" kata Erika, yang membuatku kembali teringat dengan kejadian di ruang olahraga tadi.

Apa Fire yang menulisnya untukku? Entalah namun memikirkannya sudah membuatku melayang.

"hm... kau akan latihan nanti?" Tanya Erika, Aku mengangguk

"yah... artinya aku harus pulang sendiri donk" katanya sambil cemberut.

"kalau urusan pulang aku rasa kamu dah yang paling seneng" kataku

Saat latihan basket, Aku lebih sering berlatih dengan Vanka, cewek itu salah satu orang yang dekat denganku. Selain itu, hanya dia yang mau berpasangan denganku kalau sedang latihan Passing maupun latihan bertahan.

"Seandainya kamu berada di tim utama" katanya padaku sambil melempar bola

"Aku lebih nyaman menjadi cadangan" kataku sambil menerima bola yang ia passing

"Hai girl" sapa Fire yang mendekat kearah kami, kenapa dia kesini?

"Fire? Kau tidak sedang latihan?" tanyaku

"enggak, lagi pula aku juga ingin bermain bersama kalian" katanya

"Dia siapa?" bisik Vanka

"Fire perkenalkan ini temanku Vanka, dan Vanka ini Fire" kataku mereka berjabat tangan.

"senang bertemu denganmu" kata Vanka

"nah, kalau begitu bisa kita lanjutkan latihannya?" kata Fire lalu merebut bola yang ada di tanganku

"oh jadi dia menantang kita, Ayo Azu kita tunjukkan kemampuan kita" kata Vanka, Aku mengangguk.

Kami lalu saling merebut bola, Fire ternyata cukup gesit juga, namun dia tidak tau kalau dia melawan Aku dan Vanka dia pasti akan kalah telak. Kalau kita tandingnya satu banding satu ya pastilah Fire yang menang.

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang