(6) Tebing Harapan

10 2 0
                                    

Multimedianya itu chisy.. Nama panjang chisy itu chirstina imdaneka flowsy. Raka itu raka jonathan blumers. Dan bagas itu bagas kenners dengan double n

oOo

Senyap

Hanya terdengar desiran ombak yang menghantam tebing dan bibir pantai.

Indah

Keindahan yang luar biasa.. Sungguh yang maha kuasa menguasai alam semestanya. Keindahan ini benar - benar membuat siapa pun jatuh cinta.

Damai

Hanya ada mereka bertiga, dengan semua beban yang mereka tanggung sendiri. Kini telah keluar. Membuat hati mereka damai.

Kuat

Mereka tidak kuat, tidak pernah kuat. Mereka hanya menguatkan diri masing - masing. Berusaha meninggalkan semua yang membuat mereka lemah.

Takut

Mereka takut.. Takut akan masa depan yang menanti. Takut akan masa depan yang menunggu mereka. Takut mereka masih belum(tidak akan) pernah berani untuk melaluinya.

Chisy mengeratkan genggaman tangannya ke kedua sahabatnya."kalian yang kuat yah.." entah chisy memberikan semangat untuk raka dan bagas, atau malah memberi semangat untuk dirinya sendiri. Tarikan nafas ketiganya sangat dalam. Seolah mengumpulkan kembali jiwa mereka yang telah habis. Tebing yang indah ini menjadi saksi bisu bagaimana semua berawal. Bagaimana persahabatan mereka terjalin sampai 5thn belakangan.

Remaja 2 SMP itu kini bimbang dengan dirinya masing - masing. Mereka telah bertekad untuk kuat dan tidak akan takut.

Tetapi, mereka tidak bisa saling membohongi perasaan masing - masing. Mereka takut. Sebentar lagi matahari akan tenggelam. Tenggelam bersama curahan hati mereka masing - masing. Tenggelam bersama kenangan hari ini. Mereka menatap matahari di ujung laut tersebut. Mataharinya sudah tenggelam setengah.

Dengan lirih satu - satunya perempuan itu mengeluarkan suaranya."Mulai saat ini, nama tempat ini tebing harapan."

"Mulai saat ini kita akan berubah. Kita akan mewujudkan harapan - harapan itu". Lanjutnya mengadahkan pandangannya penuh percaya diri.

"Itu tidak mungkin" lelaki bertubuh kurus dan berkulit albino itu membalas perkataan chisy.

Chisy menatap bagas. Chisy tersenyum."tidak ada yang tidak mungkin. Kita akan berubah dari sekarang. 3thn kedepan kita semua akan lebih baik".

Chisy menarik nafas dalam."3thn kemudian gue akan punya cafe yang terkenal di seluruh indonesia". Chisy merentangkan tangannya gembira. Dia tertawa membuat matanya menjadi sipit. Tawa yang penuh semangat. Seolah - olah remaja 2 SMP itu akan mencapai cita - citanya semudah membalikkan telapak tangan. Seolah - olah masalah yang mereka bicarakan tadi telah hilang.

"Tiga tahun kemudian gue akan lebih tinggi dan lebih cantik. Gue mau kita sekolah di sekolah yang dibangun papanya Raka" chisy tersenyum membayangkan. Berusaha terlihat kuat di depan kedua temannya. Berusaha menciptakan semangat untuknya dan untuk ke dua temannya.

Raka bangkit. Cowok berbadan pendek dengan rambut mangkok itu berteriak dengan lantangnya."kalau gitu gue mau 3 tahun kemudian gue akan tinggi dan jago olahraga!"

Bagas yang awalnya tidak punya kekuatan itu tertunduk dalam kemudian dia berbisik." 3 tahun kemudian gue bakalan punya bodi roti!"

Bagas mengepalkan tangannya kemudian menatap kedua temannya lalu mengangguk mantap. Kedua temannya pun mengangguk mantap.

Saat itu..
Tebing harapan muncul
Saat itu..
Awal mereka berubah
Saat itu..
Angin berbisik mereka akan mencapai harapan mereka
Saat itu..
Semua tak lagi sama

oOo

Chisy pov

Gue mengembuskan nafas dengan sembarang. Biar saja mungkin lalat sudah terkena semprotan air liur gue yang ikut terbawa dengan nafas gue. Atau mungkin bukan lalat yang kena tetapi nyamuk demam berdarah yang kena. Kan lumayan membantu kesehatan orang - orang.

Ingatan masa lalu saat pertama kali gue menamakan tebing harapan. Dan satu persatu harapan itu muncul kembali menyerang gue seperti pedang yang tajam. Yang gue lakukan hanya membuatnya mengalir seperti hujan. Dan gue nggak tau kapan hujan berhenti.

Semua harapan itu sekarang sudah tercapai. Tidak mudah. Hanya saja mungkin memang kami yang terlalu pintar. Sekarang gue udah jadi cewek tinggi dan cantik, mempunyai cafe yang terkenal di indonesia. Bagas sekarang bukan bule berkulit albino, dia udah punya kulit kecoklatan dan perut sixpack. Dan Raka.. Dia juga bukan cowok berambut mangkok yang berpenyakitan. Dia sekarang sudah menjadi cowok populer dan jago olahraga.

Gue tersenyum singkat sebelum tutup botol mengenai kepala gue. Gue berbalik. Siap menyembur siapa saja yang berani melakukan ini. Dan yang melakukannya adalah guru technology menyebalkan tersebut. Gue memutar bola mata malas. Malas meladeni sikapnya yang terlalu lebay.

"Apa yang kamu lamunkan christina folsy?" Huh! Salah menyebutkan nama lagi. Dasar guru norak!

"Christina imdaneka flowsy buuu" gue menekan kan nama ku dengan ogah - ogahan.

Nama sudah bagus malah seenak jidat diganti.

"Saya tidak peduli.."

Gue nggak lebih peduli guru bodoh.

"Saya tanya untuk terakhir kalinya! Apa yang kamu lamunkan!"

Gue tersenyum sinis. Waktunya membalas. "Aku ngelamunin pembalut merk apa yang ibu pakai saat pms gini"

Guru itu melongo. "Mungkin charm? Laurier? Atau sekarang pembalut ibu miring sebelah? Jadi ibu marah - marah terus?" lanjutku. Gue nggak peduli lagi muka guru itu yang sudah memerah.

HAHA

Sekarang guru itu menatap gue siap memarahi. Tapi gue nggak peduli. Gue hanya menatap guru itu bosan.

"Bu, kalau pembalutnya miring dibenerin dong.. Jangan marah - marah ke siswa.. Atau, ibu sebenarnya nggak tau pake pembalut?"

Guru itu menjawab dengan muka merahnya. "Kamu siswa kurang ajar!!! Keluar kamu sekarang juga!!". Gue tertawa tertahan. "Tanpa ibu ingetin juga aku mau keluar kok"

Gue berjalan pelan keluar dari kelas menuju kantin buat nongkring cantik. Saat berjalan ke kantin gue liat raka yang sudah kepanasan dan keringetan. Pasti dia haus. Gue mempercepat langkah menuju ke kantin untuk membelikan raka minuman. Di daun gerbang pintu kantin gue berpapasan sama bella. Gue berjalan terus tanpa memerhatikan parasit sialan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang