Hai, baca ceritanya sambil dengerin lagu di mulmed yaa ~~
***
Lyla's
Aku benci ketika Shindy selalu membahas hal yang sama. Sudah berulang kali kukatakan jika aku tak ingin membahasnya, karena aku akan terus teringat segala rasa macam sakit yang ditorehkan oleh kedua kakakku.
Aku secara refleks menghepaskan buku yang baru saja aku keluarkan dan meninggalkan Shindy di dalam kelas. Aku pun menulikan pendengaranku ketika Shindy terus memanggilku, maafkan aku, Shindy.
Aku terus berjalan menuju tempat rahasiaku dan Shindy, sudah kupastikan bahwa Shindy akan menyusulku ke sini, dan dugaanku benar. Shindy datang menghampiriku dan memelukku dari belakang. Hangat dan merindukan.
"Lyl..." panggil Shindy.
"Cukup, Shin, jika kamu ingin membahas masalah yang sama dengan di kelas tadi, lebih baik kamu pergi dan tinggalkan aku sendiri," pintaku
Shindy makin mengeratkan pelukannya padaku, berharap pelukan itu akan menghentikan isakan tangis milikku.
Author's
"Aku minta maaf, Lyl. Aku sama sekali enggak bermaksud untuk membahas itu, sunggu," ucap Shindy. Lyla menatap Shindy, dan benar, tidak ada kebohongan di dalamnya.
"Aku tahu, kamu tadi pagi habis disakiti dengan Kak Alex dan Kak Andre, kan? Maaf, bukan maksud aku untuk membahasnya lagi. Sungguh, Lyl. Tapi aku juga merasakan sakit yang sama ketika kamu sakit."
"Darimana kamu tahu? Bahkan aku pun belum menceritakannya pada mu," tanya Lyla penasaran.
"Kamu lupa? Bahkan kamu sendiri yang bilang kalau kita sudah bersahabat sejak kecil," jawab Shindy dengan seulas senyuman yang membuat perasaan Lyla sedikit tenang. Tapi, Lyla masih penasaran dan belum bisa mencerna omongan Shindy barusan.
"Maksud kamu apa, Shin? Aku 3nggak ngerti," tanya Lyla.
"Lyl, aku tau kamu tadi pagi habis nangis, kan? Pasti kamu habis disakiti sama Kak Alex dan Kak Andre, kan? Kenapa kamu enggak cerita sama aku, sih, Lyl," tanya Shindy. Sejujurnya Shindy kesal karena Lyla enggak cerita masalah ini. Pantas saja tadi pagi saat ketemu di gerbang Lyla tampak aneh. Ternyata ada sesuatu yang terjadi padanya.
"Darimana kamu tahu?"
"Aku tahu kamu luar dalam, Lyl. Aku tahu kapan muka kamu nunjukkin kesedihan atau kebahagiaan."
Mendengat itu Lyla memeluk Shindy dengan erat, entah kenapa Lyla merasa nyaman dengan Shindy. Shindy bisa membuat suasana hati Lyla berubah seketika.
"Kamu tahu, kan, Shin, kalo hari ini kita ada ngerjain tugas di sekolah. Itulah alasannya kenapa aku enggak mau jika makin banyak teman-teman yang tahu hubunganku dengan kedua kakakku yang tidak pernah akrab. Aku enggak mau kelihatan lemah dan dikasihani di depan teman-teman, Shin. Makanya aku meminta kalian untuk mengerjakan di sekolah saja," jelas Lyla. Lyla tampak berpikir untuk melanjutkan ceritanya. Shindy pun masih setia mendengarkan cerita Lyla.
"Sampai tadi pagi saat sarapan, aku meminta izin pada mama dan papa untuk pulang sore. Tapi terlihat jelas raut wajah mama yang khawatir, jadi akhirnya papa meminta kak Alex dan kak Andre untuk menjempuku sore harinya. Kamu sudah tahu apa yang terjadi, kan?" tanya Lyla.
"Mereka menolaknya?" tebak Shindy.
"He-em. Begitulah tepatnya. Aku juga heran kenapa mama dan papa tidak melihat kejanggalan hubunganku dengan kak Alex dan kak Andre. Hingga Papa terus memaksa kedua kakakku untuk menjemputku, karena mereka memang tidak mau menjemputku pada akhirnya kak Alex dan kak Andre pergi meninggalkan meja makan, padahal saat itu papa belum selesai bicara," kata Lyla, sambil mengingat kejadian tadi pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovelyla Season 1 END
Ficção Geral[Sudah diterbitkan] Kehidupan yang Lyla alami tak selamanya indah. Mempunyai orang tua yang sayang kepada Lyla, punya dua orang kakak laki-laki yang selalu didambaikan banyak gadis kecil lain. Menurut banyak orang, kakak laki-laki bisa menjaga adikn...