A STORY THAT YOU DON'T KNOW

28 2 0
                                    

SOME ONE POV

Apakah salah memiliki perasaan? Entahlah tiba – tiba saja pertanyaan itu muncul di balik benakku, hari ini matahari bersinar dengan terang sampai – sampai aku tidak kuat melihat keatas, padahal sekarang baru pukul 7 pagi. Semua siswa masuk ke dalam areal sekolah begitu juga denganku. Namaku entahlah kalian bisa memanggilku siapa saja, yang penting enak didengar. Aku lalu mencoba melihat kearah atas tepatnya kearah atap sekolah, sinar matahari mulai sedikit tertutupi awan dan aku dapat melihat dengan jelas kalau ada seorang cewek sedang berdiri disana sambil melihat kearah bawah, lebih tepatnya areal sekolah.

Entah mengapa jantungku berlari marathon.

Cewek yang aku sukai sedang melihat kearah bawah, tepatnya kearahku. Apa mungkin dia sedang melihatku atau sedang memperhatikanku? Entahlah pertanyaan itu muncul langsung dari benakku.

Atau mungkin juga tidak

Cewek itu lalu menghilang dan aku kembali pada dunia nyata. Aku lalu memasuki gedung sekolah, dan masuk kedalam kelas. Hari ini adalah hari pertama dalam semester ketiga atau lebih tepatnya semester pertama untuk anak kelas 2 SMA. Saat aku masuk ke dalam kelas,

"hai! selamat pagi" kata seorang cewek sambil tersenyum kearahku, perasaan itu langsung mengalir di tubuhku dengan hebat. Cewek itu, cewek yang sering berdiam di atap sambil melihat kebawah, cewek yang bayangnya selalu berdiam di dalam otakku kini berada di depanku dan tersenyum kepadaku.

"ha-hai" kataku membalas sapaannya, dia mengulurkan tangannyamemulai sebuah perkenalan, aku menyambut tangannya. Dan saat itulah aku mengenal dirinya secara langsung. Ini mungkin terdengar klise, aku sudah mengetahui namanya dan juga wajahnya sebelum pertemuan kami ini. Yah sejak aku menyukainya pertama kali aku mulai mencari namanya dan kelasnya. Dulu sewaktu aku kelas sepuluh, kami tidaklah sekelas namun setidaknya kelas kami berseberangan, jadi aku masih bisa bertemu dengannya ataupun berpapasan dengannya.

Dan sekarang kami sekelas, entah mengapa aku sangat bahagia ketika mengetahui hal ini, bahkan beberapa hari setelah mengetahui kalau kami sekelas aku langsung berlatih untuk menyapanya duluan serta berkenalan dengannya, namun pada kenyataan malah terbalik, justru dia yang pertama kali mengulurkan tangan untukku. Setelah berkenalan dengannya aku langsung mencari tempat duduk, sebuah kursi kosong dekat jendela adalah pilihanku. Aku segera menaruh tasku disana , lalu duduk.

Aku masih ingat kapan pertama kali kami bergandengan tangan, saat itu mungkin dia tidak menyadarinya Karena sewaktu itu dia sedang fokus untuk pergi kesuatu tempat, namun aku menyadarinya. Kembaranku bahkan menertawakanku saat aku mengatakan apa yang terjadi di hari itu, dia bilang seharusnya akulah yang memberi kesan bergandengan tangan duluan darinya. Aku diam karena kesal sedangkan kemabaranku itu tertawa sambil menjalankan mobilnya menuju rumah kami. Dia memang benar, seharusnya aku yang memulai duluan sebagai laki – laki.

Terkadang diam – diam aku juga memperhatikan dirinya yang sedang duduk sambil melihat kearah bawah saat berada di atas atap. Kebiasaannya itu baru kuketahui setelah aku memberanikan diri untuk mengikutinya.

Meskipun aku menyukainya aku hanya diam, bahkan saat kami mulai dekat dan menjadi teman aku tetap berpura – pura tidak tertarik dalam kepengecutanku. Tapi akhirnya aku menyadari kalau aktingku itu hanya akan menumbuhkan luka yang mendalam di hatiku. Jadi katakana padaku apakah salah jika aku mempunyai perasaan ini? Kenapa akhirnya aku mendapatkan luka? Apakah seperti ini rasanya jatuh cinta?

Hari itu aku melihat matanya yang memandang seseorang, caranya menatap orang itu sama seperti caraku menatap dirinya. Dalam kenyataan akhirnya aku menemukan bahwa diriku bahkan bukanlah orang yang dia cintai ataupun orang yang dia harapkan. Aku bahkan bukanlah seorang heroin ataupun tokoh yang didukung dalam cerita cintanya, aku akhirnya menyadari peranku hanya sebatas seorang tritagonis yang hanya muncul beberapa kali. Bahkan mungkin bagi seorang tritagonis muncul dalam adegan cerita merupakan sesuatu yang langka dan sebuah keberuntungan.

Meskipun aku hanyalah seorang tritagonis atau bahasa kesehariannya tokoh sampingan, namun aku selalu ada untuk mendukungnya dengan diam – diam. Sama seperti tugas umum tokoh sampingan yang mendukung tokoh utama secara tidak langsung. Terkadang aku menyempatkan diri untuk melihatnya yang sedang bermain basket, bahkan aku mendukungnya dalam pertandingan perdananya.

Hingga kini aku tidak mengatakan perasaanku kepadanya, mungkin aku tidak akan pernah mengatakannya, aku tau aku tidak bisa kembali ke masa itu.

Hari itu aku melihat tatapan matanya yang mengisyaratkan kesedihan yang mendalam. Saat itulah aku merasakan ada sesuatu yang menohok hatiku.

Aku bahkan tidak bisa melindunginya

Aku lalu mengumpulkan segenap kekuatanku, aku akan berusaha untuk meringankan hatinya. Walaupun aku hanyalah tokoh tritagonis yang mungkin tidak diharapkan hadir di cerita ini.

Dia tidak akan mengetahui kisah ini, dan aku adalah satu satunya orang yang mengetahui kisah ini.

Kisah dimana perasaanku mengalir

cerita ini terinspirasi dari lagu yang berjudul sama
Kimi no shiranai monogatari atau kisah yang tak kau ketahui dalam indonesia
Lagu ini lyla dapet waktu mencari lagu hakimono to kasa no monogatari atau kisah sepatu dan payung.

Tentunya lagu dan part ini di dedikasikan untuk sang pangeran merpati yang emang jarang muncul.

Ngomong" arti lagu ini bagus
Lho...

Gini lho...

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang