[Jin X Han Hyunri]
Hyunri POV
Seokjin menatap Hyunri tajam.
"Kau terlambat lagi, Hyunri-ya."
"Mianhae chef ... Traffic problem hehee."
Aku memberikan cengiran kudaku, berharap Seokjin memaafkanku lagi kali ini. Seokjin adalah chef direstoran tempat kerjaku. Dia memasak segala sesuatu disini. Sementara aku hanya menolongnya dengan melakukan hal-hal kecil seperti memotong bahan-bahan, memanaskan, atau menjaga makanan yang dimasak agar tidak gosong.
"Kita masak apa hari ini chef?"
Seokjin melihat kertas kecil ditangannya.
Pasti pesanan pelanggan.
"Mereka ingin kita membuat Pancake dengan vanilla ice cream dan blueberry diatasnya. Mereka ingin tambahan madu juga."
"Bukan pekerjaan yang sulit." Aku menaikkan bahuku, menunjukan bahwa ini memang pekerjaan yang mudah.
"Aku akan menyiapkan bahan-bahannya, Kau bantu pekerja yang lain saja." Jin mengkibas-kibaskan tangannya. Dia mengusirku huh?
"Aye aye captain," sahutku malas.
Aku berjalan keluar dari dapur. Mencari temanku, Lee Sunbin.
"Sunbin-aa," panggilku manja.
Dia terlihat sedikit terkejut dengan kehadiranku.
"Kenapa kau disini? Tidak membantu chef?"
Aku menggelengkan kepalaku dan memasang tampang memelas.
"Dia mengusirku. Kau tahu tadi aku hampir saja disembur omelan olehnya karena aku terlambat. Dia memang suka seperti itu ya."
"Itu salahmu sendiri karena kau terlambat bodoh."Sunbin menjitak pelan kepalaku dan melanjutkan perkataannya, "Tetapi dia benar-benar boyfriend materialku. Dia pintar memasak, kalem, tampan lagi. Aku berharap menjadi istrinya nanti."
Kali ini akulah yang menjitak kepalanya.
"Aigoo mana mungkin dia mau dengan wanita sepertimu. Berhentilah bermimpi Lee Sunbin."
"Memang kenapa? Lagipula dia masih single kan. Mengapa dia tidak mencari wanita huh? Aku yakin pasti banyak yang mau dengan dia."
"Ya aku masih single lalu kenapa?"
Aku terkena serangan jantung ringan mendadak. Seokjin berada tepat dibelakang kita berdua. Bagaimana bisa kami tidak menyadarinya?
"Han Hyunri, aku memintamu membantu bukan bergosip. Bantu aku sekarang."
Aku menundukan kepalaku dan membungkukkan badan sebagai tanda minta maaf. Aku langsung menuju ke dapur dan melihat apa yang harus kukerjakan.
"Aku sudah membuat beberapa adonan disana. Goreng dan flip mereka beberapa kali. Jangan sampai gosong. Pastikan teksturnya tidak terlalu lembek atau terlalu keras."
Seokjin menunjukan bagaimana cara menggoreng pancake. Seperti dugaanku itu mudah. Masukan adonannya, tunggu sebentar sampai adonan agak keras dan balikan mereka dengan cepat.
Aku mulai mengerjakan tugasku, Seokjin melepaskan celemeknya dan mengambil segelas air minum. Aku teringat perkataan Sunbin tadi. Aku sedikit takut untuk bertanya, tetapi rasa ingin tahuku lebih besar sekarang.
"Chef ... Kau tidak bosan sendirian?"
"Maksudmu? Aku tidak sendirian disini. Kan ada kau."
"Bukan itu chef, maksudku kenapa kau tidak mencari pacar? Segeralah menikah."
Seokjin terdiam.
"Aku menyukai seseorang tetapi aku tidak tahu bagaimana perasaannya terhadapku. Kau tahu kan aku bukan tipe lelaki yang pintar mendekati wanita."
"Begitukah?"
Aku membalikan pancakeku, tetapi kali ini meleset. Pancakenya tidak jatuh ke frying pan melainkan mengenai tanganku.
"Akkhhh..." Aku memegang tanganku yang melepuh. Seokjin membelalakkan matanya dan meraih tanganku. Dia menuntunku ke wastafel terdekat. Seokjin membasuh lukaku dengan air dingin.
"Kenapa kau ceroboh sekali?! Bagaimana bisa kau tidak menangkap pancake itu?! Lihat tanganmu sekarang!" Seokjin mengomeliku sebentar tetapi dia tetap telaten mengobati lukaku.
Seokjin keluar dari dapur. Tidak lama kemudian, dia menghampiriku dengan membawa sebuah perban dan salep. Dia mengobati lukaku dengan sangat hati-hati.
"Kalau seperti ini kau lebih cocok menjadi dokter, chef."
Dia hanya tersenyum kecil.
"Aku iri dengan gadis yang kau sukai ... Enak sekali dia mendapatkan lelaki tampan dan telaten sepertimu." Mataku menghadap keatas, menerka-nerka siapa suamiku nanti.
"Untuk apa kau iri?"
"Tentu saja aku iri."
Seokjin menghentikan aktivitasnya mengobati lukaku dan menatap mataku.
"Kaulah gadis yang kumaksud, Hyunri-aa."
Apa telingaku salah dengar?
"Jadi yang kau maksud, Kau menyukaiku?" tanyaku memastikan.
Seokjin menganggukkan kepalanya.
Kami hening sejenak, saling berpandangan.
"Mwoyaaa..." Sunbin masuk kedalam dapur dengan tatapan kaget. Sepertinya dia mendengar semua yang kami bicarakan. Aku menyembunyikan wajahku dihadapannya.
"Hei Han Hyunri ... Dia jelas-jelas menyatakan cintanya padamu dan kau mendiamkannya?" Sunbin berkacak pinggang dan mengisyaratkan 'Terimalah dia bodoh'.
"Chef kau menyatakan cintamu padaku?" tanyaku tanpa pikir.
"Bisa dibilang begitu?" Seokjin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku tidak tahu harus bilang apa tapi baiklah ayo kita coba."
Seokjin tiba-tiba memelukku erat hingga aku tak bisa bernafas.
"Chef ... Aku tidak bisa bernafas."
Aku memukul pelan punggungnya, dia melepaskan pelukannya dan tersenyum sangat lebar. Baru kali ini aku melihatnya tersenyum selebar itu.
"Chef kau menakutkan."
Dia mengecupku sekilas, membuatku terkejut dan membelalakkan mataku.
"Panggil aku Oppa. Sekali lagi kau memanggilku chef, kupastikan bibirmu bengkak nantinya."
Baiklah aku baru tahu kalau dia sedikit... mesum?
.
edited
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYUM!
Random❝Love make us alive. Love and food.❞ Tujuh cerita pendek berbasis romance. Kisah cinta mereka tidak terpisah jauh dengan hal yang menjadi favorit semua manusia, makanan. copyright 2016 © bubble-b