Chapter 12

2.3K 87 0
                                    

Esok tibalah hari pernikahan Elora dengan Andy. Semua sudah siap. Elora yang menyiapkan ini semua tanpa Andy. Disaat teman temannya menghabiskan waktu bersama setelah wisuda untuk kelulusan S2 elora malah tidak bisa berkumpul dengan teman-temannya. Elora memilih untuk mempersiapkan pernikahannya. Betapa sedihnya elora menyiapkan pernikahan tanpa seorang laki - laki pendampingnya nanti.

Terlebih lagi biasanya sepasang kekasih yang akan segera melaksanakan pernikahan pasti memilih teme pernikahan sesuai dengan keputusan bersama. Tapi bagaimana dengan elora-andy?

Flashback ..

Elora sudah mengemudi mobilnya secepat mungkin agar dapat fitting baju dengan andy. Elora sudah sangat lelah jika dituruti dari fisiknya. Bagaimana tidak lelah? Semalam elora tidur larut kemudian paginya ia berdandan untuk foto wisuda. Waktu istirahatnya benar-benar terganggu. Dan elora selalu memikirkan gimana nantinya dia bersama andy.

Saat menerima telepon dari Andy bahwa siang ini dia akan menemani fitting baju elora sangat senang akhirnya andy bisa ikut memilih baju pernikahannya nanti. Karena elora hanya ingin pernikahan ini istimewa karena sekali seumur hidup. Andy pun menjanjikan jika siang ini sehabis fitting baju kami akan memilih tema pernikahannya. Elora sampai merelakan tidak ikut foto bersama teman-temannya. Padahal ini kenang - kenangan terakhir saat elora kuliah. Elora tak mungkin melanjutkan kuliah S3nya.

Elora memakirkan mobilnya didepan butik yang andy berikan. Tanpa berlama-lama didalam mobil elora segera keluar dan memasuki butiknya.

" selamat siang mbak.." sapa pegawai butik. Elora tersenyum sambil mencari-cari dimana andy?.

"Mbak.. mbak ini calon istrinya Pak Andy ya?" Tanya pegawai tersebut.

Elora mengangguk "hem... Andynya mana ya mbak?" Tanya elora

"Gini mbak.. pak andy tadi menelpon saya katanya dia ada hal penting yang harus diselesaikan. Dan dia tidak mungkin menemani mbak fitting baju karena ini lebih penting. Jadi mbak bisa pilih baju sendiri biar kami carikan model bagus untuk mbak"

Jleb..

" oke mbak carikan baju yang simple saja mungkin warna cream sama merah muda. Tidak perlu dicoba bisa kan? Aku harus memilih tema pernikahanku hari ini juga jadi takut keteteran. Gimana bisa?" Ucap elora lesu.

"Loh mbak seharusnya memilih tema pernikahan itu sama calon suaminya. Mbak sepertinya sudah cukup lelah lebih baik istirahat saja muka mbak sangat pucat. Apa mbak daritadi tidak makan?" Tanya pegawai butik.

Elora hanya menghela nafas berat dan menggelengkan kepalanya" Mungkin calon suamiku sibuk. Sudahlah mbak gimana bisa?"

" ukuran mbak banyak kok lagian mbak juga cantik sudahlah pokoknya gampang" senyum pegawai itu sambil mengajukan ibu jarinya.

"Oke, makasih mbak. Saya harus pergi sekarang."

Pegawai itu tersenyum" Sama sama mbak. Jangan lupa makan ya" ucapnya prihatin melihat muka elora yang terlihat pucat. Elora tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dan kemudian keluar dari butiknya.

Setelah fitting baju dan memilih tema pernikahan yang simple menurut elora karena elora entah mengapa jadi tidak mood tapi dia tetap memilih tema yang bagus untuk pernikahannya nanti. Masa bodo jika Andy tidak menyukainya.

Elora langsung menuju kerumahnya dan beristirahat. Kepalanya sudah tidak bisa diajak berkompromi. Dia sudah benar benar pusing. Padahal hari ini dia juga berniat untuk memberikan undangan.

Sampai dirumah elora langsung merebahkan kepalanya. Elora sadar jika dia lemas karena belum ada asupan gizi untuk perutnya. Tetapi mulutnya tidak ingin mengunyah makanan. Dia hanya ingin mengucapkan ' i miss you so much, Andy'

Tanpa berpikir lama elora segera mengeluarkan ponselnya dan mencari nama Andy di kontaknya lalu menekan tombol call.

Tit....

Tidak ada jawaban silahkan tinggalkan pesan.

Elora tidak patah semangat. Dia mengklik call again.

Tit.....

Tit......

'Halo'

'Halo andy'

'Kenapa el?'

'Semua udah siap tapi tinggal undangan aja. Kamu yang nyebar ya?'

'Gue gabisa, masih sibuk'

'Siapa yang nyebar undangan ini andy? Gue udah ngurusin semuanya tinggal undangan aja'

'Gue sibuk.lo aja'

'Tapi sebanyak ini ndy.. gue takut ga kebagi semua. Bayangin 800 undangan'

'Oke gue bagi buat ketemen gue'

'Terus yang lainnya? Teman kamu palingan ada 100. Sisanya gimana?'

'Gue sibuk elora!'

'Oke maaf kalo aku ganggu kamu andy. Aku usahakan agar semuanya selesai. Maaf menganggu kamu. Selamat malam'

Tut...

Mendengar andy berbicara tinggi elora menahan air matanya. Saat selesai menelpon andy dia menguras semua air matanya. Elora merasa tidaklah berguna calon istrinya ini.

Sejak saat itu elora sibuk menyebarkan undangan sampai dia lupa akan kesehatannya. Elora sampai masuk rumah sakit 2 hari. Mama elora ingin menghubungi andy dan membantu menyebarkan undangan yang tersisa. Tapi elora melarangnya, elora selalu beralasan kepada mamanya jika andy sedang sibuk, tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Elora juga berbohong kepada mamanya jika andy sudah membagikan undangannya semua dan sisanya ini andy menyuruh elora yang membagikan. Padahal nyatanya elora semua yang membagikan undangan. Bahkan andy tidak peduli pada pernikahannya sampai tak peduli pada elora yang sedang sakit.

So, apakah aku harus melanjutkan pernikahan ini?

Apakah aku harus mengalah seperti ini?

Apakah aku harus terus sabar menghadapi sifat dinginnya?

Apakah bisa dia sedikit care denganku?

Apakah bisa dia mencintaiku?

Apakah bisa?

Flashback off...











Always Stay In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang