5 tahun kemudian...
Seorang anak kecil berusia lima tahun berlari ke arahku. Rambutnya yang berwarna dirty blonde dan matanya berwarna hijau sama sepertiku. Di belakangnya ada Jeremy yang berjalan sambil membawa kantung belanjaan.
Yeah, gadis itu adalah Shaelent. Dia keponakanku. Si bayi kecil yang pendiam sekarang sudah tumbuh menjadi gadis berusia lima tahun yang keras kepala. Aku menggandeng tangannya yang kecil.
"Kapan orang yang ada di perutmu lahir, Paige?" tanyanya sambil mengusap perutku.
Aku terkekeh. Setelah pembangunan dinding perlindungan itu aku menikah dengan Jeremy. Setahun kemudian aku hamil. Sedikit shock saat hamil karena itu mengingatkanku dengan Julia – ibu Shaelent – cukup sedih aku mengingat itu.
Kuusap kepala Shaelent, "Bayinya akan lahir bulan depan. Kau tidak sabar?"
Shaelent menggeleng, "Ya. Tapi aku tidak suka jika berbagi kamar."
Aku tertawa, "Tidak akan, Shae. Dia akan punya kamar sendiri."
Jeremy datang dan mencium bibirku sekilas kemudian segera pergi ke dapur. Aku mengikutinya dan dia sedang bersandar di pintu lemari pendingin. Ia melipat tanganya di dada.
"Ada apa?" tanyaku sambil mengusap rambutnya.
Dia menggeleng lalu mencium telapak tanganku.
"Aku hanya merindukanmu." Ujarnya.
.......
Hari kamis yang cerah ini aku memutuskan untuk mengajak Shaelent jalan-jalan di taman. Sudah lama aku tidak melihat taman. Kami berjalan sambil bergandengan. Pagi yang cukup dingin. Untung saja aku masih memiliki jaket tebal.
Shaelent jalan di sampingku. Dia melihat-lihat sekeliling. Ia memang sedikit pendiam namun aku tahu dia sedang berpikir keras karena keningnya sedikit berkerut. Memang tidak seperti batita biasanya. Shaelent lebih mandiri. Ia juga sangat jarang menangis.
"Maaf. Anda Mrs. Rowland?"
Aku terkejut saat mendengar seseorang menyebut nama belakangku. Selama ini aku menggunakan nama Hunter. Laki-laki yang bisa kutebak usianya dipertengahan limapuluh.
"We need to talk. It's very important."
To be continued
(Sequel: The Fighter)
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: The Survivors
Science FictionSerangan dari mayat hidup membuat hidup Paige berubah seratus delapanpuluh derajat. Dia yang hanya mahasiswa harus menanggung beban sebagai ibu untuk keponakannya yang baru saja lahir ditengah-tengah invasi mengerikan ini. Bagaimana kehidupan Paige...
