Chapter 14 - Foto

3.3K 178 1
                                    

"Bang ..." ujar Lyla.

"Hm, kenapa, Lyl?"

"Lyla cuma enggak mau Shindy merasakan hal yang sama seperti Lyla," kata Lyla.

Arya mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti apa yang barusan dikatakan oleh Lyla.

"Maksudmu?"

"Walaupun Bang Arya sayang sama Lyla, Bang Arya enggak boleh melupakan Shindy. Karena sebenarnya Shindy yang lebih berhak atas semuanya. Lyla pernah merasakan kehilangan dan disakitin. Lyla enggak mau Shindy juga merasakan hal yang sama," ujar Lyla pada Arya.

Sekarang Arya sudah mengerti maksud Lyla. Di antara Lyla dan Shindy memang tidak ingin saling menyakiti. Mereka saling mengorbankan satu sama lain.

Mendengar ucapan Lyla seperti itu, Arya sadar jika Lyla dan Shindy saling membutuhkan. Mereka seperti benang dan jarum. Untuk menjalankan fungsinya, mereka harus bersatu. Untuk bersatu seperti benang dan jarum itu sangat susah, sama seperti mereka.

"Ya sudah, sekarang kita pulang aja, yuk, Lyl. Kasihan kamu terlihat lelah sepertinya," kata Arya pada Lyla. Arya mengandeng tangn Lyla menuju mobilnya.

Di dalam mobil pun tidak ada yang memulai pembicaraan. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Bang Arya, makasih ya sudah bikin aku berubah pikiran," ucap Lyla. Lyla terlihat malu-malu. Ia malu sudah bertingkah seperti anak kecil.

Bagaimana bisa dia marah dengan Shindy, sedang Shindy adalah sahabatnya dari dulu. Dengan kejadian ini telah menyadarkan Lyla sesuatu. Bahwa Tuhan akan memberikan orang yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

"Tidak apa-apa, kalian memang butuh waktu untuk menyadari semuanya."

"Dih, kan Lyla juga sudah bilang memang butuh waktu. Memang Bang Arya aja yang ngejar Lyla terus untuk menjelaskan semuanya," kata Lyla kesal.

"Karena Abang rasa waktu untuk kalian berpikir sudah cukup. Jangan terlalu lama menunda sesuatu yang seharusnya bisa segera dilakukan," ucap Arya sok bijak. Lyla menggembungkan pipinya tanda kesal karena Arya.

Setelah itu mereka mulai diam. Ah, bukan diam-diam, tapi Arya yang sedang fokus menyetir dan Lyla yang terlihat lelah. Lyla menyandaran tubuhya di kursi mobil, sepertinya dia memang butuh istirahat. Arya mulai sadar dengan tingkah Lyla seperti orang yang sedang kelelahan.

"Tidurlah, nanti Abang akan membangunkanmu kalau sudah sampai," kata Arya pada Lyla. Arya mengelus rambut Lyla, ah sungguh dia sangat merindukan kegiatan rutinnya itu.

Lyla hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya.

"Iya-iya, Bang. Bang Arya yang benar, Lyla yang salah. Puas?"

"Hahaha, Abang memang selalu benar."

Lyla hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya.

Akhirnya Arya dan Lyla sudah sampai di rumah Shindy. Arya memang sengaja membawa Lyla untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Shindy.

Arya tahu kalau Shindy ingin sekali bertemu dengan Lyla.

Mereka masuk ke dalam rumah. Terlihat Diana -Mama Shindy dan Arya- sedang menyiapkan makan siang. Arya menghampiri mamanya.

"Eh, ada Lyla. Kamu akhir-akhir kenapa ini jarang main ke rumah Tante?" tanya Diana.

"Hehehe, akhir-akhir ini sibuk ujian, Tan. Makanya jarang main. Shindy-nya mana, Tan?" tanya Lyla. Dia melihat sekeliling rumah tidak ada Shindy.

My Lovelyla Season 1 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang