tweelf

1K 116 28
                                    

"Apa yang kau lakukan disini?!"

"Tak kusangka kita bertemu lagi disini." katanya. Aku mengerutkan keningku, "lalu kenapa jika kita bertemu lagi?"

"Hey Aster, aku masih menyayangimu, jadi bagaimana kalau kita balikan?" Dylan―mantanku, memberikan smirk khasnya yang sangat menjijikan. Aku menggeleng kuat-kuat, "in your dream, otak mesum. Sekarang pergilah!"

Dylan tertawa, "tidakkah kau ingat kalau kau bersujud-sujud padaku untuk minta balikan? Sekarang aku sudah menurutimu."

"Bodoh, itu dulu. Tidak bisa bedakan, ya!"

Dylan berdiri, mengangkat tangannya yang kasar menuju ke daguku. Menariknya lembut, lalu menciumku. Rough.

Fuck, I can't handle this.

Aku meronta-ronta, namun sialnya tubuh Dylan lebih kuat dariku. Tangan jahilnya menyusup dibalik kaosku dan menggelitik 'hal' dibaliknya. Shit. Ini milik suamiku kelak, dasar kau bodoh!

Aku kembali mendorongnya, memukul tangannya menjauh namun ia tetap menciumku dan menggelitik my boobs. Bahkan ia melakukannya di Cafe seperti ini. He is stupid or fools?!

Dan.. BAM.

Aku tahu ada yang memukul Dylan, karena aku bisa merasakan nafas bebas sekarang. Nafasku tersengal-sengal, menatap orang yang memukul Dylan sambil mengelap bibirku kasar.

"Dasar jalang, uh shit." Dylan mengumpat, memegangi ujung bibirnya yang biru.

Kukira itu Brooklyn, namun ternyata itu Martin.

Lah, apa yang ia lakukan disini? Mengikutiku?

"Oh, jadi kekasihmu Martin Garrix? Itu yang membuatmu tidak mau kembali padaku?" Dylan menyeringai, "asal kau tahu, ia akan menggunakanmu sebagai one night stand-nya lalu meninggalkanmu sebagai bekas."

Dylan tertawa, lalu pergi keluar Cafe dengan sempoyongan.

Hening.

Aku ingin memulai pembicaraan, namun bingung dari mana.

"T-terimakasih, Martin." kataku pelan. Martin berbalik, "berhati-hatilah."

Aku memegang bahunya, "kau mau kemana?"

"Pulang."

"Aku ikut." kataku, lalu mengambil tas selempangku dan pergi mengikuti Martin. Rasanya niatan lunch bersama Brooklyn sudah hilang sama sekali.

Aku segera men- texting Brooklyn. Namun ternyata sebelumnya ia mengirimiku pesan juga.

Brook: stuck in traffic. Aku masih sgt jauh, kau akan menunggu?
Aster: can we cancel it? Aku sedang tdk enak badan and maybe you should come to my house sometimes. Sorry brook x

*
Aster berjalan di depanku, tetap sibuk dengan headset- nya. Oh god, lihat saja bokongnya. Meliak-liuk seiring ia berjalan. Did she trying to tease me, huh?

Duh Martin, berhenti memikirkan itu, ingatlah dengan nama belakangmu.

Hm, aku benar-benar kesal dengan apa yang menimpaku sekarang.

Aku suka Lynn luar-dalam, namun entah bagaimana yang Lynn rasakan sendiri. Dilain sisi Aster mampu membuatku dilema akan perasaanku sendiri.

Jika aku menyukainya, apa ia akan menyukaiku kembali?

Namun sepertinya ia lebih menyukai pemain bola daripada DJ abal sepertiku. Huh.

"MARTIN MENUNDUK!!!!"[]


Castnya Aster enaknya siapa ya, sis?

how martin met sarah   +garrix (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang