Coup de Grace

2.4K 176 26
                                    

Sinka POV

Seperti anak kecil yang sudah tidak sabar untuk diajak ke taman bermain, aku melingkari tanggal di kalenderku. Senyumku langsung melebar ketika mendapati besok adalah hari yang ditentukan. Sebenarnya aku ingin membicarakan banyak hal dengan Gracia malam ini, tapi katanya ia harus rapat sama supervisor pabrik sampai malam. Bahkan kami pun tak makan malam bersama.

Huft...bosan aku. Jujur hiburanku selama di sini hanya mengobrol dengan Gracia atau video call dengan ci Nomnom. Ciciku bilang internet di apartemen ngadat, jadi ga bisa video-call. Yaudah akhirnya malam ini aku hanya guling-guling di atas ranjang sambil melihat-lihat objek wisata yang ada di Jepang melalui hapeku.

Drrt...drrt....

Sebuah pesan Line masuk, aku langsung membukanya ketika mengetahui pesan itu dari Gracia.

'Sinnnnn! Air panasku mati! Aku numpang mandi dong di kamar kamu boleh yahhh??'

'Oh iya boleh dong, Gre. Dateng aja.' Balasku segera.

'Sip, aku ke sana ya, Sin.'

Aku melemparkan hapeku di sisi ranjang lalu cepat-cepat aku ke kamar mandi. Kupastikan kamar mandiku sudah tidak ada lagi pakaian kotor yang sebelumnya kutaruh di sana. Aku juga merapikan sikat gigi, sisir, dan barang-barangku yang berantakan. Biasanya kalau di rumah Ci Naomi yang bawel kalau sedikit saja barangku berantakan, tapi di sini aku lebih bebas untuk 'berantakan'. Hehe.

Ting!Tong!

"Haduh, Sin...untung banget ya aku satu hotel sama kamu, kalau ga aku terpaksa mandi air dingin deh." Kata Gracia setelah kubuka pintu. Ia masuk sambil membawa sebuah kantong yang kutebak berisi pakaian dan alat-alat mandinya.

"Santai saja, Gre. Tapi tumben kamu mandi? Bukannya biasanya males?" tanyaku dengan nada menyindir.

"Niatnya juga mau ga mandi ,tapi tadi aku abis ngecek alat-alat pabrik gitu trus jadi kotor. Ga nyaman banget lah dipake tidurnya juga."

"Oh... iya silakan aja. Tadi aku udah tes air panasnya nyala kok di sini."

Gracia mengangguk lalu aku membiarkannya masuk ke dalam kamar mandiku sementara aku sendiri kembali ke kasurku. Oh ya, astaga, aku membereskan kamar mandiku tapi lupa membereskan kamarku sendiri. Cepat-cepat aku mengambil baju-baju yang kuletakkan sembarangan di kursi dan juga kurapikan bungkus-bungkusan snack yang berantakan di meja.

"Nggg....Sin?"

Aku menoleh ke kamar mandi dan mendapati Gracia menjulurkan kepalanya keluar dari pintu.

"Aku lupa bawa handuk. Kamu ada handuk yang ga kepake ga?" tanyanya.

"Oh, ada, Gre. Ada handuk hotel yang aku ga pake. Bentar ya." Aku membuka lemariku dan mengambil handuk yang sudah tergantung di sana dari awal aku tiba di hotel.

"Pakai ini aja Gre, bersih kok." Aku menyodorkan handuk itu padanya. Gracia yang semula hanya menjulurkan kepalanya, kini tangannya ikut keluar dari pintu. Tanpa sengaja aku melihat pundaknya yang tidak tertutup oleh sehelai kain pun. Ada sedikit basah pada pundak itu, kelihatannya Gracia sudah mulai mandi ketika menyadari ia belum membawa handuk.

Omaigad, kenapa pundaknya saja terlihat begitu menggoda?

"Thank you, Sin." Kata Gre sambil menerima handukku itu.

"Oh iya, Gre." Jawabku cepat sebelum Gre sadar aku memperhatikan pundaknya dari tadi. Pintu kamar mandi menutup dan aku kembali duduk di kasur. Astaga...untuk sesaat tadi darahku benar-benar bergejolak. Aku benar-benar ingin memegang dan mencium pundaknya. Aduh...Sin...Sin...apa yang kamu pikirkan!

The Tale of Two SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang