Chapter 13

2.3K 93 0
                                    

Elora sudah sah menjadi istri seorang Andy. Saat ini elora sedang duduk diatas pelaminan bersama suami tercintanya sekaligus orang yang selama ini dia idam-idamkan. Sedaritadi Andy sama sekali tidak bersuara, elorapun enggan mengeluarkan suaranya.

"Mah.. apa masih banyak tamu undangannya?" Ucap elora yang melihat mamanya dari meja tamu dan segera duduk disamping Andy.

"Sekitar 20 orang lagi el, kamu cape ya?" Tanya mama elora. Andy melirikku sedikit lalu kembali melihat kedepan. Sementara elora hanya menganggukan kepalanya.

"Sabar ya.. kalau sudah jam 8 acaranya selesai kok" jawab mama elora tersenyum. Elora membalas senyumannya dengan lesu kemudian beralih pandangan ke depan.

"Mau makan?" Tanya seseorang dengan suara beratnya. Elora menolehkan kepalanya melihat Andy yang sudah menatap elora dingin.

Elora menggelengkan kepalanya"tidak, terima kasih"

Sementara Andy yang mendengar jawaban elora dia hanya menatap lurus pandangannya lagi dan tidak menjawab perkataan elora.

Setelah selesai semuanya elora segera membersihkan wajahnya yang penuh makeup. Sementara Andy lagi berdebat dengan kedua orangtuanya. Well, apa yang mereka perdebatkan?

"Pokoknya Andy tinggal di rumah andy saja" ucap Andy kesal. Elora yang mendengar ucapan suaminya tadi seakan tahu jika yang lagi diperdebatkan adalah dimana mereka tinggal.

"Terserah lah, tapi kamu janji jika sudah disana sering main ke sini ya. Ajak elora juga. Dan jangan sampai kamu menyakitinya" ucap mama dengan tatapan tajam.

"Oke" jawab andy singkat. Sama orangtuanya aja dingin. Andy segera mengambil barang-barang di kamarnya. Elora yang sedang menguping pembicaraannya melihat andy sedang berjalan kearahnya elora segera masuk ke kamar Andy.

"Kemasi barang-barang lo" ucapnya dingin. Andy mengeluarkan koper dari lemarinya dan memasukan pakaiannya serta barang-barangnya. Sementara elora juga mengemasi barang miliknya tanpa bertanya mau kemana kita?. Karena dia sudah tau jawabannya dan lebih memilih diam.

Andy sudah keluar terlebih dahulu. Sedangkan elora berpamitan dengan kedua orangtua andy.

" elora pamit ya om, tante" pamit elora.

"Hey.. kita ini sekarang jadi orangtua kamu juga loh. Panggilnya mama ayah saja ya tidak usah takut" mama andy membelai rambut elora. Elora sangat nyaman dalam belaiannya seperti mamanya sendiri. Sementara ayah andy hanya tersenyum menganggukan kepalanya.

"Yaudah mama, ayah. Elora berangkat ya takut Andy marah kelamaan. Assalamu'alaikum" elora keluar dari rumah lalu menuju ke mobil Andy.

"Hati-hati nak.. walaikum'salam" ucap mama sedikit berteriak. Elora mengangguk tersenyum dari dalam mobil.

Dalam perjalanan hanya terjadi keheningan diantara mereka. Sungguh setiap kali semobil dengan Andy. Elora senang sekali bahkan senangnya bisa menutupi rasa sakit saat didiemin seperti ini. Di mobil andy benar benar wangi seperti parfum yang dikenakan andy. Dan itu yang membuat elora nyaman. Elora mulai memejamkan matanya. Dan terlelap.

"Bangun el" Andy mengeluarkan suaranya saat sudah sampai di rumahnya. Rumah Andy cukup mewah. Tetapi desainnya lebih ke minimalis. Andy melihat elora sedang menggeliat dan membuka matanya.

"Eh.. kita sudah sampai" ucap elora lesu. Sementara Andy tidak menjawab ucapan elora segera keluar dari mobil dan membawa koper miliknya. Elora yang melihatnya hanya meringis. Andy sungguh tidak memberlakulan elora sebagai seorang istrinya melainkan PEMBANTU YANG BARU SAJA DIA DAPATKAN.

Yatuhan, sampai kapan suamiku seperti ini? Aku tidak bisa meninggalkannya yatuhan. Tapi aku akan merasakan sakit jika terus bersamanya. Keluh elora dalam hati .

Elora segera keluar dari mobil andy dan mengeluarkan koper milik elora dari bagasi mobil. Dan berjalan mengikuti langkah andy.

"Kamar aku dimana dy?" Tanya elora lesu. Elora sudah benar benar lelah hari ini. Andy melangkah ke salah satu kamar. Elora hanya mengikutinya dari belakang.

"Masuk" ucapnya singkat.

Elora segera masuk kedalam kamar.
" lalu kamu tidur dimana? Ini bukannya kamar utama satu lagi ada dibelakang. Apa kamu mau tidur dikamar belakang? Jangan, biar aku saja yang tidur di kamar belakang" ucap elora menarik kopernya beranjak keluar karena tadi elora melihat ada kamar dibelakang mungkin untuknya.

"Bodoh!" Elora memberhentikan langkahnya dan memilih untuk diam. Apa yang dia katakan? Aku bodoh? Aku tidak mengerti kenapa andy memanggilku bodoh? Apa aku terlihat bodoh?. Gerutu elora dalam hati.

"Lo tidur disini! Disini ada kamar penghubung bodoh!" Bentak Andy. Andy melangkah mendorong temboknya yang berada disamping ranjangnya. "Tuh.. lo tidur disana! Masuk!" Lanjutnya menggunakan nada tinggi. Elora hanya menundukan kepalanya menahan tangis lalu berjalan dan mendorong temboknya tanpa berucap apapun. Sungguh elora benar benar tidak tahan.

Elora merebahkan tubuh mungilnya dan mengeluarkan tangisan yang dia tahan sejak tadi.

"Aku gaboleh nangis. Aku kuat" elora menghapus air matanya kemudian memejamkan matanya menahan rasa sakit yang dikatakan andy tadi.


Always Stay In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang