zes

1.2K 131 10
                                    


"MARTIN! AYO PULANG!" Aku meneriakkan tepat di telinganya. Martin menoleh, wajahnya menyiratkan 'shut up, bitch' padaku. Apa? Kau pikir aku salah?

Ia menghiraukanku, kupikir ia akan berpamitan atau apa, namun ternyata ia tetap asyik menggoyang-goyangkan pantat tak seksinya itu. Ralat, itu seksi sekali.

"Hey, kau ada masalah?" tanya seorang laki-laki padaku. Aku meliriknya sepintas, lalu berniat melangkahkan kakiku menjauhinya, namun dengan sigap ia mencekal tanganku. "Hey, tenanglah. Aku tidak macam-macam denganmu," kata laki-laki itu, aku tetap membuang mukaku.

Aku menunjuk Martin dengan daguku.

"Martin Garrix? Ia siapamu?"

"Nothing. Annoying evil. Bad boys. Ah semua yang jelek-jelek untuknya." Kataku.

Lawan bicaraku tertawa. Suaranya sangat renyah. "Kenalkan, aku Brooklyn." Katanya. Aku menoleh padanya. Heck, Brooklyn Beckham? Aku menganga lebar, namun dengan cepat aku menjabat tangannya. "Aster."

"Kenapa?" tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeleng malu. Aku pasti terlihat seperti keledai bodoh di depannya. Lagipula, ini Baverly Hills, jadi tidak perlu terkejut saat bertemu seleb disini.

"Bagaimana kalau kau ikut denganku? Kulihat kau tidak begitu nyaman disini." Kata Brooklyn. Aku mengangguk. Take me with you, Brooklyn.

Brooklyn memberiku gelas bening yang kulihat berwarna biru dengan buah leci didasarnya. "Itu cocktail." Kata Brooklyn. "Ada alkohol namun kadarnya sangat sedikit. Tidak akan membuatmu mabuk."

Okelah. Akhirnya kuminum cairan itu. Rasanya manis dan didominasi rasa lecinya. Not that bad.

"Kau mengenal Lynn dari mana?" tanya Brooklyn. Aku mengerutkan kening, menatapnya bingung. Siapa Lynn?

"Kau tidak mengenal Lynn? Lalu bagaimana bisa kau sampai sini?" tanya Brooklyn. "Sudah kubilang, Martin."

Brooklyn menepuk keningnya, "Aku lupa, maaf." Ia menyengir. Aku membalasnya dengan senyuman.

"Kudengar Lynn berpacaran dengan Martin, namun entah untuk sekarang." kata Brooklyn. Nafasku tercekat, aku mengurungkan diri untuk minum. "Yang benar?" tanyaku. Eh, ada apa ini? Kenapa aku tiba-tiba ingin tahu tentang hubungan Lynn dan Martin?

Brooklyn tersenyum menyeringai, "ada apa, nih? Kau menyukainya, ya?" goda Brooklyn. Aku menggeleng-geleng, dan berusaha mengganti topik. "Eh, itu minuman apa?" tanyaku, sambil menunjuk meja penuh dengan cup-cup berwarna merah yang mencuri perhatianku.

"Itu Vodka." Kata Martin.

Vodka? Apa itu beer? "Em..sepertinya enak. Aku ingin mencobanya."

"Benar? Itu bisa membuatmu mabuk. Sangat malah." Persetan dengan mabuk. Sudah disini, aku harus mencoba Vodka. "Terserah, aku ingin mencobanya, sekali saja."

Brooklyn menggedikan bahunya, mengambilkanku satu cup Vodka. Aku mengambilnya, menimang-nimang sambil menggoyang-goyangkan cairan bening itu. "Jika tidak yakin, tidak usah." Brooklyn menertawaiku. Tidak, aku harus mencobanya.

Aku meminum minuman itu, di tenggorokan rasanya sangat aneh, namun saat sudah di perut..rasanya begitu memabukkan. Aku meminum cairan itu sampai habis, lalu memaksa Brooklyn untuk mengambilkan lagi.

Sampai sekitar 4 cup, aku sudah tak sanggup lagi berdiri. Entah Brooklyn memapahku kemana, yang jelas sekarang aku sudah terduduk lemas sambil melihat Brooklyn sedang debat dengan seseorang yang tidak jelas mukanya. Lalu orang itu merangkulku dan saat itulah aku tidak sadar.[]

-

abis ini aku update lanjutannya yaa. aku kan baik hati;)

btw mulmed pacar keduaku muah



how martin met sarah   +garrix (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang