KEHANGATAN SAYAP MERPATI

26 2 0
                                    

melakukan pemanasan, begitu juga dengan siswa yang lain. Hari ini kelasku mendapatkan jadwal penjaskes. Erika sudah berlari sebanyak 8 kali tanpa berhenti, dia memang mempunyai kemampuan yang baik di bidang olahraga. Jangan panggil aku Erika kalau aku tidak bisa berlari secepat angin, itulah kata – katanya saat memperkenalkan diri. Dia lebih percaya diri dan juga sangat baik hati, berbeda denganku yang tidak terlalu percaya diri. Setelah melakukan pemanasan selama 10 menit, guru olahraga pun meniupkan peluitnya. Semua siswa berkumpul dan membentuk barisan.

"baiklah anak – anak sekarang kita akan mempelajari basket" kata Guru tersebut,

"Azu dan Fire tolong tunjukkan beberapa tekhnik dasar dari basket" kata Pak guru, tunggu dulu?! Aku dan Fire?! Kami lalu maju, pak guru lalu memberikan bolanya kepadaku. Fire mengangguk,

"baiklah teknih pertama adalah mendrible" kataku sambil memantulka bola itu kelantai.

"lalu yang kedua passing" kataku, sambil menghadap Fire. Aku melempar bola itu, dan Fire menangkapnya dengan baik. Aku harus menahan rasa ini, ya rasa deg – deggan sekaligus sakit yang datang bersamaan saat aku bertemu dengan Fire. Aku dan Fire menyebutkan dan mempraktekkan beberapa tehnik yang ada di permainan bola basket. . setelah itu semua siswa belajar tehnik basket.

"bukan begitu cara mendribelnya" kataku, sambil memperlihatkan cara mendribel yang benar kepada temanku. Ya aku dan Fire menjadi astiten guru olahraga kami di bidang basket. Fire melambaikan tangannya kearahku, aku lalu mendekatinya.

"Azu tolong perlihatkan gerakan passing pada mereka" kata Fire sambil melempar bola basket kearahku, aku menangkapnya dan melemparnya kearah Fire lagi.

Aku suka Vanka, aku suka vanka, aku suka vanka. Entah mengapa kata – kata itu terngiang ngiang di telingaku. Aku berusaha untuk tetap fokus, namun panah – panah itu terus menghujam hatiku.

"kok melamun terus?" Tanya Erika saat kami menunggu giliran untuk berganti pakaian di ruang ganti, aku menggelengkan kepala

"sudahlah jangan pikirkan orang itu" kata Erika sambil memegang bahuku, aku mengangguk pelan. Susah ya memang susah, susah untuk melepas perasaan yang sudah ada di dalam hati, apalagi orang yang kau suka bisa setiap hari kau lihat. Itu membuat perasaan baru muncul di hatimu, rasa sakit.

Setelah berganti pakaian, aku memutuskan untuk tidak ikut makan siang bersama yang lainnya di kantin. Erika ingin terus bersamaku, tapi aku menyuruhnya untuk meninggalkan aku sendiri dulu. Aku ingin menenangkan diri, Aku membuka lokerku untuk mengambil buku perpustakaan dan beberapa pucuk surat berjatuhan, dengan cepat aku memungutnya lalu sesegera mungkin pergi ke tempat yang sepi. Saat aku tiba di perpustakaan aku langsung mencari tempat yang nyaman untuk membuka 3 pucuk surat itu. Aku memutuskan untuk duduk bersandar pada dinding dekat rak buku fisika dan sejenisnya. Tempat yang sepi dan jarang untuk di kunjungi oleh siswa.

Apa kau baik baik saja? Tolong katakan apa kau baik baik saja?aku sangat khawatir padamu.

Itulah isi surat pertama, aku lalu membuka surat kedua

Jika kau merasa sedih ataupun kesepian, ingatlah satu hal aku ada untukmu, jika kau merasa kedinginan bayangkan saja aku memelukmu dengan hangat menggunakan kedua sayapku.

Entah kenapa aku merasa hangat setelah membaca surat kedua ini.

aku akan melakukan segalanya agar air mata itu tidak jatuh lagi di pipimu. Kau tau setiap kali aku tidak melihat senyummu aku merasa dunia berubah menjadi neraka.

Dia ada di dekatku? Aku melihat kekanan dan kekiri tidak ada orang disekitarku. Oke aku terlalu berlebihan untuk memikirkannya. Dan di salah satu surat terlihat sebuah gambaran burung merpati. Aku tersenyum ketika melihatnya.

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang